MEMETIK HIKMAH DARI HIJRAH NABI

Naskah Khutbah
Asdar
11 Aug 2022
MEMETIK HIKMAH DARI HIJRAH NABI

JUMAT, 14 Muharam 1444 H / 12 Agustus 2022 M

Oleh Rachmat Badani, Lc., M.A.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

            Bertakwalah kepada Allah ‘azza wa jalla dengan sebenar-benarnya ketakwaan, dengan mengamalkan perintah Allah atas dasar ilmu karena mengharapkan ganjaran pahala dari-Nya, dan meninggalkan seluruh larangan Allah atas dasar ilmu karena takut akan azab-Nya.

Salawat dan salam semoga senantiasa terhaturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya serta kepada setiap pengikutnya yang konsisten menjalankan syariatnya.

Jamaah Jumat yang berbahagia

Tanpa terasa, 1 tahun kembali berlalu dari lembaran kehidupan kita di dunia ini. Berbagai hal terjadi sepanjang setahun yang lalu, baik dan buruk pun telah tercatat dengan rapih dalam catatan amalan kita masing-masing. Olehnya, barang siapa yang mendapati dirinya telah menunaikan kebaikan di masa lampau itu, maka hendaknya dia memuji kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah mengaruniakan taufik untuk taat kepada-Nya. Dan barang siapa yang mendapati dirinya belum menunaikan kewajiban dan kebaikan di masa lampau itu, maka hendaknya dia tidak mencela siapapun kecuali kepada dirinya sendiri, dan segera mengintrospeksi untuk masa depan yang lebih baik.

Jamaah Jumat yang berbahagia

Perpindahan tahun 1444 hijriyah semestinya mengingatkan kita semua akan peristiwa mulia dan bersejarah dalam kehidupan manusia termulia di sisi Allah ‘azza wa jalla, yaitu peristiwa hijrah baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kota Mekah menuju kota Madinah. Peristiwa agung ini sungguh sarat akan pelajaran dan hikmah bagi setiap mukmin yang percaya akan kebenaran Risalah baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Olehnya, dalam khotbah jumat yang singkat ini, akan kami paparkan beberapa pelajaran dan hikmah dari hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pertama: Pengorbanan di jalan Allah ta’ala

Sesungguhnya ibadah hijrah merupakan bentuk pengorbanan yang dilalui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radiyallahu ‘anhum. Karena meninggalkan kampung halaman sendiri untuk berada di sebuah negeri asing yang tak dikenali, hakikatnya adalah sesuatu yang amatlah berat. Namun, jamaah sekalian, Demi Allah agama ini tidak akan tegak tanpa pengorbanan. Bahkan agama ini telah dimulai dengan pengorbanan yang sangat banyak melalui kedua tangan Rasulullah dan para sahabatnya.

Ingatkah kita dengan semua celaan dan perlakuan kasar kaum kuffar quraisy kepada Nabi?

Ingatkah kita dengan siksaan yang dirasakan oleh Bilal bin rabah dan kedua orang tua ‘Ammar bin Yasir?

Ingatkah kita dengan pemboikotan terhadap Nabi, keluarga dan seluruh sahabatnya selama 3 tahun lamanya terkucil di sudut kota di dalam kampung halaman sendiri?

Ingatkah kita dengan tetesan darah yang mengucur dari tumit mulia baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh lemparan batu anak-anak kecil penduduk kota Thaif?

Penderitaan demi penderitaan itu terus terjadi dalam kehidupan Nabi, hingga harus meninggalkan kota terkasih dan tercinta, kampung halaman sendiri, yaitu kota Mekah. Jamaah sekalian, dengarkanlah bagaimana lirihan syahdu yang menggambarkan betapa cintanya baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kota Mekah…

“Demi Allah, sesungguhnya engkau wahai Mekah, adalah tanah yang terbaik, dan yang dicintai oleh Allah, jikalau saja aku tidak diusir darimu, niscaya aku tidak akan pernah meninggalkanmu”

Olehnya, hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, berpesan kepada kita semua untuk merelakan apa yang kita miliki sebagai bentuk pengorbanan di jalan Allah ‘azza wa jalla, bahkan dengan sesuatu yang paling kita cintai sekalipun. Bukankah Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Terjemahnya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imran ayat 92)

Kedua: Tak boleh ada ruang untuk putus asa

Ibadah hijrah juga mengajarkan untuk menjaga sifat optimis dalam diri masing-masing. Bahkan tak boleh ada ruang untuk sifat pesimis dan putus asa. Karena sifat ini hanya akan berakhir dengan kerugian dan penyesalan yang berkepanjangan. Hal inilah yang dihindari oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga meskipun berat dan seakan mustahil untuk dapat selamat dari incaran 50 pemuda quraisy dengan pedang terhunus yang mereka bawa untuk membunuh beliau, Rasulullah tetap menempuh jalan sulit ibadah hijrah itu, karena beliau tak pernah mengenal putus asa. Tak ada kata putus asa dalam hidup singkat Nabi, yang merupakan cerminan langsung dari firman Allah ‘azza wa jalla tatkala menceritakan kisah Nabi Ya’qub dan putra-putranya:

يَابَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Terjemahnya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS. Yusuf ayat 87)

