OPTIMISME DI TENGAN KEKALUTAN BANGSA

Naskah Khutbah
Asdar
03 Jul 2025
OPTIMISME DI TENGAN KEKALUTAN BANGSA

JUMAT, 08 Muharam 1447 H / 04 Juli 2025 M
 Oleh Muh. Ihsan Dahri, S.H., M.H.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Tiada kalimat yang paling indah, dan tak ada ungkapan yang paling manis yang semestinya tak henti-hentinya kita ucapkan, selain pujian dan ungkapan syukur atas berbagai nikmat yang senantiasa meliputi kita, yang betapapun manusia dengan segala kecanggihan teknologi berupaya untuk menghitung dan mengkalkulasi nikmat tersebut, tak ada satupun yang mampu menghitungnya. Nikmat terbesar yang sepatutnya kita syukuri adalah nikmat keislaman kita, manisnya hidayah dan ranumnya iman yang terpatri dalam dada dan sanubari kita.

Kemudian selawat teriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi terkasih Muhammad ﷺ yang menjadi suri tauladan bagi segenap umatnya, yang kita sangat menghadapkan syafaat dari beliau di hari kiamat kelak.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Kekalutan dan kecarut marutan negeri yang kita cintai hari ini, yang terpampang jelas di depan mata kita, yang kita saksikan dari berita-berita yang silih berganti menghiasi layar kaca kita baik di televisi maupun di ponsel cerdas kita, sungguh amat memilukan dan membuat dada kita sesak. Korupsi dan kolusi yang dilakoni oleh mereka-mereka yang diamanahi urusan bangsa ini, juga kebijakan hukum yang tebang pilih, sampai  masalah ekonomi dan sosial yang menjerat masyarakat kita di berbagai lapisan strata sosial, tak ayal menjadikan sebagian kita pesimis dengan slogan “Indonesia Emas 2045” yang selalu digaung-gaungkan oleh para pemimpin kita.

Krisis ekonomi -misalnya- yang sangat marak terjadi hari ini, mulai dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada tahun 2025 di mana Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sekitar 24.000-an pekerja terkena PHK hingga April 2025, juga pinjaman daring (pinjol) yang mana OJK mencatat nilai utang pinjol mencapai Rp80,02 triliun per Maret 2025, hingga judol yang menjadi racun di tengan masyarakat kita. Semua masalah itu terakumulasi, menjadikan sebagian masyarakat depresi, dan tak sedikit yang memutuskan untuk mengakhiri kehidupan mereka dengan bunuh diri.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Krisis dan problem ini tentunya bukan tanpa alasan, dan bukan tanpa solusi. Allah ﷻ sebagai Zat yang Maha Bijaksana Maha Mengetahui telah memberikan gambaran, bahwa semua kekalutan dan masalah ini sejatinya berasal dari diri-diri kita sebagai manusia. Allah ﷻ berfirman:

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Terjemahnya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum (30) ayat 41).

Syaikh As-Sa’di rahimahullah menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut," maksudnya: kerusakan pada penghidupan mereka, berupa kekurangan dan berbagai bencana yang menimpanya; juga kerusakan pada diri mereka sendiri berupa penyakit, wabah, dan lain sebagainya. Itu semua disebabkan oleh perbuatan tangan mereka sendiri, yakni amal-amal yang buruk dan memang rusak pada hakikatnya.

Kemudian potongan ayat terakhir ditafsirkan oleh Imam Al-Baghawi: "Yakni: sebagai hukuman atas sebagian dosa-dosa yang telah mereka perbuat," (agar mereka kembali) dari kekufuran dan perbuatan-perbuatan mereka yang buruk.

Ya, Allah menginginkan agar kita semua kembali kepada-Nya, kembali kepada syariatnya dan meninggalkan perbuatan jahiliyah, kembali kepada cahaya keimanan dan meninggalkan lembah gelap kekufuran dan kesyirikan..

Ini semua tak lain dan tak bukan, melainkan teguran atas telah jauhnya kita dari agama Islam yang mulia ini. Ketika identitas Islam hanya sebatas kalimat yang terpampang nyata di KTP-KTP kita, tetapi indahnya Islam tidak nampak dalam pergaulan keseharian kita. Ketika agama ini hanya dipelajari sebatas teori, namun nyatanya nol besar dalam praktik dan aplikasinya dalam kehidupan kita.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Lantas kemudian, apakah ini menjadikan kita berpangku tangan dan enggan menghidupkan optimisme untuk bangsa dan umat kita?

