REFLEKSI DIRI DALAM PERGANTIAN TAHUN

Naskah Khutbah
Asdar
25 Dec 2025
REFLEKSI DIRI DALAM PERGANTIAN TAHUN

JUMAT, 5 Rajab 1447 H / 26 Desember 2025 M
 Oleh Alif Jumai Rajab, Lc., M.Ag.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...

Segala puji pada Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan pada-Nya meminta ampunan pada-Nya. Kami berlindung dari kejelekan diri kami dan kejelekan amal kami. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Siapa yang disesatkan oleh Allah, tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya.

Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat tercurah pada Nabi kita Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, keluarga dan sahabat-Nya serta yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...

Tanpa terasa kita saat ini telah berada di penghujung tahun 2025 dan beberapa hari ke depan kita akan melangkah memasuki tahun 2026. Dalam setiap momen pergantian waktu, baik pergantian tahun, bulan, maupun siang berganti menjadi malam, terdapat pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, yaitu bahwa kehidupan ini terus berjalan dan kita semakin dekat dengan kematian.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لأوْلِي الأبْصَارِ

Terjemahannya: “Allah menjadikan malam dan siang silih berganti. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam).” (QS An-Nur, [24]: 44).

Perlu kita sadari bersama bahwa pergantian tahun tidak hanya menjadi bukti betapa Maha Kuasanya Allah dalam mengatur alam semesta ini dengan sangat sempurna, tetapi juga menjadi peringatan bagi kita bahwa dengan bergantinya tahun maupun siang dan malam, juga menunjukkan bahwa umur kita semakin hari semakin berkurang.

Setiap detik yang berlalu adalah bagian dari hidup kita yang telah lewat dan tidak akan pernah kembali. Oleh karena itu, marilah kita gunakan sisa umur kita ini dengan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, berbuat baik kepada sesama, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian yang pasti datangnya.

Pergantian tahun jamaah sekalian, Sebagian orang menyambutnya dengan pesta, kembang api dan hura-hura. Namun Islam mengajarkan kita untuk menyambut pergantian waktu dengan muhasabah bukan dengan euphoria.

Pertanyaan sederhana namun sangat dalam, “Apakah bertambahnya tahun membuat usia kita bertambah atau justru amal kitalah yang bertambah?

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;

وَالْعَصْرِۙ (1) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ(2)

Terjemahnya: “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,” (QS: al-Asr: 1-2).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat mahal. Setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali. Umur kita terus berkurang, sementara catatan amal baik dan keburukan terus tercatat.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...

Beberapa hal yang perlu kita ingat, sebagai resolusi ketika memasuki tahun yang baru nantinya;

1.      Umur manusia itu terbatas.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُم مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Artunya: “Umur umatku antara 60 hingga 70 dan sedikit dari mereka yang melebihi itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3550; Ibnu Majah, no. 4236).

Karena umur kita terbatas, maka setiap detik kehidupan ini sangat berharga. Sayangnya, banyak manusia yang tertipu oleh panjang angan-angan. Merasa hidup masih lama, lalu menunda taubat, menunda amal, dan menunda kebaikan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Artinya: “Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim).

Hadis ini menegaskan kepada kita bahwa hidup adalah kesempatan, dan kesempatan itu tidak akan kembali.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...

2.      Beramal salehlah di waktu muda dan kuat

Banyak orang menunda amal dengan alasan nanti saja, tunggu tua, tunggu mapan, tunggu sempat. Padahal tidak ada jaminan kita akan sampai pada waktu itu.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;

لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ (4) ثُمَّ رَدَدۡنَٰهُ أَسۡفَلَ سَٰفِلِينَ (5) إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمۡ أَجۡرٌ غَيۡرُ مَمۡنُونٖ (6)

Terjemahnya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah- rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS. At-Tiin: 4-6).

Ibnu Qutaibah rahimahullah mengatakan, “Makna firman Allah yang artinya “Kecuali orang-orang yang beriman” adalah kecuali orang-orang yang beriman di waktu mudanya, di saat kondisi kuat fit (semangat) untuk beramal, maka mereka di waktu tuanya nanti tidaklah berkurang amalan mereka. Walaupun mereka tidak mampu melakukan amalan ketaatan di saat usia senja. Karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui, seandainya mereka masih diberi kekuatan beramal sebagaimana waktu mudanya, maka mereka tidak akan berhenti dari beramal kebaikan. Maka orang yang gemar beramal di waktu mudanya, (di saat tua renta), dia akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya.”

Maka berbahagialah orang-orang yang menggunakan masa mudanya untuk shalat, menuntut ilmu, berbakti kepada orang tua, dan menjauhi maksiat.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...

3.      Tinggalkanlah hal yang tidak bermanfaat

Di antara tanda kesempurnaan iman seorang Muslim adalah kemampuannya meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi agama dan kehidupannya. Waktu adalah nikmat besar, namun sering habis untuk perkara sia-sia.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

Artinya: “Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi).

Hadis ini menjadi pedoman hidup seorang Muslim agar fokus pada hal yang bernilai dan berpahala. Abu Nu’aim al-Asbahani penulis kitab Hilyatul Auliya’ mengutip perkataan yang indah dari seorang ulama yang bernama ‘Arif al-Yamani, di mana ia berkata;

إِنَّ مِنْ إِعْرَاضِ اللَّهِ عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَشْغَلَهُ بِمَا لَا يَنْفَعُهُ

Artinya: “Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia.” (Hilyatul Awliya’, 10: 134).

Maka orang yang cerdas adalah yang menggunakan waktunya untuk hal-hal yang mendekatkannya kepada Allah, bukan yang menjauhkannya.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita semua…

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Di hari jumat yang mulia ini, kami ingin mengingatkan kepada jamaah sekalian, jangan lupakan saudara kita di bagian Sumatera sana. Saudara yang masih menunggu uluran tangan kita. Semoga Allah merahmati salah seorang pemerintah dari negeri ini yang mengatakan, “Jangan melaksankan euforia yang berlebihan di malam tahun baru, sebagai bentuk empati kita pada saudara yang terdampak bencana.

Naam jamaah sekalian, seorang mukmin dan mukmin lainnya itu bagai satu tubuh. Maka apa yang dirasakan oleh saudara kita di sana, pun juga seharusnya kita rasakan. Sehingga rasa peduli itu ada, rasa empati itu ada, dan sebagai bukti bahwa kita adalah orang yang beriman sesuai janji nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Dan yang terakhir jamaah, marilah kita memperbanyak salawat dan salam kepada baginda Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Allah dan malaikat juga bersalawat kepada beliau.

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.


Download PDFnya di https://bit.ly/RefleksiDiriDalamPergantianTahun

Baca Juga