JUMAT, 15 Zulhijah 1443 H / 15 Juli 2022 M
Oleh : Lukmanul Hakim Sudahnan, Lc., M.A.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أيها الناس رحمكم الله
Jamaah Jumat yang berbahagia
Adalah merupakan perkara yang diketahui oleh seluruh kaum muslimin, bahwa diantara perkara yang paling agung dalam agama Islam adalah perkara cinta dan mencintai. Apalagi jika sang objek cinta adalah Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam, yang merupakan medan magnet terbesar bagi seorang muslim untuk mencintai beliau, yang mana tidak ada seorang muslimpun kecuali akan mendeklarasikan kecintaannya kepada beliau.
Perlu diketahui, bahwa sang maha pecinta sejati dari kalangan manusia adalah para nabi dan para rasul utusan Allah Azza wajalla, dan yang paling menonjol diantara mereka adalah Nabi Muhammad ṣallallahu 'alaihi wasallam, beliau adalah seorang Nabi yang sangat mencintai dan mengasihi umatnya, bahkan Allah Azza wajalla-pun mengakui sifat tersebut, Allah Azza wajalla berfirman:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Terjemahnya: "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kalian alami, dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." QS. At-Taubah : 128.
Jamaah salat Jumat yang dirahmati oleh Allah Azza wajalla.
Cinta Nabi Muhammad kepada umatnya bukan hanya ucapan bibir semata, namun bukti-bukti cinta beliau bertebaran di dalam hadis-hadis, diantaranya adalah deskripsi dari Aisyah radiyallahu 'anha terkait kegundahan Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam ketika langit kota Madinah dipenuhi dengan awan, hal tersebut disebabkan karena kekhawatiran beliau yang sangat besar; bahwa di balik awan tersebut ada azab yang Allah kirimkan kepada umatnya, Aisyah radiyallahu 'anha mengatakan :
كَانَ إِذَا رَأَى غَيْمًا أَوْ رِيحًا عُرِفَ فِي وَجْهِهِ، قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الْغَيْمَ فَرِحُوا رَجَاءَ أَنْ يَكُونَ فِيهِ الْمَطَرُ وَأَرَاكَ إِذَا رَأَيْتَهُ عُرِفَ فِي وَجْهِكَ الْكَرَاهِيَةُ، فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ مَا يُؤْمِنِّي أَنْ يَكُونَ فِيهِ عَذَابٌ، عُذِّبَ قَوْمٌ بِالرِّيحِ وَقَدْ رَأَى قَوْمٌ الْعَذَابَ، فَقَالُوا {هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا}
Artinya : "Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam jika melihat awan atau angin kencang akan nampak pada wajahnya kekhawatiran, maka Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya manusia jika melihat awan akan nampak kebahagiaan pada wajah mereka, sebab mereka berharap hujan akan turun, namun saya melihat jika engkau melihat awan nampak pada wajahmu ketidaksukaan? Maka Rasulullah menjawab, "Wahai Aisyah, tidak ada yang menjamin bahwa di balik awan tersebut tidak ada azab, sesungguhnya ada kaum yang diazab dengan angin, bahkan suatu kaum yang melihat azab, namun mereka justru mengatakan, "Inilah awan-awan yang akan menurunkan hujan kepada kita." (HR. Bukhari dan Muslim).
Bahkan didalam riwayat yang lain dipaparkan bagaimana kegelisahan Rasulullah ketika melihat awan atau angin yang datang ke kota Madinah, Aisyah radiyallahu 'anha mengatakan :
وَإِذَا تَخَيَّلَتِ السَّمَاءُ تَغَيَّرَ لَوْنُهُ وَخَرَجَ وَدَخَلَ وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ، فَإِذَا مَطَرَتْ سُرِّيَ عَنْهُ
Artinya : "Dan jika awan berarak di langit, maka wajahnya diliputi kekhawatiran, beliau keluar rumah dan masuk, datang dan pergi, dan jika hujan turun maka semua kegelisahan dan kegundahan tersebut sirna." (HR. Muslim).
Inilah bukti cinta dan kasih nabi yang sangat besar, terpahat dengan kuat di relung-relung hati, dan terpancar kuat lewat kegelisahan dan kegundahan pada wajah beliau yang mulia, karena kekhawatiran beliau akan turunnya azab Allah Azza wajalla kepada umatnya.
