JUMAT, 29 Rabiulakhir 1446 H / 01 November 2024 M
Oleh Alif Jumai Rajab, Lc., M.Ag.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Dari nikmat Kesehatan, waktu luang, terlebih lagi dua nikmat yang besar yang Allah tanamkan di dalam hati kita masing-masing yaitu nikmat iman dan islam.
Nikmat-nikmat tersebut akan selalu ada dan bertambah, manakala kita barengi dengan kesyukuran dan juga menggunakan nikmat-nikmat tersebut dalam ketaatan kepada Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Terjemahnya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim/ 14: 7).
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarganya, para sahabat, para tabi’in, serta para ulama yang telah memberikan contoh yang baik pada kita.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Artinya: “Setiap anak terlahirkan diatas fitrah (yaitu fitrah tauhid), akan tetapi kedua orang tuanya memberi pengaruh sehingga kedua orang tuanya menjadikan dia Yahudi atau menjadikan dia Nasrani atau menjadikan dia Majusi.” (HR. Bukhari).
Dalam hadits Qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ
Artinya: “Aku ciptakan hamba-hambaKu dengan hanif (yaitu condong kepada tauhid dan menjauh dari kesyirikan).”
فَاجْتَالَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ
“Akan tetapi setan menggelincirkan mereka.”
Hadis-hadis ini sejalan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala;
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ...
Terjemahnya: “Luruskanlah wajahmu kepada agama yang lurus yang Allah telah menciptakan manusia diatas fitrah tersebut. Tidak ada perubahan terhadap ciptaan Allah terhadap fitrah tersebut. Inilah agama yang lurus.” (QS. Ar-Rum[30]: 30).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Peristiwa yang tengah menjadi viral belakangan ini, kembali membuat kita harus mengulang pelajaran-pelajaran yang terjadi pada kisah-kisah ummat terdahulu. Tentu saja kisah-kisah mereka haruslah terus dibaca, dipelajari, disampaikan kepada anak cucu kita, karena pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran dan juga peringatan bagi manusia.
Di antara kisah yang menjadi pelajaran dan peringatan besar bagi ummat ini ialah kisah kaum Sodom, kaum yang Allah adzab dengan menghancurkan kota dan juga manusia yang durhaka di dalamnya. Kaum Sodom bukan hanya kaum yang durhaka kepada Allah, namun mereka juga adalah orang-orang yang menyalahi fitrah-fitrah manusia.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Apa yang dimaksud dengan fitrah?
Fitrah ialah sifat asal dari kesucian dimana ketika Allah menciptakan makhluk, fitrah tersebut sudah ada dalam makhluk tersebut. Seperti ada kecenderungan untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, ada kebencian terhadap yang namanya kesyirikan.
Di antara fitrah misalnya -meskipun tidak ada yang mengajari kita untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tapi secara fitrah, kita tahu bahwasanya membantu orang lain itu baik, adapun merampas harta orang lain adalah buruk, meskipun tidak ada yang mengajari.
Kemudian juga secara fitrah, kita tahu bahwasanya lelaki berbeda dengan wanita. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ
Terjemahnya: “Tidak sama laki-laki dengan wanita” (QS. Ali Imran/ 3:36).
Laki-laki diberikan kekuatan tubuh yang berbeda dengan wanita yang dihiasi dengan kelembutan. Secara fitrah meskipun tidak ada yang mengajari, tapi kita tahu laki-laki berbeda dengan wanita.
Demikian juga di antara fitrah yaitu lelaki suka dengan wanita. Dan ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا
Terjemahnya: “Dialah Allah yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa (dari Adam ‘Alaihis Salam) kemudian Allah ciptakan dari Adam istrinya (Hawa) agar Adam tenang dengan istrinya tersebut.” (QS. Al-A’raf/ 7:189)
Kemudian juga di antara perkara fitrah adalah rasa malu. Ketika seseorang terbuka auratnya, dia akan merasa malu. Dan itu yang dilakukan oleh nenek moyang kita Adam dan Hawa tatkala terlihat aurat mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sifat Adam dan Hawa yang dilakukan secara spontanitas karena sifat malu yang ada pada mereka:
فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ
Terjemahnya: “Ketika mereka berdua memakan dari buah dari pohon tersebut yang dilarang, maka terbukalah aurat mereka. Maka mereka berdua mulai mengambil daun-daun yang ada di surga untuk menutup aurat mereka.” (QS. Thaha/ 20:121).
Dan banyak hal-hal fitrah ketika Allah menciptakan makhluk-Nya, Allah pasang fitrah-fitrah tersebut. Dan semuanya adalah menuju kepada kebaikan. Seandainya tidak ada faktor luar yang mempengaruhi, maka makhluk akan berjalan dengan kebaikan.
