JUMAT, 18 Jumadilakhir 1446 H / 20 Desember 2024 M
Oleh Dr. Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Kita ungkapkan setinggi-tingginya rasa syukur hanya kepada Allah Azza wa Jalla, atas karunia hidayah yang masih diberikannya kepada kita hingga detik ini. Atas karunianya, hingga saat ini kita masih menapaki jalan hidup sebagai hamba yang bertauhid dan meyakini bahwa hanya Dia, Allah, satu-satuNya Tuhan yang berhak untuk disembah. Bukan yang lain. Dialah Allah yang Mahaesa, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Dalam akidah kita sebagai seorang muslim, kita meyakini adanya seorang nabi yang dilahirkan ke dunia ini sebagai seorang hamba dengan cara yang tidak biasa, yaitu lahir tanpa melalui proses biologis antara seorang ayah dan ibu. Itulah Nabi Isa ‘alaihissalam, putra salah seorang wanita shalihah paling mulia dalam sejarah manusia, bernama Maryam ‘alaihassalam.
Allah Ta’ala berfirman:
إِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ يَـٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍۢ مِّنْهُ ٱسْمُهُ ٱلْمَسِيحُ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًۭا فِى ٱلدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ وَمِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ
Artinya: “(Ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Wahai Maryam, sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang (kelahiran anak yang diciptakan) dengan kalimat dari-Nya, namanya Isa Almasih putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat serta termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).” (QS. Ali Imran/ 3:45).
Ayat ini menunjukkan dengan tegas bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam adalah putra Maryam, bukan putra Allah Azza wa Jalla. Kelahirannya melalui proses yang tidak biasa sama sekali tidak bisa menjadi dasar untuk mengukuhkannya sebagai putra Allah Azza wa Jalla.
Kelahiran Nabi Isa ‘alaihissalam melalui proses yang tidak biasa itu tidak lain adalah bukti ke-Mahakuasaan Allah Azza wa Jalla untuk menciptakan makhluk-Nya dengan cara apapun yang Dia kehendaki. Ada yang tercipta tanpa kehadiran ayah dan ibu, seperti Nabi Adam ‘alaihissalam. Ada yang tercipta hanya melalui kehadiran seorang “ayah” saja, seperti Hawa’ ibunda seluruh manusia, yang tercipta dari tulang rusuk Adam. Ada yang tercipta hanya dengan kehadiran ibu, seperti Nabi Isa ‘alaihissalam. Lalu ada yang hadir ke dunia ini melalui kehadiran seorang ayah dan ibu, seperti kita semua ini.
Semua itu terjadi dan dilakukan oleh Allah Azza wa Jalla untuk menunjukkan kepada kita para hamba ini: bahwa Allah itu satu-satunya Sang Mahakuasa, satu-satunya Sang Mahabesar, satu-satunya Sang Maha Pencipta; sehingga atas itu semua, hanya Dialah satu-satunya yang berhak untuk dipertuhankan, satu-satunya yang berhak untuk disembah. Dan karena itu, Dia, Allah Azza wa Jalla tidak pantas disekutukan dengan makhluk ciptaan-Nya.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Kelahiran Nabi Isa ‘alaihissalam melalui proses yang tidak seperti biasanya kelahiran seorang manusia itu menjadi ujian bagi manusia: apakah peristiwa luar biasa itu akan berhasil menuntun kita sampai pada keyakinan tentang ke-Mahakuasaan Allah Sang Pencipta, atau malah terjebak pada jebakan Syetan yang selalu mencari celah menyesatkan manusia, hingga tersilaukan oleh proses yang menakjubkan itu hingga mempertuhankan Nabi Isa ‘alaihissalam!
Karena itu, dengan sangat tegas di dalam al-Qur’an, Allah Ta’ala berulang kali menegaskan bahwa itu adalah sebuah kekufuran!
Allah Ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
Artinya: “Sungguh benar-benar telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu adalah al-Masih putra Maryam.” (QS. al-Ma’idah/ 5:17)
Memposisikan Nabi Isa putra Maryam ‘alaihissalam sebagai tuhan melebihi posisinya sebagai seorang hamba yang diutus sebagai seorang rasul adalah sebuah kekufuran, yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Isa ‘alaihissalam sendiri kepada para pengikutnya!
Keyakinan-keyakinan semacam ini adalah sebuah kedustaan atas nama Allah yang jelas-jelas dilaknat oleh Allah Azza wa Jalla.
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
Artinya: “Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan mereka dengan mulut-mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang yang kufur sebelumnya. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. al-Taubah/ 9:30)
Meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla adalah satu dari 3 oknum, dimana 2 oknum lainnya adalah Isa putra Maryam dan Ruhul Kudus; ini adalah sebuah kekufuran yang melanggar ajaran Tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa ‘alaihissalam!
