MASJID SEBAGAI MERCUSUAR KEBANGKITAN ISLAM

Naskah Khutbah
Asdar
14 Jan 2022
MASJID SEBAGAI MERCUSUAR KEBANGKITAN ISLAM

Oleh : Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله

Jamaah Jumat yang berbahagia yang dimuliakan oleh Allah.

Kita bersyukur bahwa kita telah berada di Jumat penanggalan 11 Jumadilakhir 1443 hijriah yang bertepatan dengan tanggal 14 Januari 2022 miladiyah.

Jamaah Jumat yang berbahagia

Allah azza wa jalla yang memiliki nama al Hakiim (Yang Maha Bijaksana) telah menciptakan beranekaragam mahkluk-Nya dan menetapkan keutamaan mahkluk yang satu di atas yang lainnya. Allah berfirman :

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Artinya : Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (QS. Al Qashas ayat 68).

Oleh karenanya Allah memilih tempat yang paling baik di muka bumi ini dan paling dicintai oleh-Nya adalah masjid-masjidnya, sebagaimana sabda Nabi :

أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا

Artinya : Negeri (tempat) yang paling dicintai Allah adalah pada masjid-masjidnya. (HR Muslim).

Olehnya sebagai seorang muslim, kita perlu memahami esensi dan fungsi utama dari sebuah masjid, dan diantara esensi masjid adalah:

  • Sebagai sarana beribadah kaum muslimin untuk merekatkan ukhuwah, Allah berfirman :

وَأَقِيمُوْاْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ

Artinya Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk. (QS. Al-Baqarah ayat 43).

Para Ulama kita berpendapat berdasarkan ayat ini merupakan landasan akan kewajiban salat berjamaah, dan berjamaah di masjid selain menjalankan perintah Allah Azza wa Jalla, ia juga merupakan wasilah penguatan ukhuwah dan ikatan persaudaraan antar kaum muslimin.

  • Memakmurkan masjid adalah bukti keimanan yang paling jujur dari seorang hamba, sebagaimana firman Allah :

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱليَوْمِ ٱلأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَنْ يَكُونُواْ مِنَ ٱلمُهْتَدِينَ

Artinya : Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah ayat 18).

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan tentang ayat ini : Maka barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada hari akhir, menegakkan salat dan menunaikan zakat serta takut hanya kepada Allah semata, maka mereka pasti tergolong orang-orang yang mendapat keberuntungan (Tafsir Ibnu Katsir).

Bahkan Nabi menyebutkan diantara golongan yang mendapatkan naungan Asry Allah di hari kiamat kelak adalah :

رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالمَسَاجِدِ

Artinya : Laki-laki (orang) yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid (HR. Bukhari dan Muslim).

Ulama kita menerangkan maksud hadis tersebut ialah seseorang yang sangat cinta akan masjid dan hatinya tertaut dengan masjid, senantiasa berdiam diri di masjid menunggu waktu salat dan merutinkan salat fardhu berjamaah.

  • Masjid adalah tempat hamba Allah yang senantiasa membersihkan diri dan menyucikan jiwanya. Dan hamba yang paling beruntung adalah mereka yang senantiasa menyucikan jiwanya dari segala dosa dan kemaksiatan. Allah berfirman:

...لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَومٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُوْمَ فِيْهِ فِيْهِ رِجَالٌ يُحِبُّوْنَ أَنْ يَتَطَهَّرُواْ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلمُطَّهِّرِيْنَ

Artinya : Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih. . (QS. At-Taubah ayat 108).

Ayat ini berkenaan tentang masjid Quba, dimana di dalam masjid tersebut sekelompok orang yang senantiasa membersihkan diri mereka dari najis. Maka seorang hamba jika kebersihan badan saja amat diperhatikan, maka kebersihan dan kesucian hati lebih utama, dan itulah asas keberuntungan sebagaimana firman Allah :

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّىٰهَا

Artinya : Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan (jiwanya). (QS. As-Syams ayat 9).

