SERUAN AR-RAHMAN DI BULAN PENGAMPUNAN

Naskah Khutbah
Abu Uwais
06 Mar 2025
SERUAN AR-RAHMAN DI BULAN PENGAMPUNAN

JUMAT, 07 Ramadan 1446 H / 07 Maret 2025 M
Oleh Alif Jumai Rajab, Lc., M.Ag.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Tahun-tahun berlalu dengan cepat, bulan-bulan bergantian, hari-hari pun demikian berlalu cepat tak terasa, malam-malam datang silih berganti, jam-jam terus berputar, dan setiap detik berlalu tanpa henti, semuanya menarik kita mendekat kepada Allah.

Setiap kali fajar menyingsing, seakan ada seruan yang menggema:

يَا بَنِي آدَمَ، أَنَا خَلْقٌ جَدِيدٌ، وَعَلَى عَمَلِكَ شَهِيدٌ، فَاغْتَنِمْنِي، فَإِنِّي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَنْ أَعُودَ.

Artinya: "Wahai anak Adam! Aku adalah ciptaan yang baru, dan aku menjadi saksi atas amal perbuatanmu. Maka manfaatkanlah aku sebaik-baiknya, karena aku tidak akan pernah kembali hingga hari kiamat."

Inilah bulan Ramadan telah datang kepada kita dengan segala keberkahannya, rahmatnya, kabar gembiranya, serta kebaikan-kebaikannya yang tak terhitung. Bulan yang penuh dengan puasa dan qiyam, di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, tersedia pintu Ar-Rayyan bagi orang-orang yang berpuasa, ada zakat fitrah yang menyucikan jiwa, kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan i'tikaf, tilawah Al-Qur’an, kedermawanan, dan berbagai bentuk kebaikan.

Betapa indahnya ucapan yang sering terdengar di bulan ini:

رَمَضَانُ كَرِيمٌ

Ramadan itu penuh kemuliaan!

Hari-hari di bulan Ramadan begitu terbatas, jam-jamnya terhitung, dan malam-malamnya penuh keberkahan. Maka, jadikanlah bulan ini sebagai waktu untuk ketaatan, keikhlasan, dan persiapan menuju hari akhir. Berpuasalah dengan penuh iman dan pengharapan pahala, tegakkanlah qiyamullail dengan iman dan keikhlasan, bacalah Al-Qur’an sebagai bentuk kedekatan dan kemuliaan, perbanyaklah dzikir dan shalat sebagai bentuk ihsan dan petunjuk, berinfak dan berbagi sebagai wujud syukur dan pujian kepada Allah. Gunakan setiap detiknya untuk kebaikan, karena bulan ini adalah ladang pahala yang tak tergantikan!

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Setiap kali bulan Ramadan tiba, jiwa-jiwa orang saleh merindu, hati-hati orang beriman bergetar, tekad para perindu bersiap menyambutnya, dan semangat kaum muslimin bangkit untuk berpuasa dan menegakkan qiyam, berdamai dan menyebarkan kedamaian, berlomba dalam kebaikan dan saling berkasih sayang, memperbanyak tilawah Al-Qur’an dan menebarkan kebaikan kepada sesama.

Ramadan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga bulan perbaikan diri, penyucian hati, dan peningkatan amal!

Inilah ramadhan di mana tenggorokan kita merasa kehausan, tetapi hati menjadi sejuk dan tenang.

Bulan di mana ruh dipenuhi cahaya, walau tubuh melemah karena lapar dan dahaga, tetapi iman justru semakin kuat.

Bulan di mana aktivitas duniawi melambat, tetapi hubungan dengan Allah semakin erat dan mendalam.

Ramadan adalah perjalanan ruhani, di mana setiap detik yang dilewati mendekatkan kita kepada rahmat, ampunan, dan ridha-Nya!

