UNTAIAN NASIHAT DI MUSIM POLITIK

Naskah Khutbah
Asdar
15 Dec 2023
UNTAIAN NASIHAT DI MUSIM POLITIK

JUMAT, 01 Jumadilakhir 1445 H / 15 Desember 2023 M
 Oleh Alif Jumai Rajab, Lc.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Dari nikmat kesehatan, waktu luang, terlebih lagi dua nikmat yang besar yang Allah tanamkan di dalam hati kita masing-masing yaitu nikmat iman dan islam. Mereka yang memiliki kedua nikmat ini tertancap dengan kokoh di hatinya, niscaya mereka pulalah orang-orang yang banyak meramaikan masjid-masjid Allah, mereka pulalah orang-orang yang terhindar dari sifat-sifat kemunafikan.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarganya, para sahabat, para tabi’in, serta para ulama yang telah memberikan contoh yang baik pada kita.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum [KPU], Indonesia akan mengadakan hajat besar yakni Pemilihan Presiden 2024, yang akan diselenggarakan di Indonesia pada tanggal 14 Februari 2024. Pemilihan ini akan memilih presiden dan wakil presiden masa bakti 2024-2029.

Pemilihan Presiden 2024 pun juga akan dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan umum anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD tingkat Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Sementara pemilihan umum kepala daerah baru akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024.

Maka sebelum hari pemilihan itu tiba, kami sebagai khatib akan menyampaikan beberapa pesan baik itu kepada calon pemimpin dan juga kepada masyarakat yang akan memilih.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Untuk para calon pemimpin ada beberapa nasehat yang kami akan sampaikan kepada anda;

  • Teladanilah Rasulullah dalam memimpin.

Ada satu ayat Al-Qur’an yang cukup menggambarkan bagaimana karakter kepemimpinan Rasulullah sebagai penyampai risalah sekaligus pemimpin. Ayat tersebut berbunyi:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Terjemahnya:   “Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah ayat 128)

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Ayat ini menjelaskan bagaimana cara Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam memimpin, di antaranya azizun alaihi, maknanya bahwa Rasulullah memiliki empati yang amat tinggi terhadap penderitaan umatnya, beliau memberi teladan kepemimpinan yang tidak memberatkan. Harisun alaikum bil mu’minin bermakna Nabi menginginkan keselamatan dan kebahagiaan itu ada pada ummatnya. Dan raûf (penyantun) lagi rahîm (penyayang) kepada umatnya.

Rahmat atau kasih sayang tersebut mewujud dalam karakter kepemimpinan Rasulullah yang tidak kasar menghadapi masyarakat. Beliau juga gemar memaafkan dan memohonkan ampun ketika umatnya yang berlaku salah, bersedia bermusyawarah, dan bertawakal kala tekad sudah bulat. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Terjemahnya:   “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran ayat 159)

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah…

  • Keutamaan seorang pemimpin yang adil

Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menyampaikan;

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ…

Artinya: “Tujuh orang yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya, Salah satunya; Seorang imam yang adil…”

Hadis ini menjadi kabar gembira untuk para pemimpin, bagi mereka yang bisa berhukum adil dan memperhatikan rakyatnya. Teladani dan lihatlah Nabi Sulaiman dalam memimpin, sampai kepada seekor burung hud-hud yang kecil pun menjadi perhatiannya. Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan kisah itu dalam al-Qur’an;

وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ اَرَى الْهُدْهُدَۖ اَمْ كَانَ مِنَ الْغَاۤىِٕبِيْنَ

Terjemahnya:   “Dia (Sulaiman) memeriksa (pasukan) burung, lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat Hudhud, ataukah ia termasuk yang tidak hadir?.” (QS. Al-Naml ayat 20)

Ketika menjelaskan kisah Nabi Sulaiman ‘alaihissalaam yang memeriksa pasukan dan burung-burungnya, Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata:

“Pada ayat ini terdapat dalil bahwa hendaklah seorang pemimpin meninjau dan memeriksa keadaan-keadaan rakyatnya serta menjaga mereka. Lihatlah burung Hudhud yang amat kecil tubuhnya, Nabi Sulaiman pun tidak luput darinya perihal kondisinya. Maka bagaimana dengan perkara-perkara yang lebih besar dari itu. Semoga Allah merahmati Umar, karena sesungguhnya dalam perjalanan kehidupannya dia pernah berkata: “Andainya saja seekor anak domba yang berada di tepi sungai Eufrat di makan oleh seekor serigala, sungguh Allah akan menanyakannya pada Umar”. (Tafsir al-Qurthubiy: 13/178)

