MEMURNIKAN TAUHID, ASAS KEBAHAGIAAN YANG HAKIKI

Naskah Khutbah
Asdar
20 Jan 2022
MEMURNIKAN TAUHID, ASAS KEBAHAGIAAN YANG HAKIKI

Oleh : Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله

Jamaah Jumat yang berbahagia..

Kita bersyukur bahwa kita telah berada di Jumat penanggalan 19 Jumadilakhir 1443 hijriah yang bertepatan dengan tanggal 21 Januari 2022 miladiyah.

Allah Azza wa Jalla menciptakan jin dan manusia, tidak ada tujuan lainnya kecuali hanya untuk beribadah dan mentauhidkan Allah. Allah berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Ad Dzariyat ayat 56).

Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma menafsirkan kalimat (beribadah kepada-Ku) : maknanya untuk mentauhidkan Allah Azza wa Jalla.

Ibadah dan Tauhid merupakan dua kata yang sangat erat hubungannya. Karena inti dan tujuan dari Tauhid adalah ibadah.

Dimulai dengan pernyataan ketundukan kepada Allah yang maha kuasa dan pernyataan kesiapan kita untuk mendengar dan patuh terhadap semua titah-Nya. Pernyataan mulia itu kita ikrarkan dengan Syahadat. Sebagai kunci keislaman seseorang.

Tapi tauhid tidak berhenti disitu. Pernyataan Syahadat tersebut perlu dibuktikan. Apakah benar kita tunduk kepada Allah? Dan apakah benar kita patuh kepada Rabb kita? Di ibadah itulah kita buktikan, bahwa fisik dan tubuh kita tunduk, patuh, rukuk, sujud, berdoa, mengharap, memberi, dan berserah diri hanya kepada Allah, satu-satunya Tuhan, penguasa kita.

Ibadah yang murni, ibadah yang ikhlas, ibadah yang bersih dari penyakit-penyakit hati yang mengotorinya. Ibadah yang murni adalah ibadah yang dipersembahkan hanya kepada Allah, penguasa langit, bumi, lautan, gunung, pepohonan  dan seluruh makhluk yang ada. Bukan kepada para penunggu tempat-tempat tersebut.

Karena ibadah yang bercampur dengan tujuan-tujuan lain selain Allah, ia akan menjadi ibadah yang rusak. Dan bisa menjadi kesyirikan kecil maupun kesyirikan besar. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari kesyirikan seperti ini.

Jamaah jumat, hafizakumullah.

Kehidupan yang diisi dengan ibadah yang murni, itulah Tauhid. Itulah Kehidupan yang indah. Itulah kehidupan yang bahagia. Dan inilah makna dari firman Allah SWT,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Barangsiapa mengerjakan kebajikan (ibadah), baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS. An-Nahl ayat 97]

Jamaah jumat yang berbahagia!

Seorang muslim yang mentauhidkan Allah dengan tauhid yang murni memiliki beberapa keutamaan, diantaranya ialah:

  • Kalimat tauhid, pernyataan ketundukan dengan Syahadat adalah kunci seseorang memasuki surga Allah. Hal ini sebagaimana dalam hadis disebutkan:

مَفَاتِيْحُ الجَنَّةِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ  

Artinya : Kunci Surga adalah kalimat persaksian bahwasanya tiada Tuhan selain Allah (HR. Ahmad).

Hal ini dikuatkan dengan dalil tatkala Abu Thalib di ambang kematian. Betapapun pertolongan yang dia berikan kepada Nabi dalam dakwah beliau, namun di akhir hayatnya karena ia menolak mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illallah”, ia tidak akan pernah bisa masuk surga. Karena tidak ada pernyataan ketundukan dan pengakuan pada Allah sebagai satu-satu-Nya ilah yang berhak disembah.

  • Tauhid merupakan syarat diterimanya amalan seorang hamba di dunia dan diberikan ganjarannya di akhirat kelak. Allah berfirman:

وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا

Artinya : Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik. (QS. Al Isra ayat 19).

