Kawan, kita hidup di dunia ini dikelilingi dengan berbagai titipan, ketika titipan itu diambil oleh sang pemilik-Nya, ada yang sedih namun bisa bersabar menghadapinya, namun ada juga yang berlarut-larut dalam kesedihan seolah-olah belum bisa menerima apa yang telah terjadi. Tidak ada yang salah karena itu adalah manusiawi yang selalu dirasakan oleh setiap manusia yang diuji oleh Allah, karena kita dikaruniakan nikmat perasaan oleh Allah maka itu adalah hal yang wajar. Jika sewaktu-waktu Allah mengambil titipan itu darimu maka lepaskanlah dengan keikhlasan serta hati yang lapang. Karena setiap manusia akan diberi ujian dan cobaan oleh Allah, sebagaimana Allâh Azza wa Jalla berfirman:
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ
Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu [Âli‘Imrân/3: 186]
Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allâh Azza wa Jalla yang pasti terjadi) bagi setiap muslim. Seorang muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut. Oleh karena itu, Allâh memberi penekanan pada firman-Nya لَتُبْلَوُنَّ dengan menggunakan dua huruf (yaitu huruf lam dan nun yang bertasydid, sehingga makna kalimat tersebut, kamu sungguh sungguh atau benar-benar akan diuji).”
Dan sebagaimana tertulis dalam firman-Nya :
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya, Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214).
Kawan, jika sekiranya kau pernah berangkat dari kekecewaan akibat kemarahan yang berlebih kepada-Nya, kau pernah terjatuh, tersungkur dalam lubang nelangsa yang teramat dalam. Kecewa karena apa yang ada disisimu di ambil oleh-Nya, hatimu begitu terluka bahkan patah perkeping-keping. Duniamu menjadi gelap lalu setan datang mengambil kesempatan mengodamu untuk menghardik-Nya.
Ketahuilah setiap orang pernah merasakannya. Namun banyak yang terlupa bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan dari-Nya. Kita terlupa bahwa ujian dan cobaan adalah bentuk cinta Allah pada hambanya. Sungguh, tak sepantasnya kita marah pada-Nya yang telah memberikan kita nikmat yang tak pernah bisa kita hitung setiap harinya. Apa yang telah Allah tetapkan pada hambanya itulah yang terbaik sebab Allah pemegang skenario terbaik.
Oleh karena itu apa yang kita miliki cintailah karena Allah, agar ketika titipan diambil oleh sang pemilik-Nya kita bisa melepaskan pula karena-Nya. Karena hidup itu ibarat kita sekolah, untuk naik kelas kita perlu diuji agar kita tahu kualitas diri kita seperti apa. Kalau kita pintar kita akan naik kelas tapi kalau sebaliknya kita akan tetap berada dikelas tersebut.
Sama halnya dengan hidup kita perlu diuji agar kita tahu kualitas diri kita seperti apa di hadapan Allah. Tidaklah ujian datang dalam hidup melainkan Allah akan meninggikan derajat kita di sisi Allah dan itu tanda Allah semakin sayang pada diri kita. Semakin tinggi iman kita maka akan semakin berat pula ujiannya. Dan kita akan mendapat pula pahala yang basar sehingga kita hanya perlu untuk bersabar karena sabar merupakan tanda keimanan kita pada Allah.
Dari ujian kita akan tahu bahwa hidup tak selalu menjanjikan tentang kebahagiaan, karena bahagia dan sedih akan selalu bergandengan. Satu hal yang harus kita tahu, bahwa setiap ada kesedihan akan ada kebahagiaan. Ujian dan cobaan mengajarkan kita untuk bersabar dan ikhlas pada peristiwa yang terjadi dalam hidup. Ujian dan cobaan tak lupa pula mengajarkan kita menjadi manusia yang lebih tangguh dan lebih dewasa dalam menjalani hidup. Ujian dan cobaan tidak akan pernah lepas dalam hidup kita, suka tidak suka ia akan tetap datang sebagai pelangi yang akan mewarnai hidup. Untuk itu siapkanlah senjata terbaik agar kita bisa menghadapinya.
Itulah sebabnya kesabaran sangat dibutuhkan ketika datang berupa ujian dan cobaan dalam hidup ini. Sungguh, ujian yang Allah berikan adalah bentuk cintanya terhadap hamba-Nya. Bersyukurlah jika kita masih diuji oleh Allah karena itu tandanya Allah masih sayang pada kita, tapi jika ujian tidak pernah ada dalam hidup maka itulah yang patut untuk kita pertanyakan karena boleh jadi Allah sudah tidak menyayangi kita, Allah tidak rindu dengan rintihan kita.
Percayalah, sesuatu yang Allah ambil darimu akan ia ganti dengan yang lebih baik. Kita hanya perlu bersabar dan tetap berprasangka baik pada-Nya. Perlu kita tanamkan dalam diri kita adalah tetap berprasangka baik pada-Nya karena Allah tergantung dari prasangka hambanya. Seindah-indah rencana kita, rencana Allah jauh lebih indah. Maka ... lepaskanlah, ikhlaskanlah.
Penulis: Nurhafsah, Mahasiswa UIN Alauddin Makassar
Editor: Armida Abdurrahman, Lc (Dosen STIBA Makassar)