Allah Ta’ala juga menegaskan:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ
Artinya: “Sungguh benar-benar telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu satu dari 3 oknum, padahal tidak satu pun tuhan (yang berhak) disembah kecuali Tuhan yang satu (yaitu Allah).” (QS. al-Ma’idah/ 5:73)
Misi utama diutusnya Nabi Isa ‘alaihissalam ke dunia ini adalah untuk mendakwahkan tauhid, mengajak manusia untuk hanya menyembah hanya kepada Allah Azza wa Jalla, dan beliau hanya seorang hamba seperti semua manusia yang berkewajiban menyembah pada Allah, bukan justru disembah seperti Allah Ta’ala.
Allah Azza wa Jalla juga menegaskan:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ
Artinya: “Sungguh benar-benar telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu adalah al-Masih putra Maryam. Padahal al-Masih (putra Maryam) telah mengatakan: ‘Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian semua.” (QS. al-Ma’idah/ 5:72).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Melalui al-Qur’an, Allah Ta’ala juga menjelaskan kepada kita sebuah fakta kebenaran penting, yaitu bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam tidak pernah disalib oleh siapapun, atau dengan tujuan apapun seperti penebusan dosa manusia! Karena yang sebenarnya adalah bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam diselamatkan oleh Allah dengan diangkat ke langit, untuk nanti di akhir zaman diturunkan kembali sebagai pengikut Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menegakkan al-Qur’an dan Sunnah beliau!
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Artinya: (Kami menghukum pula mereka) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang menurut mereka menyerupai (Isa). Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya (pembunuhan Isa), selalu dalam keragu-raguan terhadapnya. Mereka benar-benar tidak mengetahui (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), kecuali mengikuti persangkaan belaka. (Jadi,) mereka tidak yakin telah membunuhnya. Akan tetapi, Allah telah mengangkatnya (Isa) ke hadiratNya, dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. al-Nisa’/ 4:157-158)
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Itulah akidah kita, akidah kaum muslimin sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga akhir hayat tentang Nabi Allah yang mulia, Nabi Isa ‘alaihissalam, putra Maryam yang suci. Itulah akidah yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya. Akidah yang tidak boleh tergoyahkan dengan apapun dan siapapun. Inilah akidah yang harus kita bawa mati jika kita ingin meninggalkan dunia ini sebagai seorang muslim.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin yang berbahagia!
Atas dasar akidah kita tentang Nabi Isa ‘alaihissalam itu, atas dasar penegasan Allah Ta’ala di dalam al-Qur’an itu, maka sangat jelas bahwa sebagai konsekuensi akidah itu, seorang muslim tidak boleh mengucapkan selamat dan apresiasi terhadap perayaan semua keyakinan dan ideologi yang kufur tentang Nabi Isa ‘alaihissalam, apapun itu namanya!
Logikanya sangat jelas: mengucapkan selamat berarti menyetujui keyakinan dan ideologi kufur tentang Nabi Isa ‘alaihissalam. Bayangkanlah: bagaimana mungkin seorang yang mengaku muslim bisa menyetujui bahkan mengucapkan selamat terhadap ideologi yang telah dikafirkan oleh al-Qur’an??!
Prinsip toleransi kita sangat jelas. Allah Ta’ala berfirman:
ﵟقُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ (1) لَآ أَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُونَ (2) وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ (3) وَلَآ أَنَا۠ عَابِد مَّا عَبَدتُّمۡ (4) وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ (5) لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ (6)ﵞ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah. Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku.” (QS. al-Kafirun/ 108:1-6).
Biarkan mereka merayakannya. Jangan diganggu, apalagi diteror. Tapi tidak perlu berlebihan dan lebay mengucapkan selamat atas perayaan ideologi kufur itu. Bahkan seorang ulama bernama Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah mengatakan:
“Mengucapkan selamat untuk syiar dan simbol yang khas kekufuran itu disepakati haramnya (oleh para ulama); seperti mengucapkan selamat terhadap hari raya dan puasa mereka... Karena yang seperti ini, meskipun pengucapnya selamat dari kekufuran, namun itu tetap termasuk perkara yang diharamkan, karena itu seperti mengucapkan selamat atas (perbuatan) sujudnya kepada salib. Bahkan yang seperti itu lebih besar dosa dan murkanya di sisi Allah dibandingkan mengucapkan selamat untuk (orang yang) minum khamar, atau membunuh orang lain, atau melakukan zina dan semacamnya...” (Lih. Ahkam Ahl al-Dzimmah, 1/161).
Semoga ini menjadi pengingat untuk kita semua. Terutama di bulan Desember seperti ini, dimana ada banyak ranjau yang bisa merusak dan menodai akidah Tauhid kita sebagai seorang muslim.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download PDFnya di https://bit.ly/MenjagaAqidahDiBulanDesember