PELITA DI KEGELAPAN ZAMAN

Naskah Khutbah
Asdar
17 Mar 2022
PELITA DI KEGELAPAN ZAMAN

JUMAT, 15 SYAKBAN 1443 H / 18 MARET 2022 M

Oleh : Ustaz Lukmanul Hakim Sudahnan, Lc., M.A.

© Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله

Kaum muslimin, sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Pernahkah terbersit dalam benak kita,  kenapa jika manusia menciptakan peralatan seperti motor, mesin cuci, kulkas, mobil dan lain sebagainya pasti membekalinya dengan buku petunjuk bagi peralatan tersebut? tentu semuanya akan menjawab; agar peralatan tersebut dapat digunakan dengan baik, dapat dimanfaatkan dengan maksimal, untuk menghindari kerusakan alat tersebut dan agar awet. Tentunya sang penemu dan pembuat alat tersebut adalah orang yang paling tahu tentang alat yang ia temukan dan yang buat, sehingga dia dapat memberi petunjuk yang sempurna demi terwujudnya tujuan yang telah kita jelaskan.

Kaum muslimin, jamaah salat Jumat yang dirahmati oleh Allah Azza wajalla.

Jika kita sepakat dengan jawaban ini, tentu kita juga harus sepakat bahwa Allah adalah sang pencipta manusia, pengatur rezekinya, penentu hidupnya dan matinya bahkan pengatur seluruh alam semesta, jika ini kita sepakati maka kita juga harus sepakat bahwa Allah Azza wajalla adalah Zat yang paling mengetahui seluk beluk makhluk-makhluk-Nya, mengetahui kebutuhannya, dan juga mengetahui faktor-faktor yang membuatnya bahagia dan sengsara. Jika hal ini telah kita ketahui dan kita yakini, maka kita harus yakin seyakin-yakinnya, bahwa Allah Azza wajalla pasti menurunkan petunjuk dan penjelasan bagi makhluk-Nya agar mereka dapat hidup dengan kehidupan yang baik, dapat mengecap kebahagian dan ketenangan, serta menjelaskan faktor-faktor yang dapat mengundang kemurkaan dan azab-Nya di dunia dan akhirat.

Jamaah salat Jumat yang dirahmati oleh Allah Azza wajalla.

Ya, Allah Azza wajalla menurunkan bagi manusia petunjuk dan hidayah-Nya, yaitu dengan mengutus para Nabi dan Rasul-Nya, agar menjelaskan kepada mereka jalan yang benar, jalan yang lurus dan yang diridai oleh-Nya, dimulai dengan Nabi Adam 'alaihi al-salam dan ditutup dengan diutusnya Nabi Muhammad ﷺ . Dan tidak hanya berhenti sampai disitu, Allah Azza wajalla juga menurunkan kitab-kitab suci-Nya, sebagai petunjuk tertulis bagi manusia, maka Allah menurunkan Zabur bagi Nabi Dawud, Taurat bagi Nabi Musa, Injil untuk Nabi Isa, Al-Qur'an bagi Nabi Muhammad dan kitab-kitab suci yang lainnya, semua kitab-kitab suci ini berfungsi sebagai petunjuk, hidayah, penjelas, dan lentera bagi kehidupan manusia.

Umat Islam adalah umat Nabi Muhammad ﷺ , kitab suci mereka adalah Al-Qur'an. Telah sepakat para ulama ahlus sunnah bahwa  Al-Qur'an merupakan kalāmullah [firman/ucapan Allah], Allah berfirman dengan ayat-ayat  Al-Qur'an kepada malaikat Jibril secara hakiki, kemudian Jibril mewahyukannya kepada Nabi Muhammad ﷺ, Allah berfirman :

وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ

Artinya : “Dan jika seorang diantara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah dia supaya mendengar kalamullah [firman Allah].” (QS. At-Taubah ayat 6).

Jamaah salat Jumat yang dirahmati oleh Allah Azza wajalla.

