JUMAT, 17 Zulhijah 1446 H / 13 Juni 2025 M
Oleh Alif Jumai Rajab, Lc., M.Ag.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang bukan sekadar ucapan di lisan, tetapi yang tertanam di dalam hati dan nampak dalam perbuatan. Karena ketakwaan itulah bekal utama kita di dunia dan di akhirat.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Terjemahnya: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah/ 2:197).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Kita baru saja melewati salah satu hari yang paling agung dalam Islam; yaitu hari raya Idul Adha. pada hari itu kita menunaikan ibadah qurban -menyembelih hewan ternak yang diperintahkan oleh Allah azza wa jalla, dengan meneladani pengorbanan nabi Ibrahim dan Ismail alaihima al-Salam. Untuk mengenang kembali momentum tersebut ada beberapa nasehat yang patut untuk kita renungkan bersama;
- Qurban itu momentum memperbaiki diri
Penting untuk kita pahami bahwa qurban bukan sekedar ritual tahunan yang berhenti setelah hewan disembelih dan daging dibagikan. Lebih dari itu, qurban adalah momentum untuk memperbaiki diri, menata hati dan menundukkan jiwa pengorbanan di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ
Terjemahnya: "Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu." (al-Hajj/ 22:37).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, "Tidak ada amalan anak Adam di hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah daripada menyembelih qurban." (HR: Tirmidzi).
Oleh karena itu, setelah selesai qurban jangan biarkan semangat ibadah itu padam, jangan sampai setelah menyembelih hewan, hati kita justru kembali keras, lidah kembali kotor dan salat kita kembali terabaikan.
- Jaga amalan salih kita dari hal-hal yang dapat merusak pahalanya.
Seikhlas apapun kita beramal, sebaik apapun kita telah berusaha mencontoh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tetap saja potensi terhapusnya pahala amal sangat bisa terjadi pada semua orang. Oleh karenanya, kita harus terus mengingatkan diri kita, keluarga kita, dan kaum muslimin agar tidak sekadar puas setelah beramal. Lebih dari itu, kita berharap agar Allah menerima amalan kita, serta merasa takut apabila amalan kita tidak diterima.
Adapun di antara hal yang bisa menghapus pahala dari amalan-amalan;
a. Merasa ujub/bangga terhadap diri sendiri
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاثٌ مُهْلِكَاتٌ ، وذكر منها : وإِعْجَابُ المَرْءِ بِنفسِهِ.
Artinya: “Ada tiga hal yang dapat membinasakan seseorang, di antaranya adalah merasa ujub terhadap diri sendiri.” (Hadits ini hasan)
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Ujub itu bisa membatalkan atau menghapus pahala amalan seorang hamba.”
Sebagai contoh, jika kita dimudahkan Allah untuk shalat tahajjud, maka jangan langsung memandang remeh orang yang kesulitan bangun malam. Jika kita dimudahkan oleh Allah untuk berqurban dan bersedekah, jangan langsung memandang remeh orang yang belum mampu untuk berqurban dan jarang terlihat bersedekah. Karena barangkali mereka yang kita pandang remeh memiliki amalan tersembunyi yang mereka lakukan dengan ikhlas, yang hanya dia dan Allah yang mengetahui. Karena pada dasarnya semua ibadah yang kita lakukan dan semua prestasi yang kita raih, semata-mata karena taufiq, pertolongan, dan kemudahan dari Allah azza wa jalla, bukan berasal dari kehebatan kita.
b. Menyebut-nyebut sedekah sampai menyakiti hati orang yang diberi sedekah
Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 264:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَـٰتِكُم بِٱلْمَنِّ وَٱلْأَذَىٰ كَٱلَّذِى يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ
Terjemahnya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.”
Saking pentingnya menjaga perasaan orang lain yang menerima sedekah kita, sampai-sampai Islam memberikan keutamaan lebih bagi orang yang bersedekah secara diam-diam.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
سبعة يُظلُّهم الله في ظلِّه يوم لا ظلَّ إلا ظلُّه .. فذكر الحديث، وفيه : وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا، حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ.
Artinya: “Tujuh golongan manusia yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat, diantaranya adalah: seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (Muttafaq ‘alaihi).
3. Hari-hari kebaikan itu belumlah berakhir
Di antara bentuk kasih sayang Allah kepada kita, setelah selesai beribadah di 10 hari pertama bulan Zulhijjah dan setelah proses berquban selesai. Allah masih memberikan kita hari-hari untuk berbuat kebaikan.
Ketahuilah jamaah, kita masih di bulan Zulhijjah dan di depan kita ada bulan Muharram bulan haram yang Allah sebutkan tentangnya;
فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Terjemahnya; “Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan (haram) yang empat itu” (QS. At Taubah/ 9:36).
Qotadah rahimahullah menafsirkan ayat ini dengan mengatakan;
فَإِنَّ الظُّلْمَ فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ أَعْظَمُ خَطِيئَةً وَوِزْرًا، مِنَ الظُّلْمِ فِيمَا سِوَاهَا، وَإِنْ كَانَ الظُّلْمُ عَلَى كُلِّ حَالٍ عَظِيمًا، وَلَكِنَّ اللَّهَ يُعَظِّمُ مِنْ أَمْرِهِ مَا يَشَاءُ.
Artinya: “Karena kezhaliman yang dilakukan pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya dari pada kezhaliman yang dilakukan pada bulan-bulan selainnya. Walaupun zhalim dalam setiap keadaan itu (pada hakekatnya) perkara yang besar (terlarang), akan tetapi Allah menetapkan besarnya sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.”
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا زَادُ المُتَّقِينَ وَعُدَّةُ الصَّالِحِينَ.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Pada khutbah kedua ini, izinkan kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah pada hari jum’at. Pertama, mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah:.
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Download PDFnya di https://bit.ly/NasihatSeusaiIbadahQurban