JUMAT, 08 Syakban 1446 H / 07 Februari 2025 M
Oleh Dr. Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Kita kembali mengungkapkan setinggi-tingginya rasa syukur dan sanjungan hanya kepada Allah Azza wa Jalla, Tuhan yang kasih sayangNya meliputi seluruh sisi dan relung kehidupan kita. Tuhan yang lantaran kasih sayangNya yang Mahaluas itu, selalu saja memberikan kesempatan demi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki diri, memperbaiki catatan perjalanan hidup kita di dunia ini, agar kelak saat waktunya tiba untuk pulang, kita dapat meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang terbaik, dalam keadaan husnul khatimah.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Perjalanan hidup kita di dunia ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk mengumpulkan sebanyak-banyak bekal terbaik untuk sebuah kehidupan yang tak berpenghujung, kehidupan abadi di Akhirat nanti. Masa depan Akhirat kita sepenuhnya ditentukan oleh bagaimana kita menyelesaikan perjalanan kita di dunia ini. Karena itu, Allah Azza wa Jalla mengingatkan:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Terjemahnya: “Dan berbekallah kalian, karena sebaik-baiknya bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah/ 2:197).
Melalui ayat ini, Allah Ta’ala mengingatkan kita bahwa kesempatan hidup di dunia ini bukan untuk dihambur-hamburkan dalam maksiat dan larut dalam kesenangannya. Kesempatan hidup di dunia ini justru menjadi satu-satunya kesempatan yang tidak boleh kita lewatkan untuk mengumpulkan bekal-bekal terbaik untuk kehidupan Akhirat kita. Jika kita melewatkan kehidupan dunia ini dan pulang menghadap Allah Ta’ala tanpa bekal terbaik, maka tidak ada lagi kesempatan kedua untuk kembali.
Dan bekal terbaik untuk pulang ke Akhirat itu sayangnya hanya satu, yaitu takwa kepada Allah Ta’ala. Takwa yang secara sederhananya tersimpul dalam 2 hal penting: pertama, jalankan perintah Allah dan RasulNya, lalu kedua, tinggalkan larangan Allah dan RasulNya. Itu saja simpul sederhana bekal terbaik bernama Takwa.
Maka dalam kisah kehidupan dunia kita yang singkat ini, dua hal itu saja yang harus kita kerjakan hingga usia dunia kita usai dan berakhir: lakukan apa yang dicintai Allah dan RasulNya, tinggalkan apa saja yang dibenci oleh Allah dan RasulNya. Itulah yang seharusnya menjadi fokus utama kita, misi utama kita di episode dunia yang singkat ini hingga Allah Ta’ala memanggil kita.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Karena itu, bagi kita tidak ada satu hari pun di dunia ini kecuali menjadi kesempatan ibadah dan penghambaan kita pada Allah Ta’ala. Setiap hari, setiap pekan, setiap bulan, akan selalu menjadi kesempatan mengumpulkan bekal itu sebanyak-banyaknya.
Namun, sedemikian besar kasih sayang Allah pada hamba-hambaNya, sehingga Allah mengistimewakan momentum waktu tertentu untuk menjadi momentum melejitkan dan melipatgandakan kebaikan dan keshalihan mereka. Seperti momentum bulan Sya’ban yang saat ini hadir menjelang hadirnya bulan mulia yang kita rindukan, bulan Ramadhan.
Jika bulan Ramadhan adalah sumber semerbak wangi kebaikan, maka Bulan Sya’ban ini adalah hembusan semerbak wanginya yang akan kita hirup sebelum kita tiba di Taman Ramadhan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ لِرَبِّكُمْ فِي أَيَّامِ دَهْرِكُمْ نَفَحَاتٌ، فَتَعَرَّضُوا لَهَا، لَعَلَّهُ أَنْ يُصِيبَكُمْ نَفْحَةٌ مِنْهَا فَلَا تَشْقَوْنَ بَعْدَهَا أَبَدًا
Terjemahnya: “Sesungguhnya Tuhan kalian mempunyai semerbak-semerbak wangi pada hari-hari kehidupan kalian, maka berusahalah mencarinya, semoga kalian dapat menemukan satu semerbaknya (yang membuat kalian) tidak sengsara setelahnya untuk selamanya.” (HR. Al-Thabarany)
Itulah sebabnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan bulan Sya’ban ini secara istimewa dan berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewatinya dengan cara yang sangat berbeda.
Ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan:
كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَصُومُ حتَّى نَقُولَ: لا يُفْطِرُ، ويُفْطِرُ حتَّى نَقُولَ: لا يَصُومُ، فَما رَأَيْتُ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إلَّا رَمَضَانَ، وما رَأَيْتُهُ أكْثَرَ صِيَامًا منه في شَعْبَانَ.
Artinya: “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa, hingga kami mengatakan (bahwa) beliau tidak pernah berbuka, dan beliau berbuka hingga kami mengatakan bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa satu bulan kecuali di bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah beliau berpuasa lebih banyak dari (bulan Ramadhan), kecuali di bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ibunda kita, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha juga menceritakan:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
Artinya: “Aku tidak pernah melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa selama 2 bulan berturut-turut kecuali di bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. Al-Tirmidzi).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Maka melalui itu semua, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita semua, bahwa bulan Sya’ban bukan bulan biasa. Bulan Sya’ban adalah bulan istimewa. Bulan Sya’ban adalah bulan yang tidak boleh kita lewatkan begitu saja. Bulan Sya’ban adalah bulan yang hari-harinya harus kita lewatkan dalam ibadah, ketaatan, kebaikan dan amal shalih.
Salah satu alasannya adalah karena momentum Sya’ban ini adalah menjadi momentum dimana seluruh amal perbuatan kita dalam periode setahun ini akan diangkat ke langit. Dan menjadi sangat indah, jika saat semua amal kita diangkat, kita semua dalam keadaan larut dalam ketaatan dan ibadah pada Allah Azza wa Jalla.
Tentang ini, sahabat mulia bernama Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ
“Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa (sunnah) dalam satu bulan di antara semua bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban.’”
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Itu adalah bulan yang dilalaikan manusia antara Rajab dan Ramadhan, padahal ia adalah bulan dimana amal-amal itu akan diangkat kepada (Allah) Rabb al-‘alamin. Maka aku suka jika amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa.” (HR. Al-Nasa’i).
Demikian pula para Salaf dalam mengukir jejak indah di Syakban ini. Dalam kitab Lathaiful ma’arif oleh Ibnu Rajab al Hanbali rahimahullah:
وَكانَ عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ المُلاءِيُّ إِذَا دَخَلَ شَعْبَانُ أَغْلَقَ حانُوتَهُ وَتَفَرَّغَ لِقِراءَةِ القُرآنِ.
Artinya: Adalah Amru bin Qais al-Mula’i jika telah masuk bulan Syakban, maka beliau bergegas menutup toko (tempat berdagangnya) dan fokus untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Hasan bin Sahl rahimahullah berkata:
قَالَ شَعْبَانُ: يَا رَبِّ، جَعَلْتَنِي بَيْنَ شَهْرَيْنِ عَظِيْمَيْنِ، فَمَا لِي؟ قَالَ: جَعَلْتُ فِيْكَ قِرَاءَةَ القُرْآنِ
Artinya: Bulan Sya'ban berkata: "Wahai Tuhanku, Engkau telah menempatkanku di antara dua bulan yang agung, lalu apa keistimewaanku?" Allah berfirman: "Aku telah menjadikan padamu waktu untuk membaca Al-Qur'an.".
Maka, kaum muslimin yang berbahagia, jangan menjadi seperti kebanyakan manusia, yang melalaikan dan melewatkan bulan Sya’ban ini tanpa mengukir jejak kebaikan dan keshalihan dalam catatan amal kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin yang berbahagia!
Salah satu bentuk ketakwaan kepada Allah Azza wa Jalla adalah ketika kita berkomitmen menjalankan ibadah sesuai dengan panduan yang diajarkan oleh Allah dan RasulNya. Setinggi-tingginya adab seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla dan kepada RasulNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ketika sang hamba berkomitmen tidak melampaui garis yang telah ditetapkan Allah dan RasulNya dalam beribadah.
Karena itu, di bulan Sya’ban ini dan juga di bulan manapun dalam hidup kita, jangan membiarkan diri terseret dalam nafsu melakukan inovasi-inovasi baru dalam beribadah. Silahkan berinovasi dalam urusan dunia, tapi dalam ibadah, inovasi itu akan menjadi sumber malapetaka bagi kita di Akhirat nanti.
Pastikan bahwa ibadah yang kita lakukan di bulan Sya’ban ini memiliki dasar dan landasan petunjuk dari Nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Itulah bukti nyata klaim cinta kita kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Download PDFnya di https://bit.ly/JanganLewatkanSemarakSyakban