BERHIAS DENGAN AKHLAK MULIA

Naskah Khutbah
Abu Uwais
02 Oct 2025
BERHIAS DENGAN AKHLAK MULIA

JUMAT, 11 Rabiulakhir 1447 H / 03 Oktober 2025 M
Oleh Dr. Muhammad Harsya Bachtiar, Lc., M.A.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ 

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Salah satu krisis yang melanda kita hari ini adalah krisis akhlak mulia. Padahal dalam Islam berakhlak dengan akhlak yang mulia adalah salah satu ajaran Islam yang agung. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadisnya:

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ )رَوَاهُ التِّرْمِذِي 

Artinya:“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada; dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya, dan perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi),

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Bahkan saking pentingnya ajaran akhlak mulia, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam hadisnya bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” (HR. Ahmad).

Yang memberikan kesan bahwa seakan-akan tujuan satu-satunya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam diutus kepada manusia hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia, padahal kita semua tahu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam diutus oleh Allah ke muka bumi ini bukan hanya untuk mengajarkan akhlak mulia saja namun juga ada banyak misi lainnya seperti mengajarkan tauhid, menegakkan keadilan dan membasmi kezaliman.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Lalu pertanyaannya sekarang, apakah hakikat akhlak mulia itu? Berikut beberapa perkataan ulama akan hal ini:

Menurut Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah:

حُسْنُ الخُلُقِ : الكَرَمُ وَالبَذْلَةُ وَالاِحْتِمَالُ (جامع العلوم والحكم)

Artinya: “Akhlak mulia adalah ramah, dermawan, dan bisa menahan amarah.” Kitab Jami’ul Ulum Wal-Hikam (2/543).

Menurut Imam Ibnul Mubarak rahimahullah:

هُوَ بَسْطُ الوَجْهِ ، وَبَذْلُ المَعْرُوْفِ ، وَكَفُّ الأَذَى (جامع العلوم والحكم)

Artinya: “Ia (akhlak mulia) adalah murah senyum, gemar melakukan kebaikan, dan menahan diri dari menyakiti orang lain”. Kitab Jami’ul Ulum Wal-Hikam (1/457).

Menurut Imam Asy-Sya’bi rahimahullah :

البَذْلَةُ وَالعَطِيَّةُ وَالبِشرُ الحَسَنُ (جامع العلوم والحكم)

Artinya: “(Akhlak mulia adalah) Bersikap dermawan, suka memberi, dan memberi kegembiraan pada orang lain.” Kitab Jami’ul Ulum Wal-Hikam (1/457).

4. Dan terakhir menurut Imam Ishaq bin Rahuyah rahimahullah:

هُوَ بَسْطُ الوَجْهِ وَأَنْ لَا تَغْضَبْ (جامع العلوم والحكم)

Artinya: “Ia (akhlak mulia) adalah wajah yang murah senyum dan tidak pemarah” Kitab Jami’ul Ulum Wal-Hikam (1/457).

Dari ke semua yang disebutkan di atas dapat kita simpulkan bahwa orang yang berakhlak mulia adalah orang yang ramah, suka membantu orang lain dan memberi, murah senyum dan tidak mudah marah serta menyakiti orang lain.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Ketahuilah bahwa ada satu lagi akhlak mulia yang belum tersebutkan di atas yang tampaknya akhir-akhir ini mulai banyak manusia yang terlalaikan dari akhlak ini yaitu, bersifat dengan sifat malu. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadisnya:

إِنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا، وَخُلُقُ الْإِسْلَامِ الْحَيَاءُ (رواه ابن ماجه)

Artinya: “Setiap agama mempunyai akhlak dan akhlak daripada agama Islam adalah rasa malu.” HR. Ibnu Majah.

Malu di masa kini, di masa perkembangan yang begitu masif dalam teknologi interaksi media sosial tampaknya sudah menjadi barang langka yang jarang ditemui kecuali pada diri-diri mulia dari orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Betapa banyak kita saksikan pada hari ini, orang-orang yang tidak punya lagi rasa malu dan risih untuk mengumbar auratnya bahkan aibnya yang seyogyanya itu adalah hal yang memalukan namun demi mendapatkan sedikit imbalan dunia dari harta dan popularitas maka mereka tidak segan meninggalkan rasa malunya. Walllahul musta’an.

Ketahuilah Jamaah yang dimuliakan Allah, bahwa semakin tinggi kualitas iman seseorang maka akan semakin tinggi rasa malunya, sebaliknya semakin rendak kualitas iman seseorang maka akan semakin hilang rasa malunya. Hal ini karena keimanan dan rasa malu selalu bergandengan, kapan hilang satu maka akan hilang juga yang lainnya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

الحياءُ والإيمانُ قرناءُ جميعًا فإذا رُفِع أحدُهما رُفِع الآخرُ

Artinya: “Malu dan iman keduanya selalu bergandengan, apabila diangkat salah satunya maka akan terangkat pula yang lainnya” HR. Hakim.

Semoga Allah senantiasa menjadikan kita sebagai hamba-hamba yang senantiasa bersifat dengan sifat malu. Amin.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Sebagai penutup mari kita ingatkan diri kita dan keluarga kita kembali untuk berhias dengan akhlak mulia karena ketahuilah bahwa berakhlak dengan akhlak mulia adalah di antara penyebab banyaknya orang masuk ke dalam syurga Allah. Di dalam hadis, sahabat Abu Hurairah radiyallahu anhu mengatakan:

سٌئِلَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم عَنْ أَكْثَر مَا يُدْخِل النَاس الجَنَّة فقال: تَقْوَى الله وَحُسْنُ الخُلُقِ (رواه الترمذي)

Artinya: “Nabi shallallahu alaihi wasallam ditanyakan tentang sebab yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam syurga, Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Taqwa kepada Allah dan akhlak yang mulia” HR.Tirmidzi.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Pada khutbah kedua ini, izinkan kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah pada hari jum’at. Pertama, mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad ﷺ bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana firman Allah:

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Baca Juga