Dan diantara bukti cinta dan kasih sayang beliau kepada umatnya; beliau tidak ingin menyusahkan dan memberatkan umatnya dalam menjalankan syariat, diantara contohnya adalah meringankan beberapa syariat, Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ وَلَأَخَرْتُ صَلَاةَ العِشَاءِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ
Artinya : "Seandainya tidak menyusahkan umatku, maka pasti aku suruh mereka untuk bersiwak setiap hendak melaksanakan salat, dan pasti aku akhirkan pelaksanaan salatnya sampai sepertiga malam." (HR. Tirmizi).
Maka ketika syariat masih bisa ditawar dan diringankan dari umatnya, maka Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam pasti akan berusaha untuk meringankannya, agar syariat-syariat tersebut tidak membebani dan memberatkan mereka.
Jamaah salat Jumat yang dirahmati oleh Allah Azza wajalla.
Bukti kecintaan Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam tidak berhenti sampai disini saja, ada pengorbanan besar yang beliau lakukan, yaitu beliau tidak memanfaatkan keistimewaan yang beliau miliki berupa doa yang pasti terkabul demi kemaslahatan umatnya, beliau bersabda :
لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ، فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
Artinya : "Setiap Nabi memiliki doa yang pasti terkabul, dan setiap nabi telah memanjatkan doa tersebut (dan dikabulkan oleh Allah), sedangkan aku; maka aku simpan doaku untuk dijadikan sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat." (HR. Muslim).
Ini merupakan puncak dari bukti kecintaan dan kasih sayang Rasulullah terhadap umatnya.
Kaum muslimin, jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah Azza wajalla.
Sebagai seorang muslim, mencintai Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam adalah sebuah keniscayaan, setiap muslim pasti mengaku mencintai beliau. Namun dalam urusan cinta dan mencintai, seseorang pecinta sejati tidak hanya memikirkan pengungkapan cintanya kepada obyek yang dicintainya, namun juga harus memikirkan cara yang jitu agar cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, sebab sangat banyak orang yang mengaku mencintai seseorang, namun ternyata cintanya tidak disambut dengan hangat, sehingga ia bak pungguk yang merindukan bulan, dan ibarat orang yang disinggung oleh sebuah baik syair :
وَكُلٌّ يَدَّعِي وَصْلًا بِلَيْلَى* وَلَيْلَى لَا تَقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَا
Artinya : "Semua orang mengakui memiliki hubungan spesial dengan Laila (seorang wanita cantik) *Namun ternyata Laila tidak mengakui hubungan tersebut."
Oleh karena itu para ulama mewanti-wanti terkait masalah ini dengan mengatakan :
لَيْسَ الشَّأْنُ أَنْ تُحِبَّ وَلَكِنَّ الشَّأْنَ أَنْ تُحَبَّ
Artinya : "Yang terpenting bukan bagaimana engkau mencintai, namun yang terpenting adalah bagaimana engkau dicintai." [Tafsir Ibnu Katsir (2/32)].
Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui perkara-perkara yang dapat mendatangkan kecintaan Allah Azza wajalla dan Rasul-Nya kepada seorang hamba, dan salah satu sarana untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan mengkaji sirah para ulama terdahulu dalam merefleksikan cinta mereka kepada Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، أَقُوْلُ قًوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin, jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah Azza wajalla.
Sesungguhnya kualitas cinta diukur dengan bukti dan bukan dengan janji-janji lisan semata, oleh karena itu wajib bagi orang yang mengklaim cinta kepada Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam untuk menunjukkan bukti cintanya kepada beliau dengan amalan, sebab diantara bukti cinta yang otentik adalah dengan mematuhi dan menaati yang dicinta, sebagaimana seorang penyair mengatakan :
تَعْصِي الإِلَهَ وَأَنْتَ تُظْهِرُ حُبَّهُ * هَذَا مُحَالٌ فِي الْقِيَاسِ بَدِيْعٌ
لَوْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقًا لَأَطَعْتَهُ * فَإِنَّ المُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيْعٌ
"Engkau bermaksiat kepada Allah padahal engkau mengaku mencintai-Nya * Sesungguhnya hal ini adalah mustahil menurut nalar yang sehat.
Seandainya cintamu sejati niscaya engkau akan menaatiNya*
Sesungguhnya sang pecinta sejati akan menaati yang dicintai."
Imam Nawawi-pun menetapkan hal ini, beliau mengatakan:"Dan rasa cinta seorang hamba kepada Allah diekspresikan dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, demikian juga dengan cinta kepada Rasul-Nya."
Semoga kita menjadi pengikut beliau yang taat dan berpegang teguh terhadap ajarannya, dan menjadikan kita benar-benar membuktikan kecintaan kita kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam...
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Download PDF-nya di https://bit.ly/BenarkahAkuMencintaiNabi