Tetapi ternyata fitrah tersebut bisa berubah. Di antara yang berusaha merubah fitrah adalah setan. Allah berfirman tentang sumpah setan:
وَلَـَٔامُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ ٱللَّهِ ۚ
Terjemahnya: “Sungguh aku akan perintahkan mereka (manusia). Dan mereka akan merubah ciptaan Allah (merubah fitrah).” (QS. An-Nisa'/ 4:119).
Ada yang tidak suka dengan ciptaan tubuhnya, lelaki tidak suka kalau tubuhnya laki-laki dan ingin menjadi perempuan. Ada perempuan tidak suka tubuhnya, dia ingin menjadi laki-laki. Fitrahnya berubah. Tadinya laki-laki suka perempuan, menjadi berubah sehingga suka dengan laki-laki waiyadzubillah. Ini dirubah oleh setan.
لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ
Terjemahnya: “Aku akan menghiasi kemaksiatan sehingga mereka melakukan kemaksiatan tersebut di muka bumi.” (QS. Al-Hijr/ 15:39).
Demikian juga faktor lingkungan bisa merubah fitrah manusia, seperti yang disebutkan dalam hadits: “Seorang anak lahir diatas fitrah, tapi kedua orang tuanya mempengaruhi sehingga bisa menjadikan sang anak jadi Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” Berarti fitrah bisa berubah dengan faktor lingkungan atau faktor setan. Dan inilah yang terjadi sehingga bagaimana fitrah-fitrah yang Allah tanamkan pada diri manusia itu berubah.
Lihatlah bagaimana kaum Luth ‘Alaihis Salam yang Allah utus kepada kaum Al-Mu’tafikat, negeri-negeri yang mempraktekkan homoseksual yang belum ada umat yang melakukan homoseksual seperti mereka. Mereka yang pertama kali berinovasi dalam maksiat sehingga melakukan homoseksual. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala;
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِّنَ الْعَالَمِينَ ٨٠ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّن دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ ٨١
Terjemahnya: “Dan ketika Luth berkata kepada kaumnya: ‘Apakah kalian melakukan perbuatan keji (homoseksual) yang tidak pernah seorangpun dari kaum-kaum sebelum kalian yang melakukannya? Kalian mendatangi lelaki dan kalian meninggalkan wanita? Sungguh kalian adalah kaum yang terlalu berlebih-lebihan.’” (QS. Al-A’raf/ 80-81).
Bagaimana semua kemaksiatan itu bisa terjadi? Jawabnya setan yang merubah itu semua.
Begitulah maksiat, pertama kecil namun ia bisa menjadi besar sebagaimana gunung yang berasal dari bebatuan kecil hingga menjadi sebuah bukit. Apalagi perubahan fitrah. Merubah fitrah tidak mudah, tapi setan sabar dalam merubah fitrah manusia. Dari perkara kecil, kemudian disirami dengan hawa nafsu, kemudian dibumbui dengan pendapat-pendapat, akhirnya maksiat tersebut menjadi biasa dan bahkan kalau ada yang mengingkari maksiat tersebut menjadi tercela. Dan itu yang terjadi pada kaum Luth. Mereka melakukan maksiat yang luar biasa yang melanggar fitrah. Sampai begitu hebatnya mereka bermaksiat, mereka melakukan praktik homoseksual di depan umum. Kata Nabi Luth ‘Alaihis Salam;
وَتَأْتُونَ فِي نَادِيكُمُ الْمُنكَرَ
Terjemahnya: “Kalian melakukan pesta seks homoseksual di tempat pertemuan kalian.” (QS. Al-‘Ankabut/ 29:29).
Mereka tidak punya malu lagi. Padahal melakukan homoseksual adalah perkara yang menyelisihi fitrah, apalagi terang-terangan, saling melihat di antara mereka. Sampai-sampai Luth ‘Alaihis Salam yang tidak mau melakukan itu semua dan keluarganya dianggap orang aneh. Kata mereka:
أَخْرِجُوهُم مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ
Terjemahnya: “Keluarkanlah (usirlah) Luth dan keluarganya dari negeri kalian. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang sok suci.” (QS. Al-A’raf/ 7:82).
Jadilah sesuatu yang benar terlihat aneh. Setanlah yang berhasil merubah fitrah kaum Luth.
Oleh karenanya mereka diadzab dengan adzab yang luar biasa. Dimana Allah mengatakan;
فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا
Terjemahnya: “Maka Kami angkat mereka, Kami cungkil negeri mereka, Kami bawa ke atas kemudian Kami balik.” (QS. Hud/11:82).
Para ulama menyebutkan mengapa negeri itu diadzab dengan cara negeri mereka dibalikkan oleh Allah, karena mereka telah membalik fitrah mereka.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Di antara fitrah yang telah berhasil dirubah oleh setan adalah rasa malu. Lihat ketika Adam dan Hawa, ketika makan dari buah tersebut dan terbuka aurat mereka, maka mereka mulai menutup aurat mereka dengan daun-daun yang ada di surga, mereka malu dilihat sama orang lain.
