JUMAT, 24 Rajab 1446 H / 24 Januari 2025 M
Oleh Mukran H. Usman, Lc., M.H.I.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Suara Takbir, Tahmid dan dan Tahlil dibeberapa hari terakhir di penghujung tahun 2024 dan di awal tahun 2025 ini menjadi suara kegembiraan sekaligus kemenangan bagi Islam dan kaum muslimin yang di kumandangkan oleh saudara-saudara kita di Suriah dan Palestina, secara khusus di kota Gazza, yang kemudian diikuti juga oleh seluruh umat Islam diberbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Pesan yang tersirat dari gemuruh Takbir, Tahmid dan Tahlil ini, adalah bahwa Islam akan tetap ada walaupun berbagai kekuatan besar di dunia ini bersatu untuk menghancurkannya, dan pesan tersebut telah nyata kita saksikan dan kita lihat dari sebuah kota kecil yang bernama Gazza yang telah di bombardir selama 1 tahun lebih oleh Zionis Yahudi, namun Islam di kota yang kecil ini tetap ada, bahkan semakin kuat dan kokoh.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Dibalik kemenangan kaum Muslimin dari Negara Suriah hingga Kota kecil Gazza, ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik untuk menjadi bahan renungan bagi kita umat Islam dalam menapaki jalan perjuangan Islam di masa-masa yang akan datang.
Pertama: keteguhan jiwa yang Allah tanamkan pada hati-hati kaum muslimin. Betapa tidak, dengan segala kekuatan Zionis Yahudi dan semua sekutunya yang mengakibatkan pembantaian brutal tanpa ada rasa belas kasih, ternyata semakin mengobarkan semangat perjuangan mereka serta semakin meneguhkan keimanan mereka. Gambaran keteguhan ini telah Allah sampaikan dalam ayat-Nya:
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَٰذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
Terjemahnya: Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. (Al-Ahzab/ 33:22).
Di sinilah peran kunci kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian, dan itu buah dari keimanan itu sendiri. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Segala urusannya adalah kebaikan baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya. Dan jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu juga kebaikan baginya.” (HR. Muslim). Dalam perjuangan Islam, kesabaran bukan hanya sebuah sifat, melainkan senjata utama untuk terus teguh melangkah meskipun berbagai rintangan menghadang. Kesabaran yang disertai dengan keimanan akan melahirkan keberanian dan semangat untuk terus memperjuangkan kebenaran.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah berkata, “Seorang mukmin di dunia ini seperti ikan di air. Selama ia masih hidup, ia tidak bisa dipisahkan dari air, karena air adalah tempat hidupnya. Demikian pula iman adalah kehidupan seorang mukmin.” Keteguhan kaum Muslimin dalam menghadapi kekuatan musuh merupakan cerminan bahwa iman adalah sumber kehidupan mereka. Ketika iman tersebut tumbuh kuat dalam hati, tidak ada kekuatan apa pun yang mampu menggoyahkan langkah mereka. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus menjadikan peristiwa ini sebagai renungan untuk mempertebal iman, memperkokoh kesabaran, dan menyiapkan diri untuk terus menapaki jalan perjuangan Islam di masa depan.
Kedua: kemenangan yang sesungguhnya adalah keistiqomahan dalam menapaki janji Allah Ta’ala. memang Gazza telah hancur dengan 80% rumah dan bangunan luluhlantak, 40 ribuan jiwa telah syahid serta berbagai kerusakan dan kehancurannya. Namun keistiqomahan mereka seperti yang Allah firmankan dalam al-Qur’an:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
Artinya: Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya). (QS. Al-Ahzab/ 33:23).
Keistiqomahan adalah salah satu karakteristik yang sangat ditekankan dalam Islam. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengajarkan kepada umat-Nya bahwa kemenangan sejati bukanlah dilihat dari kemenangan duniawi semata, tetapi dari keteguhan hati dan kesabaran dalam menjalankan janji yang telah diikrarkan kepada-Nya. Seperti yang tertera dalam ayat Al-Qur'an di atas, orang-orang mukmin yang benar-benar beriman akan tetap tegar dalam menghadapi segala ujian, bahkan ketika mereka harus berkorban jiwa raga untuk menepati janji kepada Allah. Mereka yang gugur dalam perjuangan adalah orang-orang yang telah mencapai kemenangan hakiki, karena mereka telah menunaikan amanah dan tidak mengubah komitmen mereka walaupun menghadapi kematian.
