URGENSI MEMURNIKAN TAUHID

Naskah Khutbah
Asdar
07 Nov 2024
URGENSI MEMURNIKAN TAUHID

JUMAT, 6 Jumadilawal 1446 H / 08 November 2024 M
 Oleh Rachmat Badani, Lc., M.A.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kita nikmat iman, kesehatan, dan kesempatan untuk kembali bertemu dalam ibadah yang mulia ini. Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, yaitu melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga dengan ketakwaan, kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Salawat dan salam semoga senantiasa terhaturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya serta kepada setiap pengikutnya yang konsisten menjalankan syariatnya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Baru-baru ini kita mendengar kabar yang menyedihkan dari salah satu daerah di Sulawesi Selatan. Sembilan orang meninggal dunia dan delapan lainnya luka-luka kemudian dilarikan ke rumah sakit. Hasil penyidikan oleh kepolisian menyebutkan bahwa mereka akan menunaikan hajatannya di situs itu, di pondok (dekat pohon) itu, para korban melakukan sesajian. Tiba-tiba hujan disertai angin kencang menerjang lokasi. Sempat terdengar petir dan kilat yang menyambar pohon besar di tempat para korban melakukan sesajian yang mengakibatkan beberapa tangkai pohon besar roboh dan jatuh menimpa pondok yang ditempati para korban.

Peristiwa ini hendaknya menjadi pengingat bagi kita semua, agar selalu waspada dalam menjaga akidah yang lurus. Akidah yang lurus adalah kunci keselamatan kita, karena segala bentuk peribadatan, doa, dan penghambaan kita hanya boleh ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata. Jangan sampai kita terjerumus dalam perbuatan syirik, seperti menyembah pohon, benda, atau makhluk lainnya dengan anggapan bahwa mereka memiliki kekuatan gaib. Semua yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah, dan Allah tundukkan untuk kita sebagai bentuk kasih sayang Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ وَٱلْفُلْكَ تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِأَمْرِهِۦ وَيُمْسِكُ ٱلسَّمَآءَ أَن تَقَعَ عَلَى ٱلْأَرْضِ إِلَّا بِإِذْنِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Terjemahnya: Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia. (QS. Al-Hajj/ 22:65).

Jangan justru takut kepada mereka karena meyakini mereka punya kekuatan, namun takutlah kepada Allah yang menundukkan makhluk-makhluk tersebut untuk kita.

Hadirin yang dirahmati Allah, menjaga akidah yang lurus adalah kewajiban utama setiap Muslim. Akidah adalah landasan iman kita, dan akidah yang benar adalah dasar dari seluruh amal dan ibadah. Tanpa akidah yang lurus, amal kita tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Hanya dengan keimanan yang murni kepada Allah, kita dapat mencapai ridha-Nya dan keselamatan di dunia serta akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ

Terjemahnya: Ketahuilah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari kesyirikan). (QS. Az Zumar/ 39:2).

Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa hanya Dia-lah yang berhak diibadahi dengan murni tanpa sekutu. Kesyirikan, yaitu menyekutukan Allah dengan makhluk lain, adalah dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

Terjemahnya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. An-Nisa/ 4:48).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ

Artinya: Barang siapa meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia akan masuk neraka (HR. Ahmad, Sahih).

Akidah yang benar bukan sekadar percaya kepada Allah, melainkan juga tunduk sepenuh hati kepada-Nya, memurnikan ibadah kepada-Nya, dan tidak menggantungkan diri kepada selain-Nya. Kita tidak boleh menggantungkan nasib, rezeki, atau perlindungan kepada pohon, gunung, atau benda-benda yang dianggap sakral. Kita gantungkan semua itu hanya kepada Allah, Rabbul ‘aalamiin, Rabb alam semesta.

Dalam kehidupan sehari-hari kita, memurnikan tauhid tidak hanya terbatas pada ibadah ritual, tetapi juga dalam hal-hal kecil yang tampak sepele. Misalnya, ketika menghadapi masalah, kita dianjurkan untuk bersabar dan bertawakal kepada Allah, bukan pergi ke dukun atau mempersembahkan sesajen yang tidak diajarkan dalam agama kita. Banyak orang yang tergelincir dalam perbuatan syirik tanpa mereka sadari, seperti menggantungkan nasib pada benda-benda tertentu atau melakukan ritual-ritual yang tidak ada tuntunannya dalam Islam. Semua ini harus kita hindari demi menjaga kemurnian iman kita.

Contoh lainnya, ketika seseorang mendapatkan tambahan karunia atau kenikmatan, maka kewajibannya adalah dengan bersyukur kepada Allah, dan bukan justru memberikan sesajen kepada situs-situs yang dikeramatkan oleh masyarakat. Karena seluruh kenikmatan berasal dari Allah, maka yang paling pantas untuk disyukuri adalah Sang Pemberi kenikmatan tersebut, yaitu Allah ‘azza wa jalla. Bukankah Allah telah mengingatkan kita dalam firman-Nya:

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)

Terjemahnya: Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS. Al Quraisy/ 106:1-4).

