MENGEDEPANKAN MASLAHAT RAKYAT

Naskah Khutbah
Asdar
29 Aug 2024
MENGEDEPANKAN MASLAHAT RAKYAT

JUMAT, 25 Safar 1446 H / 30 Agustus 2024 M
 Oleh Rachmat bin Badani Tempo, Lc., M.A.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kita nikmat iman, kesehatan, dan kesempatan untuk kembali bertemu dalam ibadah yang mulia ini. Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, yaitu melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga dengan ketakwaan, kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Salawat dan salam semoga senantiasa terhaturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya serta kepada setiap pengikutnya yang konsisten menjalankan syariatnya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Pada hari ini, izinkan kami menyampaikan khutbah yang berjudul "Mengedepankan Maslahat Rakyat." Tema ini sangat relevan, terutama di tengah dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang kita hadapi saat ini. Kaidah fikih yang menjadi pedoman kita dalam pembahasan ini adalah "At-Tasharruf 'ala al-Ra'iyyah Manuthun bil Maslahah" yang berarti "Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan mereka."

Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, Islam mengajarkan bahwa setiap pemimpin, baik dalam skala kecil seperti keluarga maupun skala besar seperti negara, harus selalu mempertimbangkan kemaslahatan dalam setiap kebijakan yang diambil.

Kewajiban Pemimpin dalam Islam

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ

Terjemahnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil." (QS. An-Nisa/ 4:58).

Ayat ini memberikan dua pesan penting kepada setiap pemimpin. Pertama, menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, yang berarti setiap pemimpin harus menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan tidak menyalahgunakan kekuasaan. Kedua, menetapkan hukum dengan adil, yang menunjukkan bahwa keadilan adalah pondasi utama dalam kepemimpinan.

Dalam konteks pemerintahan, setiap keputusan dan kebijakan yang diambil harus selalu didasarkan pada prinsip keadilan dan kemaslahatan. Keadilan tidak hanya berarti memberikan hak kepada yang berhak, tetapi juga menciptakan keseimbangan dalam masyarakat agar tidak ada pihak yang merasa terzalimi atau dirugikan.

Rasulullah sebagai Teladan Pemimpin

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan utama dalam memimpin umat. Beliau selalu mengutamakan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi. Salah satu contoh yang sangat terkenal adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang sikap beliau terhadap kaum munafikin yang menyembunyikan kekufuran di dalam hati mereka dan seringkali menyakiti beliau dan keluarganya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru mendiamkannya dan enggan mengiyakan keinginan sebagian sahabat untuk memerangi kaum munafikin karena pertimbangan maslahat dakwah yang diemban oleh Rasulullah. Demikian halnya sikap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengurungkan niatnya untuk membangun ulang Baitullah Ka’bah berdasarkan pondasi yang diletakkan oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam karena khawatir menimbulkan mudarat di tengah-tengah masyarakat baik para sahabat maupun penduduk Makkah yang baru masuk Islam.

Hal inilah yang diwariskan pula oleh para sahabat yang mengemban amanah kepemimpinan setelahnya, seperti Umar bin Khattab Radiyallahu ‘anhu ketika terjadi paceklik di Madinah. Pada saat itu, Umar bin Khattab menunda penerapan hukuman potong tangan terhadap pencuri karena beliau memahami bahwa banyak orang yang terpaksa mencuri karena kelaparan.

Keputusan-keputusan seperti ini menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin harus fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Ketika masyarakat berada dalam kondisi sulit, pemimpin harus bijaksana dalam menerapkan hukum dan peraturan. Inilah contoh nyata dari penerapan kaidah "At-Tasharruf 'ala al-Ra'iyyah Manuthun bil Maslahah." Kebijakan yang diambil oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kondisi tersebut adalah bentuk kepedulian terhadap rakyat dan memperhatikan maslahat mereka.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah...

Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu mendahulukan kemaslahatan rakyatnya. Kebijakan yang tidak memperhatikan maslahat hanya akan menimbulkan kerusakan dan kehancuran, baik di dunia maupun di akhirat.

Kaidah ini bukan hanya relevan dalam konteks pemerintahan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari kita. Setiap keputusan yang kita ambil, baik sebagai individu, pemimpin keluarga, maupun sebagai bagian dari masyarakat, harus selalu didasarkan pada kemaslahatan dan kebaikan bersama. Sebagai umat Islam, kita harus selalu ingat bahwa setiap kebijakan yang kita ambil akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Terjemahnya: "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan adalah amanah yang besar, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana ia menjalankan amanah tersebut. Jika seorang pemimpin mengambil kebijakan yang hanya menguntungkan diri sendiri atau kelompoknya, tanpa memperhatikan kepentingan rakyat, maka ia telah mengkhianati amanah yang diberikan kepadanya.

Jamaah Jumat yang berbahagia...

Pentingnya Partisipasi Rakyat dalam Pembuatan Kebijakan

Selain pentingnya memperhatikan maslahat rakyat, Islam juga mengajarkan pentingnya partisipasi rakyat dalam pembuatan kebijakan. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur'an:

وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ

Terjemahnya: "Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka." (QS. Asy-Syura/ 42:38)

Ayat ini menegaskan bahwa musyawarah adalah salah satu prinsip dasar dalam Islam. Musyawarah memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi kehidupan mereka. Dengan adanya partisipasi rakyat, kebijakan yang diambil akan lebih memperhatikan kemaslahatan dan tidak akan menimbulkan ketidakadilan.

Dalam konteks pemerintahan modern, partisipasi rakyat dapat diwujudkan melalui berbagai mekanisme sesuai kebutuhan dan dipandang paling maslahat. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya selalu membuka ruang partisipasi bagi rakyat dalam setiap pengambilan keputusan. Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan akan lebih adil dan diterima oleh masyarakat.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah...

Marilah kita renungkan kembali kaidah "At-Tasharruf 'ala al-Ra'iyyah Manuthun bil Maslahah." Kebijakan pemerintah, baik dalam skala besar maupun kecil, harus selalu memperhatikan kemaslahatan rakyat. Jangan sampai ada kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir orang atau merugikan sebagian besar masyarakat.

Sebagai umat Islam, kita harus selalu mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan yang adil dan maslahat bagi rakyat. Kita juga harus aktif berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, baik melalui musyawarah maupun cara-cara lain yang sesuai dengan ajaran Islam.

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah kepada para pemimpin kita agar selalu menjalankan amanah dengan baik dan memperhatikan kemaslahatan rakyat. Dan semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menunaikan kewajiban kita sebagai hamba-Nya dengan penuh tanggung jawab. Aamiin...

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Kaum muslimin yang berbahagia!

Pada khutbah kedua yang singkat ini, izinkan kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah. Pertama, Mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah:

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
 اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ

اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Download PDFnya di https://bit.ly/MengedepankanMaslahatRakyat

Baca Juga