MENYELAMI NAMA ALLAH “AS-SITTIR”

Naskah Khutbah
Asdar
31 Aug 2023
MENYELAMI NAMA ALLAH “AS-SITTIR”

JUMAT, 15 Safar 1445 H / 01 September 2023 M
 Oleh Alif Jumai Rajab, Lc.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis Abu Hurairah -radhiallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

إِن لِلهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا، مِائَةً إِلاَّ وَاحِدًا، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنةَ

Artinya: Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menghitungnya (menghafalkannya, mempelajarinya dan mengamalkannya) dia masuk surga.

Diantara nama-nama Allah yang indah adalah al-Sittir, sebagaimana dalam hadis Ya’la radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ pernah melihat ada seorang lelaki yang mandi di tempat terbuka tanpa memakai sarung. Kemudian beliau naik mimbar, lalu memuji Allah dan bersabda:

إِن اللهَ عَز وَجَل حَيِيٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ، فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَتِرْ

Artinya: Sesungguhnya Allah -'azza wa jalla- Maha Pemalu dan Tertutup, Dia menyukai sifat malu dan tertutup. Apabila salah seorang di antara kalian mandi, maka hendaknya ia menutupi dirinya. (HR. Abu Dawud).

Menurut al-Baihaqi dalam al-Asma’ wa al-Sifat,

السِّتِّيْرُ يَعْنِي أَنَّهُ سَاتِرٌ عَلَى عِبادِهِ كَثِيرًا وَلَا يَفْضَحُهُمْ فِي الْمُشَاهَدِ ، وَكَذَلِكَ يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ السَّتْرَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ واجْتِنابَ مَا يُشِيْنُهُمْ ، واللَّهُ أَعْلَمُ

Artinya: Maksud al-Sittir adalah Allah Ta’ala senantiasa menutup kesalahan hambaNya dan tidak mempermalukan mereka di depan khalayak, begitu juga Allah Ta’ala menyukai jika hambaNya menutupi kesalahan diri mereka sendiri dan menghindari hal-hal yang dapat menghinakan diri mereka. Wallahu a’lam.

Sebagai tanda keimanan kepada nama Allah Ta’ala ini, berikut ini beberapa pelajaran yang bisa dipetik:

  • Allah Ta’ala senantiasa menutupi dosa dan maksiat hamba-Nya, dan ini memotivasi kita untuk saling menutupi kesalahan dan kekurangan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ

Artinya: Tidaklah seorang hamba menutupi aib seorang hamba lainnya di dunia melainkan Allah akan menutupi aib orang tersebut di hari kiamat. (HR. Muslim).

Di saat para hamba menghadap Allah Ta’ala dan berbicara langsung di hadapan-Nya, pembicaraannya akan dipertontonkan di hadapan lautan manusia, termasuk segala perbuatan maksiat yang pernah ia lakukan selama di dunia juga akan diperlihatkan di depan manusia, semua akan ditampakan. Akan tetapi bagi mereka yang beriman maka akan ada tirai yang menutupi pembicaran antara orang tersebut dengan Allah Ta’ala sehingga tidak bisa didengar oleh siapapun. Hanya dirinya dengan Allah Ta’ala yang bisa tahu dan dengar pembicaran tersebut.

Dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim dari hadis Ibnu Umar -radhiallahu ‘anhuma- terkait seorang yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang al-Najwa (ketika hamba diinterogasi langsung oleh Allah di hari kiamat)

إنَّ اللَّهَ يُدْنِي المُؤْمِنَ، فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ ويَسْتُرُهُ، فيَقولُ: أتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟ أتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟ فيَقولُ: نَعَمْ إِيْ رَبِّ، حتَّى إذَا قَرَّرَهُ بذُنُوبِهِ، ورَأَى في نَفْسِهِ أنَّه هَلَكَ، قالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ في الدُّنْيَا، وأَنَا أغْفِرُهَا لكَ اليَومَ، فيُعْطَى كِتَابُ حَسَنَاتِهِ

Artinya: Sesungguhnya Allah mendekatkan hamba-Nya (yang menutupi aib saudaranya di dunia) kemudian hamba itu dinaungi dan ditutupi, lalu Allah bertanya kepadanya: ‘Apakah engkau mengetahui dosa ini? Apakah engkau mengetahui dosa ini?’, Maka si hamba menjawab: ‘Iya wahai Rabb’. Sampai hamba itu mengakui semua dosa-dosanya dan mengira dia akan binasa, namun Allah Ta’ala mengatakan: ‘Aku telah menutupi aibmu di dunia (karena engkau telah menutupi aib saudaramu di dunia), dan sekarang Aku ampuni dosa-dosamu’, maka diberilah ia catatan amal kebaikannya.