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

  • Ingatlah bahwa ada azab bagi pemimpin yang zalim

Sepantasnya seorang pemimpin haruslah selalu merasa takut kepada Allah atas semua keputusan-keputusannya. Sebab, keputusan mereka adalah aturan yang akan dijalankan oleh rakyatnya. Rasa takut kepada Allah mengingatkan pemimpin untuk bertindak dengan kejujuran, keadilan, dan kebajikan dalam menjalankan tugasnya. Seorang pemimpin yang takut kepada Allah akan berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan yang dapat merugikan orang lain atau melanggar prinsip-prinsip etika dan moral. Manakala ia memberikan keputusan yang dapat menyengsarkan rakyatnya, maka ia telah berhak mendapat janji berupa siksa yang berkali-kali lipat dan laknat dari-Nya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;

حَتّٰٓى اِذَا ادَّارَكُوْا فِيْهَا جَمِيْعًا ۙقَالَتْ اُخْرٰىهُمْ لِاُوْلٰىهُمْ رَبَّنَا هٰٓؤُلَاۤءِ اَضَلُّوْنَا فَاٰتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِّنَ النَّارِ ۗ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَعْلَمُوْنَ

Terjemahnya: “… Sehingga apabila mereka telah masuk semuanya, berkatalah orang yang (masuk) belakangan (kepada) orang yang (masuk) terlebih dahulu, “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka.” Allah berfirman, “Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-A‘raf ayat 38)

Di dalam hadis juga banyak disebutkan tentang ganjaran bagi mereka yang berkhianat dalam kepemimpinannya, di antaranya sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam;

مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ

Artinya: “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya.” (Muttafaq alaih).

Abul Abbas al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : [mâ min ‘abdin yastar’îhillâhu ra’iyyaatan …] ini adalah lafazh yang sifatnya umum, mencakup semua orang yang diberi wewenang untuk menjaga orang lain. Seperti halnya sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya: “Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang ia pimpin [HR. Al-Bukhâri, Muslim, Abu Daud, Turmudzi dari hadits Abdullah Bin Amr].”

Jadi, imam (penguasa) yang memimpin umat manusia, ia adalah pemimpin. Dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang ia pimpin. Demikian pula seorang lelaki bertanggungjawab terhadap istri, dan anaknya…[Al-Mufhim 1: 354]

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah…

Demikianlah 3 nasehat yang kami sampaikan kepada calon pemimpin di masa yang akan datang. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kita hidayah-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا االلهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

 

Jamaah Jumat yang berbahagia…

Adapun di khutbah yang kedua ini, kami khususkan secara ringkas untuk nasehat kepada masyarakat yang akan memilih. Ingatlah, tidak ada yang menyelamatkan kita dari ujian kecuali jika kita menjalani proses pemilihan ini dengan penuh rasa takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan merasakan sebuah tanggung jawab besar dihadapan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Jangan memilih siapapun kecuali terbetik di hati kita makna kejayaan Islam dan Indonesia di bawah pengayoman pemimpin yang kita pilih. Sadari bahwa peran hati sangatlah menentukan pilihan kita. Hati inilah yang akan menumbuhkan amanat dan tanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Sekali salah memilih seorang calon, sementara kita sadar secara lahir ada tanda-tanda ketidakbaikan padanya dan kita pun tetap memilihnya, apalagi jika pilihan itu berangkat dari kepentingan pribadi atau imbalan materi. Jika ternyata pemimpin itu adalah benar-benar pemimpin yang culas, korup dan berkhianat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan agama Allah Subhanahu wa ta’ala, maka anda adalah salah satu orang yang mempunyai saham dalam dosa-dosa bersama pemimpin tersebut. Setiap dosa yang dilakukan pemimpin tersebut jika dilakukan atas dasar kepemimpinan yang kita berikan kepadanya, adalah tabungan dosa buat kita yang telah memilihnya.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda;

مَنِ اسْتَعْمَلَ رَجُلاً عَلَى عَصَابَةٍ وَ فِيْهِمْ مَنْ هُوَ اَرْضَى اللهُ مِنْهُ فَقَدْ خَانَ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ وَ اْلمُؤْمِنِيْنَ.

Artinya: “Siapa yang mengangkat seseorang untuk mengelola urusan kaum Muslimin, lalu ia mengangkatnya, sementara pada saat yang sama dia mengetahui ada orang yang lebih layak dan sesuai daripada orang yang dipilihnya, maka dia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Al-Hakim).

Menjaga amanat yang dibebankan kepada kita adalah kejernihan pikir dan hati kita disaat memilih, dengan tidak terpengaruh oleh rupiah, hadiah dan janji jabatan yang diberikan kepada kita atau hubungan persaudaraan atau organisasi dan partai. “Hadirkan dihati kita kejayaan Islam dan umat Islam di saat hendak memilih. Jauhkan kepentingan kepentingan yang tidak karena Allah Subhanahu wa ta’ala.

Dan di akhir khutbah, selaku khatib kami selalu memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga di tahun depannya, Allah memberikan kita pemimpin yang tentunya lebih baik lagi dari pemimpin-pemimpin sebelumnya. Allahumma Aamiin...

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
 اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
 اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Download PDFnya di https://bit.ly/NasihatDiMusimPolitik

Baca Juga