Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ، قَالَ:
اللهُ أَكبَرُ اللهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَينَا بِالأَمْنِ وَالإِيْـمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالِإسْلَامِ وَالتَّوفِيقِ لِـمَا تُـحِبُّ وَتَرضَى رَبُّناَ وَ رَبُّكَ اللهُ
“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat hilal, beliau berdoa: Allahu akbar. Allahumma ahillahu ‘alainaa bil-amni wal-iimaan was-salaamati wal-islaami wat-taufiiqi limaa yuhibbu rabbunaa wa yardhaa. Rabunaa wa rabbukallaahu (Allah Maha Besar, ya Allah, tampakkan al-hilal (bulan tanggal satu) itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, dengan keselamatan dan Islam, serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau cintai dan Engkau Ridhai. Rabbku dan Rabbmu (wahai bulan sabit) adalah Allah)
(HR. Ahmad dalam musnadnya 888, Ad-Darimi dalam sunannya, 1729, At-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir 13330. Hadis ini digolongkan hadis shahih li ghairi oleh Al-Albani dalam As-Shahihah, no. 1816 dan dinilai shahih oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad, 3/171. Dishahihkan juga oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Kalimith Thayyib no. 162.)
Adab-adab dalam mengamalkan do’a ini :
- Doa ini hanya dibaca ketika seseorang melihat hilal di awal bulan. Karena itu, bagi yang tidak melihat hilal, tidak disyariatkan membaca doa ini ketika masuk awal bulan. (Sebagaimana keterangan Syaikh Dr. Said Al-Qahthani dalam Syarh Hisnul Muslim, halaman. 262)
- Tidak dianjurkan membaca doa ini sambil menghadap ke hilal, namun tetap dengan menghadap ke arah kiblat.
Syaikh Al-Albani mengatakan:
“Banyak orang menghadap ke bulan (hilal) ketika membaca doa ini. Sebagaimana mereka menghadap ke arah kuburan ketika mendoakan mayit. Dan semua ini tidak boleh. Mengingat ketentuan dalam syariah:
لا يستقبل بالدعاء الا ما يستقبل بالصلاة
“Tidak boleh menghadapkan diri ketika berdoa kecuali ke arah kiblat shalat”
Sungguh indah apa yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah (no. 9729), dari Ali bin Abi Thalib, bahwa beliau mengatakan:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ الْهِلَالَ، فَلَا يَرْفَعْ بِهِ رَأْسًا، إِنَّمَا يَكْفِي مِنْ أَحَدِكُمْ أَنْ يَقُولَ: رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
“Apabila kalian melihat hilal, janganlah menengadahkan kepalanya ke arah hilal (untuk berdoa), tapi cukup berdoa dengan mengucapkan: … Rabbii wa rabbukallaahu.”
Dari Ibnu Abbas bahwa beliau membenci seseorang menghadapkan wajahnya ke arah hilal untuk berdoa. Namun cukup dia menghadap sebentar kemudian ke arah yang lain dan memmbaca doa: Allahu Akbar… (Ta’liq ala Al-Kalimut Thayyib, no. 162, dinukil dari Syarh Hisnul Muslim, halaman. 263)
Wallahu a’lam