Dan kita tahu bahwasanya menurut ilmu mereka manusia berasal dari monyet yang dulu telanjang, dari manusia purba yang tidak tahu rasa malu. Sekarang mau dibalik bahwa orang berjilbab dikatakan kemunduran dan orang yang membuka auratnya dikatakan kemajuan. Mulailah wanita membuka aurat mereka, dimana-mana dibuka, tidak ada rasa malu sama sekali. Terkadang suaminya melihat istrinya terbuka auratnya tapi rasa cemburunya mati, tidak ada sama sekali, fitrah sudah dihilangkan, sudah dirubah oleh setan.
Karenanya kita harus waspada bahwasanya nilai-nilai Islam yang sesuai dengan fitrah, agama yang hanif yang Allah telah turunkan, agama terbaik harus kita jaga.
Di antara fitrah lainnya yang dirubah oleh setan adalah fitrah tauhid menuju kesyirikan. Padahal kita semua tahu bahwa yang berhak disembah adalah Tuhan pencipta alam semesta. Asalnya manusia tidak mau menyembah makhluk semisalnya, apalagi menyembah makhluk yang lebih hina daripada dia.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Jangankan manusia, sampai burung Hud-hud fitrahnya jalan. Ketika dia melapor kepada Nabi Sulaiman dia berkata:
إِنِّي وَجَدتُّ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِن كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ ٢٣ وَجَدتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِن دُونِ اللَّـهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ ٢٤
Terjemahnya: “Ketika Sulaiman berkata: “Wahai Hud, kenapa kau terlambat?” Dia mengatakan: “Aku pergi ke negeri Saba, aku mendapati seorang Ratu yang memiliki singgahsana yang indah dan diberikan segala macam kemewahan. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.” (QS. An-Naml/ 27: 23-24)
Hud-hud tidak terima. Ini adalah bentuk kesyirikan. Bagaimana bisa manusia menyembah matahari, menyembah sesama makhluk. kata Hudhud:
وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ
Terjemahnya: “Setan menghiasi amalan mereka sehingga mereka memandang sujud kepada matahari adalah suatu perkara yang baik.”
Sekarang lihat, bagaimana kita dapati sebagian manusia beribadah kepada hewan, Bahkan kita dapati mereka mengambil patung, dipahat, kemudian dia sembah patung tersebut, fitrahnya sudah berubah. Bagaimana manusia kemudian menyembah sapi, hewan yang lebih hina daripada dia kemudian dia bisa menyembah sapi tersebut.
Akan tetapi setan berhasil menghiasinya, waiyadzubillah…
Semoga Allah melindungi kita, keluarga kita serta memberikan keistiqamahan untuk terus pada pada jalan kebenaran ini...
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin yang berbahagia!
Di tanah air ini muncul orang-orang yang ingin merubah fitrah dan bangga dengan perubahan fitrah, yaitu orang-orang liberal. Yang sangat menyedihkan bagi kita adalah sebagian mereka adalah dosen-dosen, bukan di Universitas umum, bahkan Universitas-Universitas Islam. Mereka menyerukan hal-hal yang bertentangan dengan fitrah manusia.
Di antara mereka ada yang mengatakan bahwasanya homoseksual adalah halal. Bahkan ini adalah anugerah dari Tuhan (dari sananya), maka tidak boleh diingkari. Bahkan di antara mereka ada yang berusaha untuk melegalkan, agar diterbitkan undang-undang dibolehkannya homoseksual di tanah air. Bahkan mereka memperjuangkan akan hal ini.
Di antara mereka ada yang mengatakan bahwasanya semua agama sama. Islam yang tauhid yang mengajarkan penyembahan terhadap pencipta alam semesta ingin mereka samakan dengan agama-agama lain yang mengajarkan menyembah kepada manusia, menyembah kepada mayat, menyembah kepada batu, menyembah kepada hewan, menyembah kepada matahari. Waiyadzubillah…
Inilah orang-orang liberal yang mereka adalah orang-orang zindiq, orang-orang munafik yang kata Allah:
هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ
Terjemahnya: “Mereka itulah musuh yang sesungguhnya, waspadalah.” (QS. Al-Munafiqun/ 63:4).
Dan akhirnya, marilah kita menutup khutbah ini dengan memperbanyak doa di hari yang mulia ini dan di hari yang mulia ini, terutama doa-doa terbaik kita untuk saudara-saudara kita di Palestina sana yang terus berjuang mempertahankan tanah suci Baitul Maqdis dari tangan-tangan keji dan kotor zionis yang durjana. Semoga Allah menyegerakan kemenangan untuk saudara-saudara kita dan membinasakan zionis penjajah beserta pendukung-pendukungnya. Juga mari kita memperbanyak selawat kepada sebaik-baik manusia, kepada hamba Allah yang paling suci. Siapa yang bersalawat kepadanya sekali maka Allah akan bersalawat kepadanya 10 kali.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download PDFnya di https://bit.ly/FitrahYangHendakDipalingkan