Imam Al-Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan hadis Ibnu Umar -radhiallahu ‘anhuma- bahwa Nabi ﷺ bersabda,

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ

Artinya: Barangsiapa yang menutupi aib kesalahan seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib kesalahannya nanti di hari kiamat.

  • Allah suka menutup aib hamba-Nya dan tidak suka mengungkitnya. Allah Ta’ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ١٩

Terjemahannya: Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Nur ayat 19)

Jika sekedar suka jika aib itu tersebar sudah mendapat ancaman sekeras ini, maka bagaimana dengan yang menyebarkannya dan membantu dalam penyebarannya?. Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan Hadis Abu Hurairah -radhiallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah ﷺ bersabda

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إلَّا المُجَاهِرِينَ، وإنَّ مِنَ المُجَاهَرَةِ أنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ باللَّيْلِ عَمَلًا، ثُمَّ يُصْبِحَ وقدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عليه، فَيَقُولَ: يَا فُلَانُ، عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا وكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، ويُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

Artinya: Setiap umatku dimaafkan (dosanya) kecuali orang-orang menampak-nampakkannya dan sesungguhnya diantara menampak-nampakkan (dosa) adalah seorang hamba yang melakukan amalan di waktu malam sementara Allah telah menutupinya kemudian di waktu pagi dia berkata: ‘Wahai fulan semalam aku telah melakukan ini dan itu,’ padahal pada malam harinya (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya. Ia telah melewati malam hari dalam keadaan (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya dan di pagi harinya ia menyingkap apa yang telah ditutupi oleh Allah.

  • Bagi hamba yang telah terjatuh pada perbuatan dosa, maka segeralah bertaubat, menutupi aib kesalahannya, dan memperbanyak amalan saleh.

Imam Al-Hakim meriwayatkan hadis Abdullah ibn Umar -radhiallahu ‘anhuma- dalam Mustadraknya bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

اجْتَنِبُوا هَذِهِ الْقَاذُورَةَ الَّتِي نَهَى اللَّهُ عَنْهَا، فَمَنْ أَلَمَّ فَلْيَسْتَتِرْ بِسِتْرِ اللَّهِ، وَلْيَتُبْ إِلَى اللَّهِ، فَإِنَّهُ مَنْ يُبْدِ لَنَا صَفْحَتَهُ نُقِمْ عَلَيْهِ كِتَابَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Artinya: Jauhilah perbuatan menjijikkan yang Allah larang ini. Siapa yang pernah melakukannya, hendaknya dia merahasiakannya dengan tabir yang Allah berikan kepadanya, dan bertaubat kepada Allah. Karena siapa yang kesalahannya dilaporkan kepada kami, maka kami akan tegakkan hukuman seperti dalam kitab Allah.

Dalam Musnad Ishaq ibn Rahawaih diriwayatkan, dari Maryam binti Thariq bahwa seorang wanita menemui Aisyah -radhiyallahu ‘anha- dan berkata,

يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ ، إِنَّ كَرَيَا - هوَ مِنْ يُؤْجَرُ دَابَّتَهُ - أَخَذَ بِسَاقِيْ وَأَنَا مُحَرَّمَةٌ ، فَقَالَتْ عائِشَةُ : حِجْرًا حِجْرًا حِجْرًا - أَيْ : سِتْرًا وَبَراءَةً مِنْ ذَلِكَ - وَأَعْرَضَتْ بِوَجْهِهَا ، وَقَالَتْ : يَا نِسَاءَ الْمُؤْمِنِينَ ، إِذَا أَذْنَبَتْ إِحْدَاكُنَّ ذَنْبًا فَلَا تُخْبِرْنَ بِهِ النّاسَ ، وَلْتَسْتَغْفِرْنَ اللَّهُ ، وَلْتَتُبْ إِلَيْهِ ؛ فَإِنَّ العِبَادَ يُعَيِّرونَ وَلَا يُغَيِّرُونَ ، واللَّهُ تَعَالَى يُغَيِّرُ وَلَا يُعَيِّرُ

Artinya: “Wahai Ummul Mukminin, laki-laki yang menyewakan kendaraan untuk jamaah haji itu sengaja menyentuh betisku…” Belum selesai kalimat itu, Aisyah langsung menghentikannya. “Sudah, cukup, cukup”. Aisyah kemudian berpaling dan menasehati: “Wahai wanita-wanita mukminah, jika kalian berbuat salah, janganlah sekali-kali menceritakannya kepada orang lain. Mintalah ampunan kepada Allah dan bertaubatlah. Karena manusia hanya bisa mencela dan tidak merubah, sedangkan Allah merubah dan tidak mencela.”