Diantara keistimewaan dan kekhususan Al-Qur'an adalah kedudukannya sebagai kitab suci pamungkas yang diturunkan oleh Allah Azza wajalla kepada manusia sekaligus berpredikat sebagai kitab suci yang mengeliminasi keabsahan kitab-kitab suci yang sebelumnya, hal ini disebabkan karena Islam adalah mata rantai terakhir dari agama para Nabi dan Rasul yang menghapus seluruh agama-agama sebelumnya, yang kemudian menjadi agama satu-satunya yang diridai dan diterima oleh Allah Azza wajalla, Allah berfirman :

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya : “Dan barang siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali Imran ayat 85).

Maka demikian pula dengan  Al-Qur'an,  ia adalah kitab suci yang menghapus kitab-kitab suci yang sebelumnya, seperti: Injil, Taurat, dan Zabur, sehingga  Al-Qur'an menjadi satunya-satunya rujukan manusia untuk mencari hidayah dan keselamatan, Allah berfirman :

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ

Artinya : "Dan kami telah turunkan kepadamu  Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya, dan menjadi muhaimin [penjaga/ukuran/saksi] bagi kebenaran kitab-kitab yang sebelumnya." (QS. Al-Maidah ayat 48).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan sifat "muhaimin" bagi Al-Qur'an yang disebutkan oleh Allah dalam ayat di atas, beliau mengatakan :

فهو أمين وشاهد وحاكم على كل كتاب قبله، جعل الله هذا الكتاب العظيم، الذي أنزله آخر الكتب وخاتمها، أشملها وأعظمها وأحكمها، حيث جمع فيه محاسن ما قبله، وزاده من الكمالات ما ليس في غيره؛ فلهذا جعله شاهدًا وأمينًا وحاكمًا عليها كلها

"Al-Qur'an merupakan penjaga, saksi dan hakim pemutus bagi kitab-kitab suci yang sebelumnya. Allah Azza wajalla menjadikan kitab ini (Al-Qur'an) sebagai kitab suci yang paling terakhir serta kitab suci pamungkas, kitab suci yang paling komprehensif, kitab suci yang paling agung dan yang paling sempurna, yang mana Allah mengumpulkan kebaikan kitab-kitab suci sebelumnya di dalamnya, bahkan menambahkan baginya kesempurnaan-kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab suci yang lainnya. oleh karena itu Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai saksi, penjaga, dan hakim pemutus bagi kitab suci yang sebelumnya." [Tafsir Ibnu Katsir (3/128)].

Oleh kerena itu ketika Umar bin Khattab radiyallahu 'anhu membaca lembaran-lembaran kitab Taurat, Rasulullah ﷺ menegurnya dengan mengatakan :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى كَانَ حَيًّا، مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي

Artinya:"Demi Allah, Seandainya saudaraku (Nabi) Musa masih hidup, maka niscaya dia akan mengikuti saya". [HR Ahmad, dan dinyatakan hasan Oleh Syaikh Albani dalam Irwaul Ghalil  (6/34).]

Kaum muslimin, jamaah salat Jumat yang dirahmati oleh Allah Azza wajalla.

Barangkali ada sebuah pertanyaan terbersit di dalam benak kita, apa manfaat diturunkannya Al-Qur'an bagi manusia?

Jawaban dari pertanyaan ini sangat mirip dengan pemaparan khatib di awal khutbah, yang intinya; bahwa manusia dalam menjalani kehidupan ini membutuhkan pedoman dan rambu-rambu agar bisa menjalankan kewajibannya dengan baik, dan menikmati kehidupan dengan penuh ketentraman dan kebahagiaan, dan tentunya yang paling mengetahui kebutuhan manusia adalah Zat yang menciptakan mereka, yaitu Allah Azza wajalla, oleh karena itu Allah Azza wajalla menurunkan Al-Qur'an agar menjadi sumber hidayah dan petunjuk bagi manusia serta menjadi way of live [jalan hidup] bagi mereka, maka barang siapa yang mencari petunjuk selain dari  Al-Qur'an, niscaya dia akan tersesat,  Allah berfirman:

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ            

Artinya : "Kitab [ Al-Qur'an] ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (QS. Al-Baqarah ayat 2).

