PETAKA BAGI KAUM MUNAFIK

Naskah Khutbah
Asdar
30 Oct 2025
PETAKA BAGI KAUM MUNAFIK

JUMAT, 9 Jumadilawal 1447 H / 31 Oktober 2025 M
 Oleh Muhammad Ode Wahyu, S.Pd., S.H.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...

Dalam al-Qur'an, Allah -Ta'ala- beberapa kali menjelaskan tentang sifaf-sifat kemunafikan. Hal itu, agar setiap kita dapat menghindari sikap buruk tersebut dan tidak melakukannya, karena Allah tidak senang dengan sikap tersebut. Allah –Azza wajalla- telah mengancam pelakunya dengan dimasukkan dalam neraka.

Allah -Ta'ala- berfirman:

إِنَّ الْمُنافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً

Terjemahannya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kalian sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (QS. An-Nisa ayat 145)

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Kemunafikan memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada yang sampai pada derajat kufur dan adapula yang tidak. Tapi, semua tingkatan itu sangat buruk dan pelakunya diancam dengan siksa pada hari kiamat kelak, wal'iyadzubillah.

Rasulullah ﷺ pernah menyebutkan diantara ciri-ciri atau sifat-sifat orang-orang munafik. Dalam satu hadits beliau bersabda:

آيةُ الْمُنافِقِ ثلاثٌ: إذا حدَّثَ كذَبَ، وإذا وعَدَ أخلَفَ، وإذا ائْتُمِنَ خَانَ

“Tanda kemunafikan ada tiga yaitu: Jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia menyelisihinya dan jika diberi amanah ia akan khianat. (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ، حَتَّى يَدَعَهَا: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ.

Artinya: "Ada empat perkara, barang siapa yang terdapat padanya keempat-empatnya perkara itu maka ia adalah seorang munafik sejati. Dan barang siapa yang memiliki salah satu di antaranya, maka padanya terdapat satu sifat kemunafikan hingga ia meninggalkannya: apabila berbicara, ia berdusta, apabila berjanji, ia mengingkari, apabila berselisih, ia berbuat curang; dan apabila berjanji ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Tanda kemunafikan yang pertama kata Nabi ﷺ adalah jika seseorang berbicara dia akan berdusta.  Dalam Islam, dusta merupakan salah satu dosa besar. Perbuatan ini diancam dengan siksa neraka pada hari kiamat kelak. Nabi ﷺ bersabda:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الْعَبْدُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا.

Artinya: "Hendaklah kalian selalu berkata jujur, karena kejujuran akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun ke surga. Seseorang senantiasa berkata jujur dan berusaha untuk jujur hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat jujur (siddiq). Dan jauhilah oleh kalian dusta, karena dusta akan menuntun kepada kefajiran (kejahatan), dan kefajiran akan menuntun ke neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dusta tidak hanya mendapatkan hukuman diakhirat saja, tapi juga  bagi pelakunya akan mendapatkan hukuman di dunia, diantaranya adalah hilangnya sikap kenyamanan dalam dirinya dan berganti dengan rasa takut akibat kedustaaanya dan khwatir jika orang lain mengetahui dirinya telah berdusta.

Rasulullah ﷺ bersabda:

دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ، وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ.

Artinya: "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu pada sesuatu yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran akan mendatangkan rasa tenang dan kedustaan akan mendatangkan rasa ragu." (HR. Tirmidzi).

Ajaran islam menuntun manusia untuk selalu berkata jujur dan menjauhi kedustaan. Ini merupakan satu aturan yang sangat indah dalam ajaran Islam.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Tanda kemunafikan yang kedua yang nabi ﷺ sebutkan adalah menyelisihi janji. Ini merupakan satu sikap culas yang sangat buruk. Janji itu ibarat hutang yang harus dibayar, setiap manusia akan dituntut pada hari kiamat akan janji-janji yang pernah keluar dari lisan atau tulisannya.

Karena pentingnya sikap memenuhi janji, beberapa kali Allah –Ta’ala- mengingatkan kaum muslimin di dalam al-Qur’an untuk melaksanakannya.

Allah –Ta’ala- berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَوۡفُواْ بِٱلۡعُقُودِۚ

Terjemahannya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.” (QS. Al-Maidah ayat 1).

Allah –Ta’ala- juga berfirman:

وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسۡ‍ُٔولٗا 

Terjemahannya: “Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra ayat 31).