Para salafussalih, enam bulan sebelum Ramadan tiba, mereka sudah berdoa memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan suci ini. Dan ketika Ramadan berakhir, mereka terus berdoa selama enam bulan berikutnya agar Allah menerima amal ibadah mereka. Mereka juga berharap andai saja seluruh bulan adalah Ramadan.

Begitulah hati yang penuh keimanan; rindu akan kebaikan, berharap ampunan, dan terus mengharap keberkahan sepanjang waktu.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Telah datang bulan Ramadan dengan segala kebaikannya!

Datang dengan iman dan Al-Qur’an, datang dengan ihsan dan ampunan, datang dengan harapan dan doa, datang dengan kemurahan hati dan kedermawanan, datang dengan puasa dan shalat, datang dengan kesetaraan dan kepedulian, datang dengan silaturahmi dan kasih sayang kepada yatim, datang dengan kerja sama dan solidaritas.

Ramadan datang mendekatkan yang jauh, mendamaikan yang berselisih, membahagiakan yang miskin, dan menyayangi yang membutuhkan.

Maka, sambutlah bulan ini dengan hati yang lapang, jiwa yang bersih, dan amal yang terbaik!

Ramadan jamaah sekalian, telah datang membawa silaturahmi yang erat, kasih sayang kepada anak yatim, serta kedamaian yang menyebar di seluruh penjuru.

Di bulan ini, umat Islam bersatu dalam kebersamaan; berbuka di waktu yang sama, menahan diri di waktu yang sama, dan merasakan indahnya persaudaraan dalam ibadah.

Tak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin, yang kuat dan lemah, semua bersimpuh di hadapan Allah dengan hati yang tunduk dan penuh harapan.

Bulan Ramadan telah tiba membawa kabar gembira bagi orang-orang yang berpuasa, harapan bagi yang mendirikan shalat malam, kemuliaan bagi yang membaca Al-Qur'an, kelebihan bagi yang bersedekah, dan ampunan bagi yang bertaubat.

Ramadan datang mengajak kita meninggalkan kemungkaran, mengharapkan pengampunan atas dosa-dosa, serta menyerukan kasih sayang kepada kaum miskin.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Beruntunglah mereka yang berlomba-lomba dalam kebaikan, bersegera menuju petunjuk, beramal dalam kebajikan, mencari pahala, mendambakan kebaikan, serta menambah keimanan mereka, bergembira dengan datangnya bulan yang mulia ini.

Mereka menyadari bahwa di bulan ini derajat diangkat, dosa-dosa diampuni, dan pahala dilipatgandakan. Mereka mengorbankan apa yang mereka miliki demi menjaga puasa, shalat, dan mendekatkan diri kepada Allah. Mereka bersemangat dalam membimbing dan memberi petunjuk, berdakwah, serta menasihati dengan kebijaksanaan.

Mereka merindukan Ramadan untuk memberi makan orang yang berpuasa, menyantuni yang lapar, meringankan beban orang yang kesulitan, membantu mereka yang terlilit masalah, dan menghibur mereka yang sedang berduka, tanpa mengharapkan balasan atau pujian, melainkan hanya mengharapkan ridha dari Allah, Rabb semesta alam.

Sungguh beruntunglah mereka yang menyambut Ramadan dengan berniaga dengan Rabbnya, mengharap bidadari surga, dan bercita-cita untuk menemani para nabi dan rasul di surga penuh kenikmatan, tempat mereka kekal selama-lamanya.

Di bulan Ramadan, mereka menjalankan perdagangan yang tak pernah merugi, mengangkat tangan dengan doa dan kebahagiaan, serta menanam amal saleh sebagai penyucian jiwa, pembersihan hati, dan obat bagi ruh, agar mereka menjadi penghuni surga:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

"Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih." (Asy-Syu’ara/ 26:88-89).

Mereka menyambut Ramadan dengan penuh suka cita, beradab dengan adab orang-orang yang berpuasa: Tidak berkata kotor, tidak ribut, tidak dengki, tidak iri. Tidak berbuat dosa, tidak berdebat sia-sia, tidak mencela, dan juga tidak mencaci.