Surah Al-Quraisy mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat keamanan, kemakmuran, dan kebebasan beribadah yang kita miliki. Banyak orang yang merasa kurang, padahal Allah telah memberikan banyak nikmat dalam bentuk yang kadang tidak kita sadari, seperti makanan, pakaian, rumah, dan rasa aman.

Allah juga mengingatkan kita untuk selalu ingat kepada-Nya dalam keadaan senang maupun susah. Sebagaimana suku Quraisy yang diberi keamanan dan kemudahan dalam berdagang, kita pun menerima banyak kemudahan dan perlindungan dalam hidup. Hendaknya semua ini membuat kita semakin dekat dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Salah satu tugas kita sebagai umat Islam adalah menegakkan amar makruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah dari kemungkaran). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Terjemahnya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali-Imran/ 3:104).

Menegakkan amar makruf nahi mungkar adalah ciri dari umat terbaik, yaitu umat yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan senantiasa mengajak kepada kebaikan serta mencegah keburukan. Ketika kita melihat saudara-saudara kita yang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti mempercayai benda-benda tertentu atau melakukan ritual yang tidak diajarkan oleh Rasulullah, hendaknya kita menasihatinya dengan hikmah dan kasih sayang. Jangan hanya diam, karena jika kita diam, maka keburukan itu akan terus berkembang dan merusak keimanan umat.

Kita tidak mempersoalkan keberadaan adat dan kebiasaan yang telah ada di tengah-tengah masyarakat, selama ia tidak bertentangan dengan syariat dan pemurnian tauhid dan ibadah kepada Allah. Namun jika ia menafikan atau mencederai keyakinan seorang muslim atau syariat, maka dengan tegas seorang muslim wajib menolaknya dan memperingatkan saudara-saudaranya yang melakukan hal tersebut.

Menegakkan amar makruf dan nahi mungkar memang membutuhkan keberanian dan keteguhan hati, karena sering kali kita menghadapi berbagai macam tantangan, seperti penolakan, anggapan mengganggu, atau bahkan ancaman. Namun, ingatlah bahwa tugas kita adalah menyampaikan kebenaran, sedangkan hasilnya kita serahkan kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

Artinya: Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman (HR. Muslim).

Maka, ketika kita tidak mampu mengubah kemungkaran secara langsung, hendaknya kita mencegahnya dengan cara lain, seperti berdoa agar Allah memberi petunjuk kepada saudara-saudara kita yang masih berada dalam kekeliruan.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah, untuk menjaga akidah yang lurus dan melaksanakan amar makruf nahi mungkar dengan benar, kita memerlukan ilmu agama yang sahih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Artinya: Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim (HR. Ibn Majah, Hasan).

Ilmu yang benar akan membimbing kita memahami ajaran Islam dengan baik dan menghindarkan kita dari kesalahan dalam berakidah dan beribadah. Sebaliknya, tanpa ilmu, kita mudah tersesat dan terjebak dalam amalan yang tidak sesuai dengan syariat. Inilah fenomena kebanyakan masyarakat muslim hari ini. Karena ilmu agama disepelekan, sehingga tidak sedikit di antara mereka yang terjerumus dalam pelanggaran syariat. Olehnya, kewajiban setiap muslim adalah menuntut ilmu sesuai dengan pesan Nabi Muhammad dalam hadisnya.

Namun, perlu dipahami pula bahwa ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu yang sahih yang bersumber dari Al-Qur’an, hadis yang sahih, serta bimbingan ulama yang terpercaya. Karena Nabi Muhammad juga telah mengabarkan akan datangnya ulama suu’ atau ulama buruk yang berfatwa tanpa dasar ilmu yang sahih. Sehingga mereka justru menyesatkan umat manusia dalam kebimbangan dan kejahilan.

Jamaah sekalian, dengan ilmu agama yang benar, kita bisa menjaga diri dari kesyirikan dan kekufuran. Banyak dari umat ini yang tanpa sadar terjerumus dalam perbuatan syirik karena kurangnya pemahaman agama. Sebagai contoh, masih ada di antara umat Islam yang percaya pada ramalan, benda bertuah, atau pergi ke dukun. Ini semua adalah bentuk kesyirikan yang harus kita hindari.

Ketahuilah bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan atas segala sesuatu, dan Dia-lah tempat kita bergantung. Semoga dengan ilmu yang benar, kita tidak akan mudah terpengaruh oleh ajaran yang menyesatkan dan selalu berjalan di atas jalan yang lurus....

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


 

 

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Kaum muslimin yang berbahagia!

Pada khutbah kedua yang singkat ini, Jamaah Jumat yang dirahmati Allah, marilah kita senantiasa menjaga akidah yang lurus dengan memurnikan ibadah kita hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Tinggalkan segala bentuk ritual atau amalan yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam, serta berusaha menuntut ilmu agama agar kita bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil.

Izinkan pula kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah. Pertama, Mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah:.

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
 اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ

اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Download PDFnya di https://bit.ly/UrgensiMemurnikanTauhid