Jamaah sekalian, hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menjadi gambaran nyata untuk setiap kita yang sedang tertimpa musibah ataupun sedang dirundung berbagai macam masalah dan problem. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah, jangan hilang optimis dari jalan keluar yang telah Allah gariskan bahkan seiring dengan setiap masalah yang Allah berikan. Bukankah Allah berfirman:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)

Terjemahnya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Syarh ayat 5-6)

Ketiga: Rencanakanlah keberhasilanmu

Jamaah Jumat yang berbahagia

Di antara kandungan hikmah dari peristiwa hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kota Mekah menuju kota Madinah adalah pentingnya merencanakan keberhasilan kita. Jamaah sekalian, ketahuilah bahwa keberhasilan itu harus direncanakan, dalam seluruh urusan kita. Bahkan sebuah ungkapan menyebutkan bahwa ‘siapa yang tidak merencanakan keberhasilannya, maka sesungguhnya dia telah merencanakan kegagalannya’. Karena hakikatnya merencanakan keberhasilan itu membantu kita untuk melihat seluruh kemungkinan yang akan terjadi dalam urusan kita. Dengan demikian, kita dapat membuat berbagai plan rencana demi meraih keberhasilan yang paling gemilang.

Mari kita berkaca pada peristiwa hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena sejak awal beliau telah merencanakan hijrah yang akan beliau lakukan.

Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih Abu Bakr As-Siddiq radiyallahu ‘anhu sebagai sahabat terbaiknya untuk melalui jalan berbahaya nan panjang dalam hijrah itu?

Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada sepupunya ‘Ali radiyallahu ‘anhu untuk menempati tempat tidur beliau sebagai bagian dari tipuan kepada 50 pemuda Quraisy yang mengejarnya?

Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih jalur memutar dan terjauh yang dapat ditempuhnya? Sekali lagi untuk menipu para pemuda Quraisy agar hijrah Nabi dapat berlangsung dengan aman dan terjamin keberhasilannya.

Jamaah sekalian yang berbahagia, bukankah Allah berfirman di dalam Al-Qur’an memerintahkan kita untuk menyiapkan kekuatan yang dapat disiapkan, karena hakikat menyiapkan kekuatan itu adalah bagian kecil dari menyiapkan keberhasilan kita. Allah ta’ala berfirman:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

Terjemahnya: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al-Anfal ayat 60)

Keempat: Tawakkal dengan sebenarnya

Jamaah Jumat yang berbahagia

Di antara hikmah yang paling penting dan membekas dari kisah hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penanaman nilai tawakkal dalam hati seorang mukmin. Tawakkal adalah suatu sikap mental seseorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena di dalam tauhid kita diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini.

Apa yang terjadi dalam peristiwa hijrah, pun juga bagian dari pengaturan Allah ‘azza wa jalla. Lihatlah, siapakah yang menidurkan para pemuda yang mengejar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mereka mengepung rumah beliau?

Siapakah yang menurunkan bahkan menghilangkan semangat para pemuda itu untuk masuk dan memeriksa ke dalam gua kecil tempat Nabi dan Abu Bakr bersembunyi di dalamnya?

Siapakah yang mempertemukan Nabi dan Abu Bakr dengan ‘Abdullah bin Uraiqit yang kemudian menjadi navigator (penuntun jalan) Nabi dalam hijrahnya?

Sesungguhnya yang mengatur itu semua adalah Allah ‘azza wa jalla. Dialah yang mengeluarkan Nabi dari kota Mekah dan yang memasukkannya ke dalam kota Madinah, sebagai jawaban atas doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diabadikan dalam Alquran:

وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

Terjemahnya: Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. (QS. Al-Isra ayat 80)

Allah ‘azza wa jalla pula lah yang menjaga Nabi dan Abu Bakr radiyallahu ‘anhu di dalam gua tsur, olehnya Nabi bersabda kepada Abu Bakr untuk menenangkan kekhawatirannya atas keselamatan beliau, ‘Apakah persangkaanmu wahai Abu Bakr dengan dua orang, sedang Allah ta’ala adalah yang ketiga di antara mereka? Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita’.

Jamaah sekalian, semua ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita agar terus membulatkan keyakinan dan tawakkal kita hanya kepada Allah dalam menghadapi berbagai bentuk ujian dan musibah dalam kehidupan kita.

Semoga hikmah yang kita dengarkan hari ini menjadi motivasi bagi kehidupan kita untuk menyongsong kehidupan yang lebih berarti.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Sesungguhnya ibadah hijrah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat telah usai sejak 14 abad tahun yang lalu, terdapat segudang hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya untuk kita terapkan dalam kehidupan kita. Namun camkanlah, bahwa meskipun hijrah itu telah selesai tapi ibadah hijrah tetap ada hingga hari kiamat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Artinya: Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. (HR. Bukhari)

Semoga khutbah yang singkat ini menjadi pemantik semangat kita agar lebih bergairah menjalani kehidupan yang singkat ini, dan agar dengan tuntunanNya jualah kita dapat mengukir jejak terindah dalam sirah kehidupan kita, Allahumma aamiin yaa mujiibas saa’iliin...

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Dowload PDF-nya di https://bit.ly/HikmahHijrahRasulullah

Baca Juga