Maknanya ialah amalan seseorang akan diberikan ganjaran dan dibalas dengan balasan yang baik di akhirat kelak kuncinya ialah ia beriman dan mentauhidkan Allah semata. Maka siapapun yang mengumpulkan pundi-pundi amalan yang amat banyak namun tidak memiliki kuncinya ini (berupa tauhid), maka amalannya menjadi sia-sia. Allah berfirman tentang keadaan mereka :

 
 وَقَدِمْنَآ اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَاۤءً مَّنْثُوْرًا

Artinya : Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (QS. Al Furqan ayat 23).

  • Tauhid adalah perkara yang agung, dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosa seorang hamba seberapapun banyaknya dosa tersebut, sebagaimana dalam hadis Qudsi Nabi yang diriwayatkan dari Rabbnya :

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى ...: يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

Artinya : Allah berfirman: “...Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu datang kepada-Ku dengan kesalahan seluas bumi, kemudian kamu menjumpai-Ku dimana kamu tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu, maka Aku akan datang kepadamu dengan ampunan seluas bumi pula.

Ibnu Daqiq Al Ied berkata dalam Syarah Arbain Nawawi : “Kalimat ‘kemudian engkau menemui Aku’ maksudnya engkau mati dalam keadaan beriman, tanpa sedikit pun menyekutukan Aku dengan apa pun”. Karena dosa Syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah jika pelakunya mati dalam keadaan belum bertaubat darinya. Allah berfirman : “Sungguh, Allah tidak mengampuni orang yang menyekutukan-Nya, tetapi mengampuni dosa selain dari itu kepada siapa yang dikehendaki”. (QS An Nisa ayat 48)

  • Tauhid merupakan sebab utama seorang hamba memperoleh ketenangan, keamanan dan kebahagiaan hidup. Allah berfirman :

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ࣖ

Artinya : Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. (QS. Al An’am ayat 82).

Dalam ayat ini, Allah menggunakan kata “Zalim” yang bermakna syirik, untuk menunjukkan bahwa kezaliman yang terbesar adalah ketika seseorang mempersekutukan Allah dengan selain-Nya dari makhluk-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya, hikayat atas perkataan Luqman kepada anaknya : ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

  • Tauhid merupakan sebab seseorang memperoleh syafaat dari Nabi Muhammad di akhirat kelak, sebagaimana dalam sebuah hadis Nabi bersabda ketika beliau ditanya oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ‘Siapakah orang yang paling bahagia dengan syfaatmu di hari kiamat, wahai Rasulullah?’ beliau menjawab :

أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ

Artinya : Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku di hari kiamat kelak adalah mereka yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” (Tiada tuhan selain Allah) dengan penuh keikhlasan dari dalam hati atau jiwanya (HR. Bukhari).

Demikianlah diantara keutamaan dan keagungan mentauhidkan Allah, semoga Allah menjaga kita dari segala bentuk syubhat yang dapat merusak tauhid dan keyakinan kita, dan mengistikamahkan kita di atas petunjuk-Nya yang lurus.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Merupakan tanggung jawab kita semua untuk menjaga akidah kaum muslimin dari berbagai macam penyimpangan dan kesesatan yang mungkin dianggap biasa oleh sebagian kaum. Apalagi jika hal tersebut dapat menggoyahkan keyakinan kita dan merusakkan tauhid kita wal’iyadzu billah. Setiap kita bertanggung jawab untuk menjaga diri kita dan seluruh keluarga dari neraka. Allah berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim ayat 6).

Akhirnya di penghujung khutbah kedua ini, marilah kita memperbanyak selawat ke atas Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, seraya kita bermunajat kepada Allah untuk menjaga kita semua dari berbagai macam fitnah terhadap agama kita baik yang nampak maupun yang tidak nampak,

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ              

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ                                                                                                                              رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ                                          

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَأَنْتَالْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ 

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ  
 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Baca Juga