Meskipun Gaza mengalami kehancuran yang luar biasa dan ribuan nyawa terenggut, semangat dan keistiqomahan penduduknya tetap teguh. Mereka tidak goyah dalam keyakinan mereka, meskipun dunia luar melihat mereka sebagai pihak yang tertindas dan kalah. Allah menguji mereka dengan kesulitan, namun dalam setiap cobaan itu terdapat jalan menuju kemenangan yang lebih besar, yaitu kebahagiaan yang kekal di akhirat. Keistiqomahan yang mereka tunjukkan adalah bukti bahwa keteguhan dalam iman adalah ukuran kemenangan sesungguhnya, bukan hanya kemenangan fisik atau materi.
Ketiga: kemenangan apapun yang diraih oleh umat Islam, maka semua itu adalah karunia dan pemberian dari Allah Ta’ala. sebagaimana dalam firman surah ali Imran 126:
وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَىٰ لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُمْ بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
Artinya: Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Kemenangan yang diraih umat Islam bukanlah semata-mata hasil dari upaya fisik dan strategi, melainkan bentuk nyata dari pertolongan Allah yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan berserah diri kepada-Nya. Firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 126 yang kita bacakan tadi menegaskan bahwa bantuan yang Allah berikan adalah sebuah kabar gembira, sehingga hati kaum mukminin menjadi tenang dan yakin akan janji-Nya. Pertolongan ini juga menunjukkan bahwa keimanan kepada Allah menjadi landasan utama dalam perjuangan, bukan semata-mata kekuatan materi atau jumlah pasukan.
Ayat ini juga mengajarkan kepada umat Islam untuk senantiasa mengembalikan segala keberhasilan kepada Allah. Kemenangan bukanlah untuk membanggakan diri, melainkan sebagai bukti nyata bahwa keimanan dan ketakwaan memiliki kekuatan yang luar biasa. Ketika hati dipenuhi dengan keyakinan kepada Allah, maka semangat perjuangan akan semakin kokoh dan terarah, serta menjauhkan diri dari sikap sombong dan takabbur.
Selain itu, kemenangan yang diberikan oleh Allah mengandung hikmah besar. Allah-lah yang mengatur segala urusan dengan kebijaksanaan-Nya, sehingga kemenangan yang diraih bukan sekadar keberhasilan duniawi, tetapi juga menjadi ujian keimanan. Apakah umat tetap bersyukur dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, atau malah terjebak dalam kelalaian dan lupa akan sumber pertolongan sejati?
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَربِ، وَأَنَّ مَعَ العُسرِ يُسراً
“Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran, jalan keluar itu bersama kesulitan, dan kemudahan itu bersama kesukaran.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Dawud).
Hadis ini memperkuat pemahaman bahwa kemenangan sejati hanya dapat diraih melalui kesabaran, keteguhan iman, dan tawakal kepada Allah. Dalam menghadapi berbagai tantangan, umat Islam perlu mengingat bahwa janji Allah akan datang bagi mereka yang tetap teguh di jalan-Nya.
Demikian 3 pelajaran penting yang bisa kita petik dari kemenangan Islam dan kaum Muslimin di Palestina Gazza, semoga Allah senantiasa memberikan keteguhan kepada kita dalam menapaki kehidupan di dunia yang penuh dengan ujian dan tantangan.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin yang berbahagia!
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
Semua nikmat yang Allah karuniakan kepada kaum muslimin, apakah itu berupa kemenangan atau syahadah, maka semuanya datang dari Allah Ta’ala An- nahl 53,
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
Artinya: Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.
Jamaah Jumat yang berbahagia. Akhirnya dipenghujug khutbah yang mulia ini marilah kita berdoa kepada Allah dikesempatan yang mustajab ini.
قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Download PDFnya di https://bit.ly/PelajaranDariKemenanganGaza