  • Masjid adalah tempat dimana hamba-hamba Allah mendapat pujian dari yang maha Rahman karena mereka senantiasa mengingat Allah dan menyucikan nama-Nya di dalam masjid. Allah berfirman :

فِيْ بُيُوْتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيْهَا ٱسْمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيْهَا بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْأٓصَالِ (36) رِجَالٌ لَّا تُلْهِیْهِمْ تِجَـٰرَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِیتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ یَخَافُونَ یَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِیْهِ ٱلْقُلُوْبُ وَٱلْأَبْصَـٰرُ (37)

Artinya : Di rumah-rumah (masjid) yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang, orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat). (QS. An-Nur ayat 36-37).

Dalam ayat ini, Allah menggunakan kata “Rijaal” yang memberikan isyarat akan ketinggian semangat dan kemuliaan niat-niat mereka. Mereka adalah para lelaki yang tidak terlalaikan dengan kesenangan dunia dari mengingat Allah dan memakmurkan masjid Allah ‘Azza wa Jalla.

  • Masjid adalah mercusuar ilmu, tempat dibacakannya ayat-ayat Allah dan Hadis-hadis Nabi dan perkara pokok dalam agama ini yang merupakan kewajiban setiap muslim untuk menuntut ilmu syar’i. Bahkan mereka yang melakukan hal tersebut akan mendapatkan empat kemuliaan sebagaimana dalam sebuah hadis Nabi bersabda :

ومَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ، ويتَدَارسُونَه بيْنَهُم، إِلاَّ نَزَلتْ علَيهم السَّكِينَة، وغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَة، وَحَفَّتْهُم الملائِكَةُ، وذَكَرهُمْ اللَّه فيِمنْ عِنده (رواه مسلم)

 

Artinya : Tidaklah suatu kaum berkumpul diantara rumah-rumah Allah sambil membaca Kitabullah, dan saling mempelajari diantara mereka. Kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dan diberikan rahmat serta malaikat akan menaunginya. Dan mereka akan diingat disisi Allah (HR. Muslim).

Empat keutamaan yang disebutkan oleh Rasulullah seharusnya menjadi motivasi dan pelecut semangat bagi kaum muslimin untuk senantiasa meramaikan masjid-masjid Allah dengan majelis ilmu dan majelis Al-Qur’an, apalagi keutamaan yang keempat dimana Allah menyebut-nyebut nama mereka dan membanggakan mereka yang hadir di majelis ilmu di hadapan para penduduk langit.

Demikianlah diantara esensi masjid, semoga dengannya kita semakin mengenal dan mengagungkan masjid Allah dengan pengagungan yang sebagaimana mestinya.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Diantara kewajiban kita di zaman ini adalah mengembalikan fungsi utama masjid. Masjid bukan sekadar tempat ritual ibadah semata namun lebih dari itu fungsi perbaikan umat baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan sampai fungsi sosial semestinya menjadi tugas kita untuk mulai mengembalikan fungsi-fungsi tersebut ke masjid-masjid yang ada. Sehingga apa yang kita ingin wujudkan adalah bagaimana masjid kembali menjadi mercusuar dan titik pijak utama kebangkitan dan kemajuan umat Islam sebagaimana kemajuan yang telah dicapai oleh generasi awal kaum muslimin, sebagaimana wasiat Imam Malik rahimahullah :

لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلَّا مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا

Tidak akan bisa menjadi baik (mulia dan jaya) orang-orang yang dating kemudian dari umat ini kecuali dengan (melakukan) apa yang telah menjadi perbaikan (memuliakan dan menjayakan) dari generasi pertama umat ini. (Dinukil oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam kitab “Iqtida Shiratal Mustaqim”)

Akhirnya di penghujung khutbah kedua ini, marilah kita memperbanyak selawat ke atas Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, seraya kita bermunajat kepada Allah untuk memperbaiki kondisi umat dan bangsa kita,

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ              

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ                                                                                                                             رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ                                          

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَأَنْتَالْوَهَّابُ      

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ    

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ  اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ  
 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ                      

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Baca Juga