JUMAT, 08 SYAKBAN 1443 H / 11 MARET 2022 M
Oleh : Ustaz Rachmat Badani, Lc., M.A.
© Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أيها الناس رحمكم الله
Kaum muslimin, sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Siapakah di antara kita yang tak pernah terjatuh dalam lubang kesalahan? Tak seorang pun. Setiap manusia pasti melakukan dosa dan maksiat, kecuali para Nabi dan Rasul Allah. Demikian halnya manusia-manusia hebat di sekeliling Rasulullah, mereka para sahabat adalah manusia biasa seperti kita, yang telah Allah muliakan di sisi-Nya, namun mari memetik pelajaran besar tentang bagaimana Rasulullah menyikapi dan mengobati kesalahan yang pernah dilakukan oleh para sahabat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan datangnya hari kiamat, serta banyak menyebut Allah ta’ala. (QS. Al-Ahzab ayat 21)
Abu Bakrah radiallahu ‘anhu menggambarkan indahnya sikap Rasulullah ﷺ kepada dirinya -yang baru saja masuk islam saat itu- ketika ia melakukan kesalahan dengan mengatakan :
“Sungguh beliau –Rasulullah- tidak mencela, menghardik dan menghinaku...”
Rasulullah ﷺ ibaratnya seorang dokter yang mengobati penyakit pasiennya, sebagai pemimpin yang mengarahkan pasukannya, sebagai kawan yang menasehati sahabatnya, sebagai ayah yang mengayomi keluarganya, dan di seluruh lini kehidupannya, beliau ﷺ senantiasa berada dalam koridor penggambaran Allah ta’ala terhadapnya :
Artinya : Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, dan ia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman. (QS. At-Taubah ayat 128)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam kitab shahih mereka dari Anas bin Malik dan Abdullah bin Yazid radiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah ﷺ mendapatkan harta rampasan yang sangatlah banyak selepas peperangan hunain yang terjadi pada tahun ke-8 Hijriyah. Harta rampasan tersebut kemudian dibagikan kepada orang-orang Quraisy serta kabilah-kabilah arab lainnya yang baru memeluk agama islam dengan tujuan untuk mengikat hati mereka. Bahkan di dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah memberikan 100 ekor unta kepada seseorang dan tidak memberikan sedikitpun bagian bagi kaum Anshar (kaum muslimin dari penduduk asli kota Madinah) dari harta rampasan tersebut. Sebuah ujian yang berat bagi kaum Anshar saat itu, yang menyebabkan sebagian dari mereka merasa adanya ketidakadilan dari perbuatan Rasulullah ﷺ, hingga mereka berkata :
“Semoga Allah ta’ala memberikan ampunanNya kepada Rasulullah, sungguh perbuatan beliau benar-benar di luar dugaan. Beliau memberikan seluruh harta rampasan kepada kaum Quraisy dan beliau melupakan kita kaum Anshar, padahal pedang-pedang kita dahulu berlumur darah mereka (kaum Quraisy) sebelum mereka masuk islam. Apabila keadaan sedang tidak stabil dan berpotensi timbulnya peperangan maka kitalah kaum Anshar yang dipanggilnya, namun saat rampasan perang dibagi ia justru diberikan kepada selain kita. Sungguh seandainya perkara ini adalah perintah Allah ta’ala maka kita akan bersabar, namun jika ia merupakan ijtihad dan pandangan Rasulullah semata, maka kita harus bertindak..”
Perkataan ini kemudian sampai ke telinga Rasulullah ﷺ melalui perantara Sa’ad bin Ubadah radiyallahu anhu. Sa’ad berkata kepada beliau :
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya segelintir kaum Anshar merasa keberatan atas perbuatan Anda”
Rasulullah membalas “dalam permasalahan apa wahai Sa’ad ?”
“Persoalan pembagian harta rampasan yang Anda bagikan kepada kaum Anda (Quraisy) sedang kaum Anshar tidak mendapatkan sedikitpun darinya.”
“Lantas apakah kamu termasuk diantara mereka yang menolaknya wahai Sa’ad?” tanya Rasulullah.
“Saya hanyalah penduduk biasa wahai Rasulullah yang diamanahkan untuk menyampaikan pesan ini kepada Anda” jawab Sa’ad.
Rasulullah kemudian berkata “Jika demikian maka kumpulkanlah kaummu siang ini dan kabari Aku bila mereka telah berkumpul seluruhnya.”
Berkumpullah kaum Anshar yang dimaksudkan oleh Rasulullah ﷺ , tak ada seorangpun dari mereka melainkan sangat ingin untuk mendengarkan penjelasan atas sikap Rasulullah yang dinilai tidak adil atas mereka. Hingga tiba saatnya, Rasulullah ﷺ kemudian berdiri di hadapan wajah-wajah mereka, beliau memuji Allah dan bersyukur kepadaNya lalu bersabda :
“Wahai kaum Anshar !!!
Bukankah dahulu Aku datang sedang kalian masih berada di dalam kesesatan lantas Allah memberikan hidayah kepada kalian ?
Bukankah dahulu kalian melarat dan terlunta-lunta lantas Allah mengaruniakan kepada kalian harta yang cukup ?
Bukankah dahulu kalian saling bermusuh-musuhan lantas Allah mengaruniakan ukhuwwah imaniyah di dalam hati kalian ?