Bahkan jika seseorang mencela mereka, mereka hanya akan menjawab:

إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

“Sesungguhnya aku sedang berpuasa.”

Siang mereka diisi dengan puasa, malam mereka dengan qiyam (shalat malam), dan di antara keduanya dengan dzikir dan syukur. Mereka memenuhi waktu dengan tahlil, tasbih, dan menikmati keindahan Islam.

Mereka berlindung di masjid, jauh dari fitnah-fitnah pasar dan selainnya, mereka berhias dengan akhlak mulia yang menjaga mereka dari kejatuhan moral dan kesesatan.

Mereka menjauh dari kerusakan media, serta fitnah sebagian saluran televisi, kecuali yang diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Mereka memilih kebaikan dan kebajikan, yang membuat mereka tak butuh kepada keburukan, kemaksiatan, dan kefasikan. Merekalah para pemenang sejati, yang mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan Ramadan dan meraih berkah dari hembusan rahmat Ramadan.

Mereka adalah golongan Allah, sebagaimana firman-Nya:

أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Terjemahnya: "Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah bahwa golongan Allah-lah yang akan beruntung." (Al-Mujadilah/ 58:22).

Allah memberi mereka kabar gembira,

لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Terjemahnya: "Bagi mereka kabar gembira di kehidupan dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Itulah kemenangan yang agung." (QS. Yunus/ 10:64)

Allah juga memberi mereka kebahagiaan,

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Terjemahnya: "Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah mereka berbahagia. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus/ 10:58).

Maka jadilah bagian dari mereka!

Hiasilah diri kita dengan sifat-sifat mereka, berakhlaklah dengan akhlak mereka, dan genggamlah semangat mereka agar kita bisa mencapai kedudukan orang-orang terdahulu yang telah berhasil.

Berlombalah dalam kebaikan, jadilah di antara mereka yang meraih kebahagiaan sejati, dan bergembiralah dengan janji Allah yang indah dan tambahan karunia-Nya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Sebaliknya, ada pula orang-orang jahat yang justru menantikan Ramadan bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi untuk menyesatkan manusia dari agama mereka dan menjauhkan mereka dari Rabb mereka.

Mereka menyiapkan jalan penuh maksiat dan dosa, mengajak orang-orang untuk lalai dan terbuai dengan kesenangan dunia, membujuk mereka agar terjerumus dalam kelalaian dan kelupaan.

Padahal, Allah menghendaki mereka bertaubat dan kembali kepada-Nya, sementara para pengikut hawa nafsu ingin menjerumuskan mereka ke jalan kesesatan. Mereka rela mengorbankan harta dan tenaga demi mencapai tujuan itu.

Bagaimana bisa?

وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا

Terjemahnya: "Dan Allah menghendaki untuk menerima taubat kalian, tetapi orang-orang yang mengikuti hawa nafsu menghendaki agar kalian menyimpang sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa/ 4:27).

Allah menghendaki untuk menyucikan kita, mendekatkan kita kepada-Nya, membahagiakan serta menerima taubat kita.

Namun, mereka justru menginginkan kita tenggelam dalam lumpur maksiat, masuk ke dalam gua dosa, dan hanyut dalam sungai kemungkaran.

Mereka menyajikan serial televisi yang merusak, film-film tak bermoral, hiburan yang melalaikan, prank yang tidak bermanfaat, serta program-program yang tidak pantas!

Mereka mempromosikan budaya ketelanjangan dan kerusakan moral, sesuatu yang tidak layak hadir di bulan suci ini, tidak sesuai dengan syariat Allah Yang Maha Penyayang, dan tidak selaras dengan perasaan orang-orang yang berpuasa dan beribadah di bulan Ramadan.

Mereka menggoda para pemuda, menyebarkan kehancuran, dan terang-terangan menantang Rabb semesta alam dengan maksiat dan dosa. Mereka berusaha meruntuhkan nilai-nilai luhur dan menghapus adab yang mulia. Namun, mereka tidak hanya menanggung dosa mereka sendiri, tetapi juga dosa orang-orang yang mereka sesatkan.

