RAMADAN DAN KEMULIAANNYA

Naskah Khutbah
Asdar
27 Feb 2025
RAMADAN DAN KEMULIAANNYA

JUMAT, 29 Syakban 1446 H / 28 Februari 2025 M
 Oleh Muhammad Ode Wahyu, S.Pd., S.H.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Ramadan sudah hadir di depan pintu, mengetuk kembali dan segera masuk membersamai kita layaknya tahun-tahun yang lalu. Cukup lama ia pergi meninggalkan kita, setahun penuh lamanya. Dan kini,  kerinduan orang-oranng beriman padanya membuncah kuat di dalam dada, masa panen pahala dan penghapusan dosa serta penyelamatan dari api neraka yang dinanti-nanti itu segera tiba.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Ramadan tahun ini, mungkin merupakan Ramadan terakhir bagi kita. Tahun sebelumnya kita bersama saudara-saudara kita, berbuka puasa bersama dan tarawih bersama. Tapi, mungkin sebagian mereka sudah tidak bersama kita di tahun ini. Allah telah memanggil mereka lebih awal.

Dan tahun depan, mungkin kitalah yang sudah tidak bersama dengan Ramadan lagi. Ramadan akan kembali, tapi kita mungkin telah terbujur kaku di dalam tanah, tak bisa berbuat apa-apa lagi, sekalipun  rasa rindu dan harap ingin beramal saleh tetap ada, tapi Allah tidak memberikan kesempatan itu lagi.

Oleh karenanya, jangan sia-siakan Ramadan tahun ini. Jangan biarkan ia pergi sebelum kita memanen pahala sebanyak-banyaknya, menghapus dosa sebanyak-banyaknya dan berdoa semoga Allah menjadikan kita sebagai satu dari sekian manusia yang diselamatkan dari api neraka.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Jika kita memperhatikan ayat-ayat di dalam al-Qur'an terkait takwa, kita akan dapati bahwa tidak ada satu seruan dari Allah untuk beramal dengan satu amalan khusus yang disebutkan dapat meraih takwa melainkan puasa pada bulan Ramadan. Adapun yang lainnya, semuanya disebutkan dalam bentuk umum yaitu dengan kata 'Ibadah'. Misalnya, firman Allah -Ta'ala-:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Terjemahannya: "Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa." (QS. Al-Baqarah/ 2:21).

Kata ibadah pada ayat ini mencakup semua jenis ibadah. Adapun puasa pada bulan Ramadan, ia memiliki keistimewaan, secara khusus Allah -Ta'ala- serukan agar manusia melakukannya, yang kemudian Allah ganjari pelakunya dengan meraih ketakwaan. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Terjemahannya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (QS. Al-Baqarah/ 2:183).

Puasa Ramadan menjadi sangat istimewa karena seluruh amalan kebaikan yang merupakan sifat ketakwaan dilatih sebulan penuh untuk dilaksanakan, dibiasakan yang kemudian diharapkan bisa menjadi perangai yang menghiasi pribadi seorang mukmin.

Amalan-amalan orang-orang yang bertakwa yang disebutkan dalam firman Allah –Ta’ala-:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18) وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (19)

Terjemahannya: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." (QS. Adz-Dzariyat/ 51:15-19)

Semuanya merupakan perbuatan orang-orang beriman yang dilakukan di bulan Ramadan, mulai dari berbuat baik, sedikit tidur di waktu malam karena qiyamul lail, memohon ampunan di waktu sahur (akhir malam) bersedekah ataupun membayar zakat.

Demikian pula pada amalan-amalan orang-orang yang bertakwa yang disebutkan pada firman Allah:

وَسارِعُوا إِلى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّماواتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) والَّذِينَ إِذا فَعَلُوا فاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ

Terjemahannya: "Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka." (QS. Ali Imran/ 3:133-135)

Semuanya juga merupakan amalan yang diperintahkan untuk dibiasakan pada bulan Ramadan.  Oleh karena itulah, pada akhir ayat puasa Allah tutup dengan kalimat لعلكم تتقون yaitu agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa. Sebab, semua sifat-sifat takwa diamalkan dan dibiasakan pada bulan Ramadan ini.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Maka dari itu, kita perlu melakukan muhasabah, setelah begitu lama kita berjumpa dengan Ramadan, sesuai dengan umur kita saat ini, perlu kita tanyakan pada diri kita, adakah sifat-sifat takwa itu sudah menjadi perangai kita, akhlak kita??

Jika tidak, mungkin sangat banyak kelalaian yang kita lakukan pada Ramadan-ramdhan sebelumnya hingga kita belum juga meraih ketakwaan itu. Atau, mungkin juga kita telah terlena oleh berbagai macam tipu rayu setan atau hawa nafsu kita, sehingga kita meninggalkan sifat-sifat ketakwaan yang telah kita biasakan di bulan ramahdn sebelumnya.

Maka dari itu, Ramadan tahun inilah saatnya. Saatnya kita berbenah, saatnya kita mengubah diri, saatnya kita kembali dengan sebenar-benarnya pada Allah -Ta'ala-. Dan ingat, jangan menjadi hamba Allah di bulan Ramadan saja, setelah itu kita kembali menjadi seperti hamba-hamba yang tidak bertuhan. Wal’iyadzubillah.

