MUSIM KEBAIKAN YANG BELUM USAI

Naskah Khutbah
Asdar
12 May 2022
MUSIM KEBAIKAN YANG BELUM USAI

JUMAT, 12 SYAWAL 1443 H / 13 MEI 2022

Oleh : Rachmat Badani, Lc., M.A.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah. 

Bertakwalah kepada Allah azza wa jalla dengan sebenar-benarnya ketakwaan, dengan mengamalkan perintah Allah atas dasar ilmu karena mengharapkan ganjaran pahala dari-Nya, dan meninggalkan seluruh larangan Allah atas dasar ilmu karena takut akan azab-Nya.

Salawat dan salam semoga senantiasa terhaturkan kepada baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya serta kepada setiap pengikutnya yang konsisten menjalankan syariatnya. 

Jamaah Jumat yang berbahagia

Bulan Ramadan telah berlalu dengan seluruh keutamaan yang terkandung di dalamnya. Kita berharap kepada Allah azza wa jalla semoga seluruh ketaatan dan ibadah yang telah kita lakukan di dalamnya juga telah terangkai indah bersama Ramadan dan kelak menjadi penyejuk mata dan hati kita pada hari kiamat kelak.

Namun perlu kita camkan baik-baik dalam sanubari kita, bahwa berlalunya bulan Ramadan bukan berarti kebaikan dan keutamaan Allah yang Maha Baik juga ikut pergi dan menghilang. Bahkan kebaikan dan keutamaan-Nya senantiasa ada dan masih terus berlanjut menyertai kita dalam musim-musim kebaikan ini.  Benar, bulan Syawal sejatinya adalah salah satu dari musim-musim kebaikan dan keutamaan yang Allah azza wa jalla karuniakan untuk umat Rasulullah ﷺ.

Lantas apa saja keutamaan yang Allah azza wa jalla telah karuniakan dalam bulan Syawal? Dan amalan apa saja yang disyariatkan pada bulan ini?

Pertama: Balasan Agung Dengan Puasa Sunah 6 Hari di Bulan Syawal

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ.

Artinya: Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian mengikutkannya dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal maka seakan dia telah berpuasa setahun penuh (HR. Muslim)

Apabila ibadah salat rawatib memiliki salat sunah rawatib yang mengiringinya baik sebelum atau sesudah pelaksanaan salat rawatib, maka demikian halnya dengan kewajiban puasa dalam bulan suci Ramadan. Dimana Rasulullah ﷺ pun menyunnahkan kita untuk memperbanyak ibadah puasa pada bulan Sya’ban sebelum memasuki bulan Ramadan, dan beliau juga menyunnahkan kita untuk berpuasa 6 hari di bulan Syawal setelah bulan Ramadan berlalu.

Dengan alasan ini, al-Hafiz Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menguatkan pandangan ulama yang berpendapat bahwa bulan Sya’ban dan bulan Syawal lebih utama dari 4 bulan haram yang dimuliakan oleh Allah ta’ala yaitu bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Sunah ini juga sejatinya hendak mengajarkan kita untuk menjaga konsistensi ibadah yang telah kita lakukan dalam bulan Ramadan. Diantara jalannya ialah dengan melakukan ibadah puasa sunah yang akan menggenapkan pahala puasa Ramadan senilai dengan puasa setahun penuh lamanya.

Namun bagi mereka yang memiliki hutang puasa Ramadan maka hendaknya dia bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan terlebih dahulu hutang puasanya, kemudian mengerjakan puasa Syawal. Yang demikian itu karena menggenapkan nilai puasa Ramadan setahun penuh adalah sebuah keutamaan dari Allah, dan keutamaan-Nya hanya diberikan bagi mereka yang berhak lagi bersungguh-sungguh di jalan-Nya.

Jamaah Jumat yang berbahagia

Kedua: Bulan Syawal Adalah Pintu Gerbang Bulan-bulan Ibadah Haji

Allah azza wa jalla berfirman:

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ

Terjemahnya: (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh berkata rafats (kotor), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS. Al-Baqarah ayat 197)

Syaikh al-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa ibadah haji adalah ibadah yang telah dimaklumi/diketahui waktu pelaksanaannya oleh orang-orang yang mendapatkan syariat ibadah haji ini. Tidak sebagaimana ibadah salat dan puasa yang membutuhkan penjelasan khusus tentang masa pelaksanaannya. Hal itu karena ibadah haji telah disyariatkan sejak ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan terus berlaku dan diketahui oleh keturunannya di jazirah Arab.