  • Allah Ta’ala melarang mencari-cari aib kesalahan seorang muslim yang Allah sudah tutupi. Imam Abu Dawud meriwayatkan pesan Rasulullah ﷺ kepada Mu’awiyah -radhiallahu ‘anhu- :

إِنَّكَ إِنْ اتَّبَعْتَ عَوْرَاتِ النَّاسِ أَفْسَدْتَهُمْ، أَوْ كِدْتَ أَنْ تُفْسِدَهُمْ

Artinya: Sesungguhnya jika kamu mencari-cari aib kesalahan orang lain, maka kamu telah merusaknya, atau hamper merusaknya.

Imam Ahmad ibn Hanbal meriwayatkan dalam Musnad hadis Abu Barzah al-Aslami -radhiallahu ‘anhu- bahwa Nabi ﷺ bersabda

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الإِيمَانُ قَلْبَهُ، لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تَتَبَّعُوا عَوَرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوَرَاتِهِمْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ

Artinya: Wahai  orang-orang yang beriman dengan lisannya akan tetapi iman belum masuk  kedalam hatinya, janganlah kalian mengghibahi kaum muslimin, dan  janganlah pula mencai-cari aib kesalahan mereka, sesungguhnya barang siapa yang  mencari-cari aib kesalahan saudaranya sesama muslim maka Allah akan mencari-cari kesalahannya, dan barangsiapa yang Allah mencari-cari kesalahannya maka Allah akan mempermalukannya meskipun ia berada di dalam rumahnya

Imam Al-Nawawi menjelaskan tentang siapa yang perlu ditutup aib kesalahannya,

الْمُرادُ بِالسَّتْرِ : السَّتْرُ عَلَى ذَوِي الهَيْئاتِ وَنَحْوِهِمْ مِمَّنْ لَيْسَ مَعْرُوفًا بِالْأَذَى والْفَسَادِ ، فَأَمَّا الْمَعْروْفُ بِذَلِكَ فَيُسْتَحَبُّ أَلّا يُسْتَرَ عَلَيْهِ

Artinya: Maksud dari menutup aib kesalahan disini adalah oleh mereka yang baik-baik dimana tidak dikenal sebagai orang yang buruk dan jahat, adapun yang sudah terkenal dengan keburukan dan kejahatannya maka dianjurkan agar tidak ditutupi kesalahannya.

Adapun jika orang itu selama ini terkenal dengan kebaikan dan kesalehannya kemudian terjatuh dalam sebuah kasalahan maka sikap yang dilakukan adalah meminta konfirmasinya langsung dan tidak tergesa-gesa menghukuminya, serta mendoakannya agar dosanya diampuni dan istiqamah dalam taubatnya.

Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman meriwayatkan perkataan Ja'far al-Shadiq rahimahullah ia berkata,

إِذَا بَلَغَكَ عَنْ أَخِيكَ الشَّيْءُ تُنْكِرُهُ فَالْتَمِسْ لَهُ عُذْرًا وَاحِدًا إِلَى سَبْعِينَ عُذْرًا ، فَإِنْ أَصَبْتَهُ وَإِلَّا قُلْ : لَعَلَّ لَهُ عُذْرٌ لَا أَعْرِفُهُ

Artinya: Apabila sampai kepadamu dari saudaramu sesuatu yang kamu ingkari, maka berilah ia sebuah uzur sampai 70 uzur. Bila kamu tidak mendapatkan uzur, maka katakanlah, “Barangkali ia mempunyai uzur yang aku tidak tahu.”

Dalam Adab al-Shuhbah oleh Abu Abd al-Rahman al-Sulami, Ibnu Mazin berkata,

المؤْمِنُ يَطْلُبُ مَعَاذِيْرَ إِخْوَانِهِ، وَالْمُنَافِقُ يَطْلُبُ عَثَرَاتِهِم

Artinya: Mukmin adalah yang selalu memberi uzur kepada saudaranya, sedangkan munafiq adalah yang selalu mencari kesalahan saudaranya.

Semoga Allah menutupi aib kesalahan kita semua, sebab tidak ada yang bersih darinya. Diantara doa yang dianjurkan dibaca setiap pagi dan petang adalah, 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Artinya: Ya Allah, saya mohon pengampunan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, saya mohon pengampunan dan keselamatan pada caraku beragama, urusan duniaku, keluargaku, harta bendaku. Ya Allah, tutupilah semua kekurangan dan aibku dan berikan hilangkan semua ginda gulana yang menimpaku. Ya Allah aku mohon penjagaan dari-Mu, dari arah depanku, dari arah belakangku, dari sisi kananku, dari sisi kiriku, dari arah atasku dan aku berlindung kepadamu dari segala bencana yang menimpa dari bawahku (bencana alam).

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا االلهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Download PDFnya di https://bit.ly/MenyelamiNamaAllah

Baca Juga