Imam Bisyr al-Hafi –rahimahullah- berkata:

بِئْسَ القَوْمُ لَا يَعْرِفُونَ لِلَّهِ حَقًّا إِلَّا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَيَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا

Artinya: “Seburuk-buruk kaum adalah orang-orang yang mengenal tuhannya hanya pada bulan Ramadan saja. Sesungguhnya hamba yang salih adalah seorang yang beribadah dengan sungguh-sungguh kepada Allah sepanjang tahun.” (Lathaif al-Ma’arif: 390).

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Perlu untuk ditekankan agar jangan merusak amalan ibadah puasa kita dengan perbuatan-perbuatan buruk, perbuatan-perbuatan melalaikan dan perbuatan fasik lainnya. Misalnya meninggalkan salat fardhu dan hanya mengikuti salat tarawih dan salat Jum’at saja.

Ini adalah satu fenomena yang banyak terjadi pada sebagian masyarakat. Hal seperti ini haruslah dihilangkan. Sebab meninggalkan salat wajib merupakan dosa yang sangat besar bahkan banyak dari ulama-ulama besar kaum muslimin yang telah menganggapnya telah murtad dari agama ini berdasarkan sabda Nabi –Shallallahu ‘alaihi wasallam-:

العَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjanjian antara kita dengan mereka (orang-orang kafir) adalah salat. Siapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir.” (HR. Tirmidzi).

Perbuatan yang juga harus dihentikan adalah merokok. Di siang hari kita beramal baik, namun dimalam hari kita kembali dengan perbuatan buruk itu wallahul musta’an.

Ramadan tahun ini selayaknya menjadi momen bagi para perokok untuk meninggalkan perbuatan buruk itu. Bagaimana tidak jama'ah rahimakumullah, pada hari kiamat nanti, semua orang yang pernah menzalimi orang lain akan ditutut dan dilaporkan pada Allah atas perbuatan zalimnya itu. Sehingga, nanti ada orang-orang yang bangkrut pada hari kiamat kelak. Ia memiliki pahala kebaikan yang banyak, tapi pahalanya habis ia berikan pada orang lain karena telah menzaliminya. Dan, dosa orang lain akan diberikan pada dirinya karena pahalanya sudah tidak cukup lagi untuk membayar kezaliman itu.

Sudah terbukti, rokok itu berbahaya. Bahkan dibungkusannya tertulis jelas, "Rokok itu membunuhmu". Para peneliti menyebutkan bahwa ada 5000 zat berbahaya dalam rokok, 250 diantaranya adalah racun yang berbahaya bagi tubuh.

Setiap asap rokok yang dihembuskan mengandung zat berbahaya dan racun itu. Maka orang-orang yang berada di sampingnya akan terzalimi dengan asap rokok yang terhirup.

Bayangkan, sudah berapa orang yang menghirup asap rokok yang dihembuskan oleh seorang perokok hanya dengan satu batang saja? Kalikan dengan berapa batang yang ia sudah hisap.

Maka, nanti, semua orang yang telah terganggu dengan menghirup asap rokok dari si perokok  itu dan tidak ridho dengan perbuatan itu, akan meminta peradilan di hadapan Allah, menuntutnya pada satu peradilan yang harta dan anak-anak tidak lagi bermanfaat. Kekuasaan pada saat itu hanya milik Allah.

Bayangkan, berapa banyak orang nanti yang akan meminta peradilan itu padanya? Menuntut pada Allah atas kezaliman yang ia perbuat karena asap rokoknya.

Jika seorang yang membawa pahala banyak bisa hancur karena asap rokoknya, bagaimana dengan mereka yang sama sekali tidak pernah beramal kebaikan? Pahala apa yang akan ia bagi-bagi pada hari kiamat karena dosa asap rokoknya itu?

Sudah terbukti, para peneliti telah menyebutkan bahwa yang paling besar merasakan bahaya asap rokok adalah perokok pasif. Mereka adalah orang-orang yang menghirup asap rokok dari si perokok itu. Padahal Islam melarang menzhalimi orang lain sedikitpun.

Ramadan hendaknya menjadi momen perubahan, meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk menuju kebaikan dari Allah.  Semoga Allah memberi kita taufik untuk berada pada jalan yang benar dan bermal dengan baik pada bulan Ramadan. Aamiin...

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


 

 

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا زَادُ المُتَّقِينَ وَعُدَّةُ الصَّالِحِينَ.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Di hari jumat yang mulia ini, marilah kita memperbanyak salawat dan salam kepada baginda Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Allah dan malaikat juga bersalawat kepada beliau. Mari hadirkan kegembiraan yang benar dalam hati kita dengan dekatnya bulan Ramadan karena di hadapan kita ada peluang untuk menggugurkan dosa, melipat gandakan pahala serta mendapatkan pembebasan dari api neraka. Mari terus berdoa dan besarkan harapan kita agar Allah menyampaikan kita ke dalam bulan Ramadan dan memberikan kita taufik agar kita dapat menjalankan ibadah dan amaliyah Ramadahan secara maksimal.

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


Download PDFnya di https://bit.ly/RamadanDanKemuliaannya