Bagaimana mungkin?

Allah berfirman:

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

Terjemahnya: "Agar mereka memikul dosa-dosa mereka dengan sempurna pada hari Kiamat, juga sebagian dari dosa orang-orang yang mereka sesatkan tanpa ilmu. Ingatlah, betapa buruknya apa yang mereka pikul!" (QS. An-Nahl/ 16:25).

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Ada lagi satu golongan, yaitu sebagian pemuda yang lalai dan tenggelam dalam kesia-siaan.

Mereka berkeliaran di pasar-pasar, jauh dari akhlak yang baik, membuat kebisingan dan kegaduhan, tidak membawa manfaat selain mengganggu orang-orang beriman, menimbulkan fitnah bagi yang berpuasa, menyakiti hati orang tua, serta mendurhakai Allah, Rabb semesta alam.

Mereka terjebak dalam kebiasaan menjauh dari Allah dan terhalang dari rahmat-Nya.

Ramadan tidak mendekatkan mereka kepada Allah, justru semakin menjauhkan mereka dari-Nya.

Mereka tidak mengambil manfaat dari Al-Qur’an, malah semakin rugi dan tersesat.

Nabi ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَتَانِي فَقَالَ: مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَدَخَلَ النَّارَ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ.

Artinya: "Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan berkata: ‘Barang siapa yang mendapati bulan Ramadan tetapi tidak mendapatkan ampunan, lalu ia masuk neraka, maka Allah akan menjauhkannya. Katakanlah: Amin!’ Maka aku pun mengucapkan: Amin.” (HR. Thabrani & Ibnu Hibban, dinilai hasan oleh Al-Albani)

Mereka adalah orang-orang yang merugi di saat peluang keuntungan terbuka lebar.

Mereka terhalang dari kemenangan di saat pintu ampunan dibuka.

Mereka menjauh di saat kesempatan untuk mendekat kepada Allah tersedia.

Mereka tidak berhasil di dunia maupun di akhirat, tidak bahagia dalam kehidupan maupun setelah kematian!

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ketika berbicara tentang Ramadan dan malam Lailatul Qadr:

وَفِيهَا لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا، فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ.

Artinya: "Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang terhalang dari kebaikannya, maka sungguh ia telah terhalang dari segala kebaikan." (HR. An-Nasa'i).

Dalam riwayat lain disebutkan:

ولا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إلَّا مَحْرُومٌ

Artinya: "Dan tidaklah seseorang terhalang dari kebaikannya kecuali ia adalah orang yang benar-benar terhalang." (HR. Ibnu Majah)

Ya Allah, bimbinglah kami menuju kebaikan dan petunjuk di bulan Ramadan. Limpahkan kepada kami kabar gembira, kemudahan, dan kebahagiaan dalam hari-harinya. Karuniakan kepada kami kesempatan untuk bertemu dengannya bersama orang-orang yang kami cintai, dan anugerahkan taufik kepada kami untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, ya Rabb.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا زَادُ المُتَّقِينَ وَعُدَّةُ الصَّالِحِينَ.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Di hari jumat yang mulia ini, marilah kita memperbanyak salawat dan salam kepada baginda Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Allah dan malaikat juga bersalawat kepada beliau. Mari hadirkan kegembiraan yang benar dalam hati kita dengan dekatnya bulan Ramadan karena di hadapan kita ada peluang untuk menggugurkan dosa, melipat gandakan pahala serta mendapatkan pembebasan dari api neraka. Mari terus berdoa dan besarkan harapan kita agar Allah menyampaikan kita ke dalam bulan Ramadan dan memberikan kita taufik agar kita dapat menjalankan ibadah dan amaliyah Ramadahan secara maksimal.

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.



Download PDFnya di https://bit.ly/seruan-ar-rahman-di-bulan-pengampunan