KEMBALINYA SANG TAMU AGUNG

Naskah Khutbah
Asdar
03 Mar 2023
KEMBALINYA SANG TAMU AGUNG

JUMAT, 10 Syakban 1444 H / 03 Maret 2023 M

 Oleh Muhammad Ode Wahyu, S.Pd.I., S.H.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Bulan Ramadan adalah bulan yang senantiasa dinanti-nantikan oleh seluruh kaum muslimin. Ia merupakan tamu agung yang mulia. Kedatangannya membawa sejuta harapan bagi hamba, serta janji-janji Allah berupa ampunan, kebahagian dan keselamatan dari siksa api neraka. Oleh karenanya, tidak heran jika para salaf mempersiapkan diri mereka 6 bulan sebelum datangnya bulan Ramadan tersebut.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Bulan Ramadan merupakan bulan perlombaan bagi orang-orang yang beriman. Di dalamnya mereka berlomba untuk melaksanakan berbagai amalan saleh, sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Diantara mereka ada yang tidak berharap waktunya terbuang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Diantara mereka pula ada yang mengisi hari-harinya penuh dengan tilawah al-Qur'an. Apa yang mereka lakukan seolah tidak memberikan porsi waktu, kecuali hanya untuk perlombaan pada bulan Ramadan tersebut. Tidak heran, jika para ulama menukilkan sebagian nama-nama salaf yang berhasil menghatamkan al-Qur'an sekali dalam sehari di bulan Ramadan.

Dalam kitab at-Tibyan, Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:

فمن الذين كانوا يختمون ختمة في الليل واليوم: عثمان بن عفان رضي الله عنه وتميم الداري وسعيد بن جبير ومجاهد والشافعي وآخرون ومن الذين كانوا يختمون ثلاث ختمات: سليم بن عنز رضي الله عنه قاضي مصر في خلافة معاوية رضي الله عنه

Artinya: "Diantara salaf yang dapat mengkhatamkan sekali dalam semalam adalah Utsman bin Affan, Tamim ad-Dari, Sa'id bin Jubair, Mujahid, imam Syafi'i dan selain mereka. Diantara ulama yang dapat mengkhatamkan tiga kali dalam semalam adalah Salim bin 'Anaz radhiyallahu 'anhu, seorang qadhi di Mesir pada masa kekhalifahan Mu'awiyah radhiyallahu 'anhu." (at-Tibyan Fi Adabi Hamalati al-Qur'an: 24)

Begitulah para salaf kita memuliakan waktu mereka. Terlebih bulan Ramadan adalah itu bulan yang dilipat gandakan pahala amal ibadah di dalamnya. Sepantasnya seorang muslim benar-benar dalam kesungguhannya melakukan ibadah di dalamnya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Bulan Ramadan harus menjadi bukti kesungguhan dalam beramal saleh. Ia semakin dekat, pergantian waktu tidak terasa akan mengantarkan kita semua di depan gerbang kemuliaannya. Maka perbanyaklah doa kepada Allah, semoga Allah Azza wajalla menyampaikan kita padanya dan memberkahi waktu-waktu kita di dalamnya dengan beramal saleh.

Hanya saja, jama'ah yang dimuliakan Allah, sudah siapkah kita menjemput tamu agung itu? Apakah kita sudah mempersiapkan diri untuk bertemu dengannya? Jika saja seorang tamu telah mengabarkan akan maksudnya berkunjung ke rumah kita dalam beberapa hari kedepan, kita pasti akan mempersiapkan rumah dan diri kita untuk bertemu dengannya, maka bagaimana kita dengan tamu agung bulan Ramadan?

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Untuk meraih hasil yang terbaik pada bulan Ramadan hendaknya kita mempersiapkan diri sebelum kedatangannya. Diantara persiapan-persiapan itu antara lain:

1.         Memperbanyak doa agar bertemu dengannya serta diberikan keberkahan waktu dan beramal saleh di dalamnya.

Salah satu amalan yang hendaknya kita lakukan agar kita dapat meraih amalan yang maksimal pada bulan Ramadan adalah memperbanyak doa kepada Allah agar bisa bertemu dengannya dan diberikan waktu yang berberkah untuk dapat melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya di dalamnya. Ini cukup penting, sebab sebagian orang hanya berdoa untuk dipertemukan saja dengan bulan Ramadan namun tidak meminta kepada Allah untuk diberikan keberkahan waktu guna dapat mengisi waktu-waktunya dengan amalan saleh. Akhinya, diantara kaum muslimin ada yang dipertemukan dengan bulan Ramadan, namun waktunya tidak berbekah, lebih banyak pada kesia-siaan, bahkan dosa dan kemasiatan.