Bulan-bulan yang dimaksud dalam ayat ini adalah bulan Syawal, Dzulqa’dah dan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah. Olehnya, bulan Syawal menjadi bulan yang dimuliakan dalam dinul Islam karena kemuliaan pelaksanaan ibadah haji yang permulaan waktunya ditetapkan dimulai pada bulan Syawal.

Artinya, seorang muslim yang hendak mengerjakan ibadah haji pada sebuah tahun, maka dia boleh memulai perjalanan hajinya ke tanah suci pada bulan Syawal kemudian menunggu hingga tiba masanya melaksanakan rangkaian ibadah haji yang dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah. Dari sini nampak keagungan bulan Syawal sebagai salah satu bulan-bulan ibadah haji sebagai salah satu ibadah yang paling agung dan yang paling berat untuk dikerjakan. Khususnya bagi mereka yang telah meniatkan pelaksanaan ibadah haji maka Allah berpesan kepada mereka: “maka tidak boleh berkata rafats (kotor), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji…Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa”.

Jamaah Jumat yang berbahagia

Ketiga: Anjuran Melangsungkan Pernikahan

Apabila kita merujuk kepada sebab penamaan bulan ini dengan Syawal, maka disebutkan ada beberapa sebab di antaranya; bahwa penyebutan bulan Syawal berkaitan dengan susu yang dihasilkan oleh unta betina pada bulan tersebut. Hal ini merujuk kepada kebiasaan unta betina yang melilitkan dan menaikkan ekornya. Ini menjadi tanda bahwa unta betina tersebut minta dibuahi dengan unta jantan. Setelah dilakukan pemeliharaan dan unta betina menghasilkan susu, terjadilah penguapan pada susu tersebut karena suhu yang sangat panas pada masa itu. Sehingga air susu unta tersebut menjadi berkurang karena terjadi penguapan.

Alasan sebaliknya bahwa bulan ini disebut Syawal karena suhu panas bulan Syawal menyebabkan unta betina enggan untuk dikawinkan dengan unta jantan yang akhirnya melahirkan tatayyur di kalangan bangsa Arab untuk tidak melangsungkan pernikahan di bulan Syawal. Olehnya Rasulullah ﷺ hendak menghapuskan anggapan buruk masyarakat Arab terhadap bulan Syawal yang mulia ini, sehingga beliau menikahi beberapa isterinya pada bulan Syawal. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي؟.

Artinya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahiku pada bulan Syawal, dan mulai berumah tangga bersamaku pada bulan Syawal, maka siapakah di antara istri-istri Rasulullah ﷺ yang lebih mendapatkan keberuntungan daripadaku? (HR. Muslim).

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa hadis ini merupakan dalil dianjurkannya menikahkan orang lain, atau menikah (untuk diri sendiri), atau memulai rumah tangga pada bulan Syawal, sekaligus ‘Aisyah hendak membantah kebiasaan Arab jahiliyah atau orang-orang awam yang membenci pernikahan pada bulan Syawal. Bahkan kebiasaan tersebut merupakan sebuah kebatilan yang tidak memiliki dasar melainkan hanya tatayyur semata. Sebaliknya bulan Syawal adalah bulan yang mulia di sisi Allah azza wa jalla, maka besar harapan kita, kemuliaan bulan ini juga meliputi seluruh amalan kita salah satunya adalah anjuran untuk melangsungkan pernikahan.

Jamaah Jumat yang berbahagia

Inilah beberapa alasan mengapa bulan Syawal adalah salah satu dari musim-musim kebaikan dan keutamaan. Ia mulia karena mengiringi penghulu seluruh bulan yaitu bulan Ramadan, ia mulia karena kemuliaan musim-musim ibadah haji, dan ia mulia karena kemuliaan anjuran pernikahan yang merupakan sunah baginda Rasulullah ﷺ. Olehnya sudah menjadi sebuah keharusan bahkan kewajiban atas setiap kita untuk semakin bersyukur kepada Allah azza wa jalla dengan memanfaatkan bulan mulia ini dalam ketaatan dan amal ibadah kepada-Nya.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


 

 

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Jamaah Jumat yang berbahagia…

Salah satu makna Syawal adalah al-Raf’u yang bermakna naik atau meningkat. Maka semoga makna ini benar-benar terealisasi dalam kehidupan kita selepas kepergian bulan Ramadan. Ibadah dan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala meningkat dan semoga Allah mengaruniakan keistikamahan untuk memanfaatkan bulan Syawal sebagai salah satu bulan dari musim kebaikan dan keutamaan. 

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ              

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ                                                                                                                             

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ                                          

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَأَنْتَالْوَهَّابُ

 رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ  اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ  
 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Download PDF-nya di https://bit.ly/MusimKebaikanBelumUsai

Baca Juga