Siapa saja yang tidak ingin dicap sebagai seorang munafik, maka hendaknya ia memenuhi janji-janjinya pada manusia. Tidak ada perbedaan sikap terhadap manusia dalam hal pemenuhan terhadap janji, bahkan pada seorang budak sekalipun. Mengikrarkan janji berarti telah mewajibkan sesuatu pada diri sendiri. jika dipenuhi maka seseorang akan mendapatkan pahala karenanya, dan jika tidak dipenuhi maka akan mendapatkan dosa dan gelar kemunafikan wal’iyadzubillah.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Tanda kemunafikan ketiga yang Nabi ﷺ sampaikan adalah mengkhianati amanah. Amanah merupakan perkara agung yang harus dijalankan. Karena pentingnya menjalankan amanah, Allah –Ta’ala- juga mengingkatkan dalam al-Qur’an agar seorang manusia tidak mengkhianati amanahnya.

Allah –Ta’ala- berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓاْ أَمَٰنَٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ 

Terjemahannya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Qs. Al-Anfal ayat 28).

Rasulullah ﷺ pernah mendoakan keburukan kepada orang-orang yang mengemaban amanah umat lalu mengabaikan amanah itu dan mengkhianatinya. Dalam doanya, Rasulullah ﷺ bersabda:

اللهُمَّ مَنْ ولِي من أمْرِ أُمَّتِي شيئًا فَشَقَّ عليهم فاشْقُقْ علَيهِ ، ومَنْ ولِيَ من أمرِ أُمَّتِي شيئًا فَرَفَقَ بِهمْ فارْفُقْ بِهِ

Artinya: “Ya Allah, siapa saja yang memegang urusan umatku lalu menyulitkan mereka, maka persulitlah dia; dan barangsiapa yang memegang urusan umatku lalu berlembut kepada mereka, maka berlembutlah kepadanya.” (HR. Muslim).

Dahulu, para salaf umat ini sangat takut ketika mereka mendapatkan amanah. Diantara mereka, karena takutnya mendapat amanah, maka mereka lari dari daerahnya. Mereka yang tidak bisa lari darinya berusaha sekuat mungkin untuk menjalankan amanahnya bahkan diantara mereka ada yang mengucapkan kalimat istirja’ seraya memohon perlindungan dan bantuan kepada Allah.

Dahulu Umar menangis karena merasa takut ada seekor keledai yang tergelincir dan jatuh disebuah jalan kota Baghdad. Seorang lelaki kemudian bertanya, “Bukankah itu Cuma seekor keledai?” Umar kemudian menjawab, saya takut ini akan menjadi urusan saya di hadapan Allah pada hari kiamat kelak.”

Lain halnya dengan kaum muslimin di zaman ini, mereka menjadikan amanah sebagai ajang pertarungan dan perlombaan. Tidak sedikit dari mereka yang melakukan kecurangan untuk mendapatkan amanah itu. lalu setelah mereka dinyatakan memenangkannya, mereka berpestapora dan bergembira ria sambil mengucapkan selamat. Lalu pada pelaksanannya, mereka menyia-nyiakan amanah itu dan memperkaya dirinya sendiri.

Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabadanya:

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ، وَإِنَّهَا سَتَكُونُ نَدَامَةً وَحَسْرَةً.

Artinya: "Kalian akan sangat berambisi terhadap jabatan, padahal sesungguhnya ia akan menjadi penyesalan dan kesedihan pada hari kiamat. (HR. An-Nasai).

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Sifat keempat yang Nabi ﷺ sebutkan sebagai tanda kemunafikan adalah berbuat curang ketika berselisih.

Allah –Azza wajalla- memerintahkan kaum muslimin untuk selalu berbuat adil sekalipun pada musuh sendiri. Allah –Ta’ala- berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَ‍َٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعۡدِلُواْۚ ٱعۡدِلُواْ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ 

Terjemahannya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah ayat 8).

Seorang muslim dilarang melakukan curang sekalipun pada seorang musuh, sebab hal itu akan menjadi urusan baginya pada hari kiamat. Makanya, Allah mewasiatkan kaum muslimin untuk tidak membalas keburukan dengan keburukan.

Allah mewasiatkan pada kaum muslimin untuk membalas perkataan orang yang berbuat buruk dengan kalimat yang tetap mengandung keselamatan untuk dirinya sendiri. Allah –Ta’ala- berfirman:

وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا 

Terjemahannya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil mencela mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan ayat 63).

Semoga Allah jauhkan kita semua dari sifat-sifat munafik. aamiin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.


 
 

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Pada khutbah kedua ini, izinkan kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah pada hari jum’at. Pertama, mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad ﷺ bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana firman Allah:

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.


https://bit.ly/PetakaBagiKaumMunafik

Baca Juga