JUMAT, 29 Muharam 1447 H / 25 Juli 2025 M
Oleh Muhammad Ode Wahyu, S.Pd., S.H.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Dalam satu haditsnya, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ -أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ- شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَا
Artinya: "Iman itu ada 70 cabang lebih -atau 60 cabang lebih-. Yang paling utama adalah mengucapkan kalimat laa ilaaha Illallah, yang paling rendah adalah menghilangkan gangguan dari jalan dan rasa malu merupakan bagian dari iman." (HR. Bukhari dan Muslim)
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Melalui hadits ini, Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan 3 cabang keimanan yang seharusnya dijaga setiap muslim. Sayangnya, 3 cabang iman ini mulai memudar pada diri sebagian muslim saat ini. Tiga cabang iman itu yaitu:
- Cabang yang pertama: Keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Ilah yang patut diibadahi. Rasulullah ﷺ bersabda:
قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Artinya: “Mengucapkan kalimat laa ilaaha Illallah”
Kalimat ini merupakan kalimat agung, seorang manusia yang mengucapkannya dituntut untuk mengucapkannya dengan ketulusan yang harus lahir dalam jiwa, terucap oleh lisan dan diamalkan oleh anggota badan. Bukan sekedar ucapan lisan, karena seekor burung Beo pun mampu mengucapkannya jika hanya sekedar di lisannya saja.
Seorang muslim yang beriman pada Allah, tidak boleh mencampuradukkan keimanannya dengan kesyirikan, tidak boleh mencampur adukkan keimanannya dengan kekufuran. Karena jika masih mencampuradukkannya, maka sesungguhnya ia belumlah benar-benar beriman kepada Allah ﷻ. Keimanannya yang tercampuradukkan dengan kekufuran dan kesyirikan itu tidak dapat menjadi sebab keselamatan seorang manusia pada hari kiamat kelak. Pelakunya justru akan binasa dalam lembah api neraka, abadi di dalam neraka selama-lamanya.
Allah ﷻ berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَـٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ ٨٢
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. (QS. Al An'am/6 : 82)
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Ayat ini begitu tegas menjelaskan tentang akibat bagi mereka yang mencampuradukkan keimanan dengan kekufuran dan kesyirikan. Ayat ini juga menginfomasikan bahwa seorang yang mendapat keamanan dan keselamatan hanyalah seorang yang tidak mencampuradukkan keimanannya dengan kesyirikan.
Oleh karenanya, tidak boleh bagi seorang muslim mencampuradukkan imannya dengan kesyirikan dalam bentuk apapun. Janganlah ia mengira, jika ia sudah meyakini bahwa Allah sebagai Tuhan, melaksanakan sholat dan amal saleh lainnya, ia telah selamat dari api neraka. Tidak, ia dapat selamat dari azab neraka jika ia telah melakukan semua itu dan menghilangkan noda-noda syirik dan kekufuran lainnya dari dirinya. Jika tidak, maka keimanannya bukanlah keimanan yang benar, bukan keimanan yang diinginkan oleh Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا 110
Terjemahannya: "Katakanlah, "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa. Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi/ 18:110).
Ayat ini sangat tegas melarang kesyirikan juga menjelaskan syarat untuk bertemu Allah, bahwa ia tidak hanya cukup dengan mengerjakan amal saleh, tapi juga meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Olehnya, janganlah berdoa kecuali hanya kepada Allah saja. Doa, merupakan ibadah yang sangat agung, maka tidak pantas bagi seorang yang mengaku beriman pada Allah, tapi ia juga berdoa pada selain-Nya. Itulah yang disebut kesyirikan. Jangan berdoa pada batu, jangan berdoa pada pohon dan jangan berdoa pada tempat-tempat yang dikeramatkan. Berdoalah hanya kepada Allah saja, karena Allah tidak ridho dengan segala bentuk kesyirikan dan kekufuran. Allah ﷻ berfirman:
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ
Terjemahannya: "Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhoi kekafiran bagi hamba-Nya." (QS. Az-Zumar/ 39:7).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Cabang yang kedua yang mulai pudar dan tidak dijaga oleh kaum muslimin yaitu menghilangkan gangguan dari jalan. Ini bahkan merupakan cabang iman yang paling rendah sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Nabi –Shallallahu ‘alaihi wasallam-:
وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ
Artinya: “Dan yang paling rendah yaitu menghilagkan gangguan dari jalan.”
Ajaran Islam memerintahkan kaum muslimin untuk menghilangkan gangguan yang ada di jalan, sekecil apapun gangguan itu. Bukan sebaliknya, bukan justru malah membuat gangguan di jalan, seperti duduk-duduk di jalan dan membuang sampah di pinggir jalan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إيّاكم والجلوسَ بالطرقاتِ، قالوا: يا رسولَ اللهِ، ما بُدٌّ لنا من مجالسِنا نتحدّثُ فيها، فقالَ رسولُ اللهِ ﷺ: إنْ أَبَيْتُمْ فَأَعْطُوا الطَّريقَ حَقَّهُ. قالوا: وما حقُّ الطريقِ يا رسولَ اللهِ؟ قال: غَضُّ البَصَرِ، وكَفُّ الأذى، ورَدُّ السَّلامِ، والأمرُ بالمَعروفِ، والنَّهْيُ عنِ الْمُنكَرِ
Artinya: "Janganlah kalian duduk-duduk di jalanan." Para sahabat bertanya, "Wahai rasulullah, kami tidak bisa meninggalkan tempat kami biasa berbicara." Rasulullah ﷺ bersabda, "Jika kalian tidak bisa meninggalkan itu, maka berikan haknya." Para sahabat bertanya, "Apa hak jalan itu wahai Rasulullah?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Haknya adalah menahan pandangan, menghilangkan gangguan, menjawab salam, serta melakukan amar makruf nahi mungkar." (HR. Abu Dawud).