Di dalam ayat diatas, kenapa Allah Azza wajalla mengkhususkan hidayah Al-Qur'an hanya kepada orang-orang yang bertakwa semata? Bukankah semua manusia membutuhkan hidayah dan petunjuk? Dan bukankah semua manusia dapat menjadikan Al-Qur'an sebagai hidayah dan petunjuk?

Jawabannya cukup pendek, sebab yang dapat mengambil manfaat secara maksimal dari Al-Qur'an adalah orang-orang yang bertakwa semata. Benar Al-Qur'an merupakan petunjuk dan hidayah bagi seluruh manusia, namun tidak semua manusia mengindahkan petunjuknya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya dan berhias dengan petuah-petuahnya, yang melaksanakan itu semua hanyalah orang-orang yang bertakwa, Allah berfirman :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka bertambah kuat imannya." (QS. Al-Anfal ayat 2).

Al-Qur'an merupakan satu-satunya kitab suci yang menunjukkan manusia kepada jalan yang paling baik, paling benar, paling sempurna dan yang paling adil, Allah Azza wajalla berfirman:

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ

Artinya : "Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus." (QS. Al-Isra ayat 9).

Syekh Abdurrahman Al-Sa'di rahimahullah menjelaskan makna kalimat "aqwam" diatas, beliau mengatakan, "(Al-Qur'an menunjukkan jalan) yang paling lurus dan yang paling mulia dari akidah, amalan dan akhlak. Maka bagi siapa yang mengikuti petunjuk yang diseru Al-Qur'an, maka ia akan menjadi hamba yang paling sempurna dan yang paling lurus dalam semua urusannya." (Tafsir al-Sa'di, hal. 454).

Sesungguhnya manusia hidup di muka bumi ini bak berjalan di tengah gulita, tidak ada seberkas cahayapun yang mengiringinya. Berjalan tanpa panduan cahaya dan pelita tentu sangat tidak nyaman, rentan untuk terjatuh dan tersesat bahkan bisa binasa terjerembab ke dalam jurang, maka manusia membutuhkan cahaya dan pelita dalam kehidupannya, maka Al-Qur'anlah cahaya dan pelita tersebut. 

Al-Qur'an merupakan cahaya yang dapat menjadi suluh bagi hati, sehingga tidak tersesat dalam kegelapan, menjadikan hati mengenal penciptanya, memandunya untuk mengetahui syariat-Nya dan mengilmui yang dihalalkan dan yang diharamkan oleh-Nya, Allah berfirman :

فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالنُّورِ الَّذِي أَنْزَلْنَا

Artinya : "Maka berimanlah kepada Allah, Rasulnya, dan cahaya [ Al-Qur'an] yang kami turunkan." (QS. At-Taghabun ayat 8).

Al-Qurtubi rahimahullah mengatakan, "Bahwa Al-Qur'an merupakan cahaya penerang bagi manusia dari kegelapan kesesatan." Tafsir Al-Qurtubi (18/136).

Kaum muslimin, jamaah salat Jumat yang dirahmati oleh Allah Azza wajalla.

Apakah anda memiliki penyakit? Jika jawaban anda ya, maka ketahuilah bahwa Al-Quran merupakan obat bagi penyakit yang menimpa manusia. Penyakit terbagi menjadi dua; pertama: penyakit jasmani, berupa penyakit-penyakit yang terdapat pada tubuh manusia, seperti liver, darah tinggi, malaria, sakit jantung dan lain sebagainya, dan kebanyakan obatnya dihasilkan dari penelitian-penelitian kedokteran, meskipun tidak menutup kemungkinan dapat diobati dengan bacaan ayat  al-Quran, yang biasanya disebut dengan ruqyah syar’iyah. Kedua: penyakit rohani, yaitu penyakit yang menjangkiti hati manusia sehingga melemahkan keimanan manusia atau bahkan menghilangkannya, seperti: penyakit syirik, penyakit cinta dunia, sombong, riya’ dll. Penyakit-penyakit ini apabila diremehkan dan dibiarkan maka akan berakibat pada matinya hati, dan obat yang paling mujarab bagi penyakit-penyakit ini ada di dalam al-Quran, Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Artinya : Artinya:"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat dari tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman." (QS. Yunus ayat 57).