Jawabannya jelas, bahwa kita adalah umat yang selalu diajarkan jiwa optimisme dalam segala situasi dan keadaan. Bahkan Nabi kita Muhammad ﷺ, beliau memiliki sifat optimis, menyukai firasat baik dan membenci pesimisme. Dalam hadits shahih dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu, Nabi ﷺ bersabda:

لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ، وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ الصَّالِحُ: الْكَلِمَةُ الْحَسَنَةُ.

Artinya: "Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (kesialan), dan aku menyukai firasat baik: perkataan yang baik." (Hadits ini disepakati oleh Bukhari dan Muslim).

Kita juga patut senantiasa meneladani kisah Nabi Musa, yang mana di bulan inilah (bulan Muharam) episode paling epik, ketika Allah menyelamatkan beliau dan kaumnya dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Saat itu, Nabi Musa dan kaumnya telah terdesak, di mana lautan terhampar luas di hadapan mereka, sementara Fir'aun dan bala tentaranya semakin dekat menyusul, saat itu kaumnya sudah mulai pesimistis dan berputus asa, Allah mengabadikan situasi tersebut dalam firman-Nya:

فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَـٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ

Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". (QS. Asy-Syu'ara (26) ayat 61).

Bukan tanpa alasan, mereka memandang bahwa secara nalar manusia pada umumnya, dalam situasi dan kondisi tersebut mereka besar kemungkinan akan terkejar dan kembali akan mengalami penyiksaan diperbudak oleh Fir’aun. Akan tetapi, Nabi Musa yang memiliki ketergantungan penuh kepada Rabbnya, Allah azza wa jalla, dengan penuh optimisme beliau tegaskan:

قَالَ كَلَّآ ۖ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ

Musa menjawab: "Sekali-kali kita tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (QS. Asy-Syu'ara (26) ayat 62).

Oleh karenanya, kita patut merenungkan ayat-ayat Ilahiyah berikut ini, sebagai motor penggerak optimisme kita untuk kebaikan bangsa dan umat kita.

  • Bahwasanya Allah menegaskan bahwa perbaikan dan perubahan sejatinya didorong oleh ikhtiar dan usaha kita, meskipun Allah jualah sebagai pemilik mutlak kehendak dan takdir. Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ

  • Terjemahnya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra'd (13) ayat 11).

Oleh karenanya, ikhtiar kita adalah melakukan dakwah dan ishlahul ummah (perbaikan umat) semampu kita, dan dimulai dengan memperbaiki diri kita dan keluarga kita. Ketika kesadaran akan perbaikan keluarga mulai disemarakkan, maka insyaAllah perbaikan akan terjadi dalam skala yang lebih besar dan luas.

  • Bahwasanya betapapun kegelapan dan peliknya kondisi menerpa, maka yakinlah semburat cahaya fajar akan muncul setelah kegelapan semakin pekat. Allah berfirman:

سَيَجْعَلُ ٱللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍۢ يُسْرًا

  • Terjemahnya: Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. At-Talaq (65) ayat 7).
  • Dan ayat yang masyhur di telinga kita:

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا (6)

  • Terjemahnya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al-Insyirah (94) ayat 5-6).
  • Ayat-ayat ini semestinya membangkitkan optimisme kita, bahwa kemudahan dan kebaikan akan hadir setelah deretan kesulitan, kepayahan, dan kerusakan di tengah bangsa kita. Kuncinya ialah kita tidak boleh putus asa apalagi berpangku tangan, tetapi memulai langkah kecil untuk perubahan besar di negeri kita yang tercinta.
  • Bahwa perubahan dan perbaikan dimulai dengan menyemai iman dan amal saleh. Inilah yang menjadi tugas pertama dan utama kita semua, khususnya para kepala rumah tangga. Hal ini termaktub jelas dalam firman-Nya:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا قُوٓا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Jika iman dan amal telah tersemai dan bermekaran dalam skala lebih luas, di masyarakat dan bangsa kita, maka insyaAllah kebaikan dan keberkahan akan meliputi bangsa ini berikut seluruh penduduknya. Allah berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا وَٱتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَـٰهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Semoga Allah mudahkan kita dalam langkah pebaikan umat, bangsa dan negara kita tercinta...

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا زَادُ المُتَّقِينَ وَعُدَّةُ الصَّالِحِينَ.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Pada khutbah kedua ini, izinkan kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah pada hari jum’at. Pertama, mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah:

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


Download PDFnya di https://bit.ly/OptimisDItengahKekalutanBangsa

Baca Juga