Adanya doa Nabi Shallallahu 'alahi wasallam "Celakalah seseorang yang datang kepadanya bulan Ramadan, kemudian bulan itu berlalu sementara ia belum mendapatkan ampunan," boleh jadi akibat kurangnya memohon doa keberkahan waktu pada Allah Azza wajalla. Akhinya, Allah menyampaikannya pada bulan Ramadan, namun hal itu tidak bermanfaat untuk dirinya, bahkan ia terhalangi dari kebaikan-kebaikan di dalamnya, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam:

فَمَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Artinya: "Siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka sungguh ia telah terhalangi dari mendapatkan kebaikan yang sangat banyak." (HR. Ahmad)

2.         Memperbaiki suasana ruhiyah jiwa dengan memperbanyak taubat dan istighfar.

Amalan yang hendaknya dilakukan oleh seorang muslim sebelum datangnya bulan Ramadan adalah memperbaiki kondisi ruhiyah jiwa dengan memperbanyak taubat dan istighfar kepada Allah Azza wajalla. Hal ini agar seorang hamba terbiasa memohon ampun dan semakin mudah memperbaanyak taubat dan istighfar pada bulan Ramadan.

Imam Ahmad bin Rajab al-Hambali rahimahullah berkata.

اِعْتِرَافُ المُذْنِبِيْنِ بِذُنُوبهِم وَتَقْصِيرِهِمْ فِي حَقِّ مَوْلَاهُمْ وَتَنْكِيْسِ رُؤُوْسِ عُجُبِهِمْ وَهَذَا أَحَبُّ إِلَى الله مِنْ فِعْلِ كَثِيْرٍ مِنَ الطَّاعَاتِ فَإِنَّ دَوَامَ الطَّاعَاتِ قَدْ تُوْجِبُ لِصَاحِبِهَا العُجُب

Artinya: "Pengakuan para pelaku-pelaku dosa terhadap dosa yang mereka lakukan serta berbagai kelalaian yang terjadi pada mereka terhadap hak-hak Allah, lebih disukai oleh Allah daripada hanya sekedar memperbanyak ketaatan. Sebab sekedar memperbanyak ketaatan biasanya akan memunculkan rasa ujub (sombong) dalam jiwa." (Lathaif al-Ma'arif: 45).

Kadangkala, Allah Azza wajalla membuat seorang hamba lupa melakukan ketaatan.  Hingga apabila ia terjatuh sejenak ke dalam dosa, seketika Allah membuatnya untuk mengingat Allah. Iapun menyesal dari perbuatan dosa itu. Sehingga dosa itu seolah berada di pelupuk matanya. Hatinya menjadi serasa akan pecah, rasa takut akan azabnya memenuhi segala sisi relung jiwanya. Ia merasakan seolah azab itu sudah berada di hadapan matanya. Satu gunung besar seolah akan segera menindih tubuhnya. Oleh karena rasa takut akan azab itu, ia senantiasa memohon ampun kepada Allah, ketika ia berlari, ketika ia berjalan, ketika ia duduk, ketika ia berbaring dan pada seluruh gerak-geriknya. Dengan itu, lafaz-lafaz istighfar dan memohon ampunan terus membasahi lisannya hingga Allahpun mengampuni dan merahmatinnya

Hal ini sebagaimana yang disempaikan oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah:

أَنَّ اللهَ -سبحانه- إِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ خَيْرًا أَنْسَاهُ رُأْيَةَ طَاعَتِهِ وَرَفَعَهَا مِنْ قَلْبِهِ وَلِسَانِهِ، فَإِذَا اُبْتُلِيَ بِالذَّنْبِ جَعَلَهُ نُصْبَ عَيْنَيْهِ وَنَسِيَ طَاعَتَهُ وَجَعَلَ هَمَّهُ كُلُّهُ بِذَنْبِهِ فَلَا يَزَالُ ذَنْبُهُ أَمَامَهُ إِنْ قَامَ أَوْ قَعَدَ أَوْ غَدَا أَوْ رَاحَ فَيَكُوْنُ هَذَا عَيْنُ الرّحْمَةِ فِي حَقِّهِ