Jawablah wahai kaum Anshar !!!”
Kaum Anshar kemudian menjawab “benar wahai Rasulullah, seluruhnya berkat karunia Allah subhanahu wa ta’ala.”
Rasulullah kemudian bersabda kembali “lalu mengapa Aku mendengarkan ucapan tersebut dari kalian?”
Mereka diam tak menjawab...
Rasulullah kembali bersabda “mengapa Aku mendengarkan ucapan tersebut dari kalian?”
Maka salah seorang dari kaum Anshar kemudian berkata “Wahai Rasulullah, para pemuka kaum Anshar tak berkata apapun tentang harta rampasan itu, ucapan itu justu keluar dari mulut sebagian pemuda kami.”
Rasulullah ﷺ bersabda :
”Sesungguhnya orang-orang Quraisy tersebut adalah orang-orang yang baru saja memeluk agama Islam, mereka jahil akan agamanya. Atas alasan ini Aku memberikan harta rampasan Hunain kepada mereka untuk menetapkan dan menguatkan hati mereka dalam agama ini.
Apakah karena perkara dunia yang fana (baca : harta) ini sampai membuat kalian tidak ridho atas Nabi kalian ?
Apakah kalian tidak ridho jika harta dunia yang sedikit ini kita jadikan sebagai sebab untuk menguatkan hati mereka yang baru saja meninggalkan kekufurannya dan memeluk keyakinan kita bersama ?
Apakah kalian tidak ridho jika orang-orang Quraisy pulang ke rumah mereka dengan membawa harta rampasan dari hewan ternak, kambing, unta, persenjataan dan yang lainnya sedangkan kalian pulang bersama Rasul Allah subhanahu wa ta’ala ke kota Madinah, kalian menjaga dan melindunginya ?
Sungguh demi Allah, apa yang kalian bawa jauh lebih berharga dibandingkan dengan apa yang mereka bawa...
Dan demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggamanNya, jika saja ummat manusia diperhadapkan pada 2 buah jalan, maka pasti Aku akan mengikuti jalan yang diambil oleh kaum Anshar.
Kalian wahai kaum Anshar ibarat pakaian bagi Islam, sedangkan mereka (selain Anshar) ibarat selimut...seandainya bukan karena ibadah hijrah, maka Aku berharap lahir di tengah-tengah kalian...
Ya Allah rahmatilah kaum Anshar dan anak-anak mereka.”
Demikian pidato Rasulullah ﷺ, yang telah membuat wajah para sahabat radiyallahu ‘anhum ajma’in basah karena air mata mereka yang tak berhenti mengucur deras membasahi pipi, dagu dan jenggot mereka...
Nasehat Nabawiyyah yang penuh dengan pelajaran yang berharga, mengajarkan kita bahwa dunia tak pernah lebih berharga dibandingkan kedudukan mulia agama ini. Mengajarkan kita makna keadilan serta penunaian hak-hak muslim, dan sekaligus menyurati pesan tersirat kepada pemeluknya bagaimana Rasulullah mengobati kesalahan, mengayomi pelakunya, dan memberikan jalan keluar tanpa menyakiti hati siapapun dari umatnya.
Sungguh kita memang membenci adanya kesalahan, kekhilafan, dosa dan maksiat, baik kesalahan itu ada pada diri kita ataupun orang lain. Namun ia tidak serta merta menjadikan kita bersikap pesimis, putus asa, apalagi arogan dan zalim kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Bukankah kesalahan merupakan salah satu jalan untuk melakukan perbaikan dan pembinaan diri pribadi dan orang lain? Allah ta’ala berfirman:
لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
Artinya : Jangan pernah kalian menganggap (berita dusta : Ifk) itu buruk, bahkan ia justru baik bagi kalian. (QS. An-Nuur ayat 11)
Boleh jadi sebuah kesalahan, musibah, ujian, dan persoalan berbalik menjadi kenikmatan, kebaikan dan karunia dari Allah apabila kita mengambil sikap yang benar terhadap kesalahan tersebut.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
يَا اَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.
Sebagai manusia tentu kita semua tak pernah lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Ketika Iblis diusir oleh Allah dari surgapun karena kesalahan yang dilakukannya, ia bersumpah akan menggelincirkan adam beserta anak cucunya, sebagaimana yang Allah abadikan dalam firmannya:
قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ
Artinya : Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. (QS. Al-Hijr ayat 39)
Namun seorang hamba seharusnya setiapkali terjatuh dalam kesalahan, ia mengobatinya dengan bertaubat dan beristighfar serta mengikutkannya dengan amalan saleh, dan itulah sebaik-baik manusia sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ :
كلُّ ابنِ آدمَ خطَّاءٌ ، وخيرُ الخطَّائينَ التَّوَّابونَ
Artinya : Setiap anak cucu adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang banyak bertaubat (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Semoga kita tergolong hamba-hamba yang senantiasa memperbaiki kesalahan dan bertaubat agar kita menjumpai bulan suci Ramadan dengan hati yang bersih...
Dan di hari Jumat ini, marilah kita memperbanyak berselawat kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَـعْبَانَ وَبَلِّـغْنَا رَمَضَان
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَأَنْتَالْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