Duduk-duduk di jalan asalnya merupakan perbuatan terlarang, kecuali muslim dapat memberikan hak-hak jalan sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi ﷺ tersebut.
Termasuk yang saat ini justru dilakukan oleh sebagian orang adalah membuang sampah di pinggir jalan. Wallahul musta'an, begitu banyak jalan-jalan yang sunyi dari keramaian menjadi tempat pembuangan sampah. Kantong maupun karung yang berisi sampah dibuang dipinggir jalan hingga jalan itu menjadi tempat penumpukan sampah yang begitu bau dan kotor. Sungguh, ini mencerminkan begitu rendahnya iman seseorang, berani melanggar larangan Nabi ﷺ.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Tidak patut bagi hamba yang beriman kepada Allah, hari kiamat dan hari pembalasan melakukan perbuatan ini. Tidak patut bagi umat Rasulullah ﷺ melakukannya. Membuang sampah di pinggir jalan melanggar cabang iman yang paling rendah, sebagaimana hadits yang telah kita sebutkan.
Olehnya, jika salah seorang dari kita yang biasa melakukan perbuatan buruk ini, maka berhentilah, jangan lagi membuang sampah di pinggir jalan, jangan lagi mengotori jalan-jalan umum dengan sampah yang berasal dari rumah-rumah kita. kerjakanlah ajaran agama kita. Sungguh saat ini keindahan Islam terkotori oleh buruknya sifat-sifat kaum muslimin. Jangan biarkan ajaran yang mulia ini terlihat buruk oleh perbuatan-perbuatan kita.
Sesungguhnya Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan. Islam juga sangat memperhatikan masalah kesehatan. Islam juga sangat memperhatikan masalah keindahan dan islam juga sangat memperhatikan masalah keindahan jalan, membuang sampah di jalan justru melanggar semua itu.
Parahnya, membuang sampah di pinggir jalan justru mengundang laknat. Rasulullah ﷺ bersabda:
اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ ، قَالُوا : وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ ، قَالَ: ( الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَرِيقِ النَّاسِ ، أَوْ فِي ظِلِّهِمْ
Artinya: “Jauhilah dua perkara yang mendatangkan laknat.” Para sahabat bertanya, “Apakah dua perkara yang mendatangkan laknat itu wahai Rasulullah?” beliau menjawab, “Membuang kotoran di jalan-jalan yang dilewati manusia atau di tempat mereka berteduh.” (HR. Muslim)
Para ulama menyebutkan bahwa sebab orang yang melakukan hal itu mendapat laknat karena perbuatannya mengganggu manusia berupa najis yang bisa mengeotori mereka, kotor yang dapat mengotori mereka. intinya, perbuatan ini sama sekali tidak mencerminkan akhlak islam yang baik, maka jauhilah.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Cabang iman ketiga yang mulai pudar dari sebagian kaum muslimin adalah rasa malu. Nabi ﷺ tidak menyebutkan ini cabang keberapa dari cabang-cabang keimanan itu, karena yang penting adalah seorang muslim ataupun muslimah haruslah menjaga rasa malunya.
Saat ini, sungguh menyedihkan. Begitu banyak pemuda-pemudi kaum muslimin yang sudah kehilangan rasa malunya. Mereka melakukan kemaksiatannya di pinggir jalan, berpacaran yang merupakan perbuatan yang mengantarkan pada perbuatan zina.
Parahnya, sebagian orang tua saat ini tidak merasa malu jika anak perempuannya pergi dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Bahkan sebagian mererka bangga jika anaknya pergi dengan kekasihnya. Mereka mulai pusing dan mencari solusi jika anaknya telah hamil diluar nikah, wallahul musta’an.
Di zaman ini para orang tua harus lebih keras lagi untuk menjaga anak-anaknya, khususnya para wanita. Akses media sosial yang begitu mudah, membuat jalan-jalan untuk memamerkan dosa juga lebih mudah dilakukan.
Kuatkanlah rasa malu kita, karena malu merupakan salah satu cabang keimanan. Jangan menempatkan rasa malu pada yang bukan tempatnya dan yang seharusnya seseorang malu pada satu perbuatan justru pada perbuatan itu ia tidak malu-malu mengerjakannya.
Semoga Allah ﷻ memberik kita semua hidayah taufik pada jalan yang benar dan mengistiqomahkan kita padanya. Aamiin...
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا زَادُ المُتَّقِينَ وَعُدَّةُ الصَّالِحِينَ.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Pada khutbah kedua ini, izinkan kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah pada hari jum’at. Pertama, mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah:
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Download PDFnya di https://bit.ly/CabangImanYangMemudar