Artinya: "Sesungguhnya jika Allah mengehendaki kebaikan pada seorang hamba, Dia akan membuatnya lupa pada ketaatan, lalu mengangkatnya dari hati dan lisannya. Hingga apabila ia telah diuji dengan satu dosa, Allah menjadikan hamba itu senantiasa memandang dosa itu berada di hadapannya, lalu menjadikannya lupa terhadap segala ketaatan yang pernah ia lakukan. Allah menjadikan pada hamba itu satu-satu keinginannya hanyalah harapan mendapatkan ampunan dari Allah. Olehnya, hamba itu terus memikirkannya, jika ia berdiri, duduk, pergi ataupun kembali. Hal ini akhirnya menjadi sebab rahmat dan ampunan untuknya." (Miftah Dar as-Sa'adah: 402)

Seorang yang hatinya sering mengingat Allah dan memperbaiki suasana ruhiyah jiwanya agar senantiasa berada dalam ketakwaan akan siap menerima ibadah yang berat. Ia tidak akan mudah putus asa dalam mengahadapi beratnya ujian, khususnya dalam ujian puasa, yaitu menahan makan dan minum serta pembatal-pembatal puasa lainnya, Sebab, ia merasa semakin takut pada Allah Azza wajalla.

Sebaliknya, seseorang yang jauh dari mengingat Allah, maka rasa takutnya pada Allah akan semakin mengecil. Akhirnya, ia akan memudah-mudahkan hal ini. Oleh karena hal inilah, kita biasa melihat saudara-saudara kita kaum muslimin mudah membatalkan puasanya pada bulan Ramadan hanya karena alasan-alasan sepele. Bukan karena tidak mengetahui wajibnya berpuasa pada bulan ramdhan, akan tetapi karena rasa takutnya pada Allah sangat kecil, sedang hawa nasfsunya menguasai dirinya. Wal'iyadzubillah.

Padahal Allah Azza wajalla berfirman:

وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰىۙ فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ

Terjemahnya: "Adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, sesungguhnya surgalah tempat tinggal(-nya). (QS. An Naziat ayat 40-41).

Oleh karenanya, siapa saja yang berharap surga, maka hendaklah ia memperbesar rasa takutnya pada Allah Azza wajalla dan menjadikan hawa nafsunya tunduk pada perintah Allah Azza wajalla dan Rasulnya. Namun, jika seorang hamba tidak memperdulikan hal ini, sesungguhnya ia sedang menggiring dirinya sendiri pada lembah yang hina pada hari kiamat, wal'iyadzu billah.

3.         Melatih diri melakukan amalan-amalan kebaikan

Setiap hamba hendaklah melatih dirinya untuk melakukan kebaikan-kebaikan sebelum datangnya bulan Ramadan. Sebab, amalan kebaikan jika tidak dibiasakan, kadang seseorang merasa sangat berat untuk melaksanakannya.

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam banyak berpuasa pada bulan Syakban. Salah satu hikmahnya kata para ulama adalah sebagai bentuk pengagungan terhadap bulan Ramadan. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam juga mempersiapkan diri beliau sebelum datangnya bulan Ramadan tersebut.

4.         Menambah ilmu khususnya yang berkaitan dengan fiqh bulan Ramadan

Seorang yang akan mengahadapi musim puasa, hendaklah memahami segala hukum-hukum yang berkaitan tentang ibadah puasa pada bulan Ramadan. Sebab, banyak hal-hal yang bisa saja merusak ibadah puasa tersebut atau menyebabkan ibadah puasa seseorang menjadi batal. Belakangan ini, semakin banyak hal-hal baru yang berkaitan dengan pembatal-pembatal puasa. Seorang muslim harus mengetahui hal itu, jangan sampai ia mengalaminya sedangkan ia tidak mengetahui hukumnya. Terdapat pula hal-hal lain yang bisa semakin menjadikan ibadah bernilai di sisi Allah, semua itu tidak dapat diketahui kecuali dengan mempelajarinya.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، فإن الله جل وعلا يقول: اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًاۙ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Tamu agung, bulan Ramadan itu, semakin mendekati kita. Mari kita memperbanyak doa kepada Allah agar bisa bertemu dengannya sambil mempersiapkan diri untuk bulan tersebut, semoga kita keluar sebagai pemenang yang dibebaskan dari api neraka. Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin...

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Download PDFnya di https://bit.ly/KembalinyaTamuAgung

Baca Juga