Syekh Abdurrahman Al-Sa'di mengatakan,

وهو هذا القرآن، شفاء لما في الصدور من أمراض الشهوات الصادة عن الانقياد للشرع وأمراض الشبهات، القادحة في العلم اليقيني... وإذا صح القلب من مرضه، ورفل بأثواب العافية، تبعته الجوارح كلها، فإنها تصلح بصلاحه، وتفسد بفساده.

"Al-Qur'an ini merupakan obat bagi hati dari kungkungan penyakit syahwat yang dapat menghalangi ketundukan hati kepada syariat Allah Azza wajalla, dan penawar pula dari penyakit syubhat yang dapat meragukan ilmu dan keyakinan… dan jika hati telah sehat dari penyakitnya, dan diselimuti dengan kesehatan yang sempurna, maka kebaikannya akan menjalar kepada tubuh, sebab tubuh manusia akan melakukan amalan baik jika hati baik dan sehat, dan akan melakukan amalan yang buruk jika hati sedang sakit dan rusak." (Tafsir Al-Sa'di, hal. 366.)

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

 يَا اَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.

Itulah Al-Qur'an sebagaimana yang dipaparkan oleh Allah Azza wajalla, maka berimanlah kepadanya, berpegang teguhlah dengan ajaran-ajarannya dan ikutilah jalan dan panduannya, niscaya kebahagiaan akan menyertai anda.

Tidaklah sesuatu memiliki hubungan dengan Al-Qur'an, kecuali Allah akan memuliakan dan mengangkat derajatnya dari makhluk-makhluk-Nya yang lain. Malaikat Jibril adalah malaikat yang paling mulia, dialah yang menjadi perantara antara Allah dan Nabi Muhammad ﷺ  ketika Al-Qur'an diwahyukan. Nabi Muhammad ﷺ adalah Nabi yang paling mulia diantara seluruh Nabi, kepada beliaulah Al-Qur'an diwahyukan. Malam lailatul qadar didaulat sebagai malam yang paling mulia sepanjang tahun, ia adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, pada malam itulah Al-Qur'an diturunkan, Allah berfirman :

وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۙ (2) اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ  (3)

"Demi Kitab (Al-Qur'an) yang jelas , sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan." (QS. al-Dukhan ayat 2-3.)

Dan untuk lebih menegaskan kemuliaan Al-Qur'an, sesungguhnya orang-orang yang bersentuhan dengan Al-Qur'an dengan cara belajar dan mengajarkannya adalah orang yang paling baik, Rasulullah ﷺ bersabda :

خَيْرُكُمْ مَن تَعَلَّمَ القُرْآنَ وعَلَّمَهُ

Artinya : "Sebaik-baik manusia diantara kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan yang mengajarkannya." (HR. Bukhari).

Abu Abdurrahman Al-Sulami yang menjadi perawi hadis ini, dengan penuh semangat dan sukarela menjadi muqri' (pengajar Al-Qur'an) sejak zaman pemerintahan Utsman bin Affan sampai pemerintahan Hajjaj bin Yusuf dikarenakan hadis ini, beliau mengatakan :

وذاكَ الذي أقْعَدَنِي مَقْعَدِي هذا

Artinya : "Hadis itulah (keutamaan orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur'an) yang menyebabkan saya duduk mengajarkan Al-Qur'an di sini."

Semoga kita tergolong hamba-hamba yang mengikuti petunjuk Al-Qur’an sehingga kita meraih kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat...

Dan di hari Jumat ini, marilah kita memperbanyak berselawat kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ              

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ 

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَـعْبَانَ وَبَلِّـغْنَا رَمَضَان 

 رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ                                          

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَأَنْتَالْوَهَّابُ

 رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

  رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ  اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ  
 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Baca Juga