JUMAT, 19 Rabiulakhir 1445 H / 03 November 2023 M
Oleh Abdullah Nazhim Hamid, S.T., Lc., M.Ag.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Salah satu ibadah hati yang tinggi nilainya di sisi Allah adalah berprasangka baik kepada Allah, ibadah ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim di setiap keadaan yang ia hadapi di kehidupan dunia ini. Kunci dari prasangka baik ini adalah makrifatullah, mengenal Allah dengan benar, karena semakin seorang hamba mengenal Allah maka akan semakin baik pula prasangkanya kepada Allah.
Ketika seorang hamba mengenal bahwa Rabbnya adalah rabb yang maha mengetahui segala sesuatu, mengetahui yang telah lalu dan akan datang, memiliki hikmah yang baaligah pada setiap peristiwa ataupun cobaan, maka apapun yang terjadi pada seorang hamba walaupun itu bukan hal yang ia sukai, ia pasti meyakini bahwa apa yang ia dapatkan adalah sesuatu yang baik baginya sebagaimana firman Allah:
وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Terjemahnya: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah ayat 216).
Dengan prasangka baik kepada Allah, seorang mukmin akan melihat musibah dan kesulitan yang menimpanya sebagai penggugur dosa-dosanya, sebagai cambukan agar ia berhenti dari dosa-dosanya, sebagai dorongan agar ia kembali ke jalan Allah, sebagai peninggi derajatnya, sebagai peningkat imannya, penegasan kesabarannya serta pemulus jalannya menuju surga.
Jika seorang hamba mengenal bahwa Allah adalah Rabb yang begitu luas rahmat dan ampunan-Nya, maha menerima taubat hamba-hamba-Nya, mengampuni segala dosa baik yang besar ataupun kecil, maka seorang hamba akan berprasangka baik bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan ia akan semakin besar rasa harapnya kepada Allah dan tidak akan putus asa dari rahmat Allah. Terlebih lagi ketika seorang hamba dalam kondisi menjelang kematiannya, ketika fisik dan tubuhnya tidak bisa lagi digunakan untuk memperbanyak ibadah, maka yang paling bisa ia lakukan adalah berprasangka baik kepada Allah dengan pengharapan yang besar atas Rahmat dan ampunanNya. Nabi bersabda:
لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ باللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: Jangan sampai salah seorang di antara kalian meninggal kecuali ia dalam kondisi berprasangka baik kepada Allah. (HR Muslim)
Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah…
Di antara keutamaan prasangka baik kepada Allah adalah mereka akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia prasangkakan kepada Allah, sebagaimana Allah berfirman dalam hadis qudsi:
أَنَا عِندَ ظَنِّ عَبْدِي بِي إِنْ ظَنَّ بِي خَيرًا فَلَهُ وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
Artinya: Sesungguhnya Aku sesuai dengan prasangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, jika ia berprasangka baik maka baginya apa yang ia prasangkakan, dan jika ia berprasangka buruk maka baginya apa yang ia prasangkakan. (HR Ahmad, sanadnya sahih menurut Imam al-Albani)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan:
وَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ مَا أُعْطِيَ عَبْدٌ مُؤْمِنٌ شَيْئًا خَيْرًا مِنْ حُسْنِ الظَّنِّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ لَا يُحْسِنُ عَبْدٌ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ الظَّنَّ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ظَنَّهُ ذَلِكَ بِأَنَّ الْخَيْرَ فِي يَدِهِ
Artinya: Demi Allah, tidak ada pemberian yang diberikan kepada hamba mukmin yang lebih baik daripada prasangka baik kepada Allah, demi Allah tidaklah seorang hamba berbaik sangka kepada Allah kecuali Allah akan memberikan apa yang ia sangkakan, itu karena kebaikan berada di tangan Allah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi al-Dunya)
Namun perlu digaris bawahi, bahwa prasangka baik yang benar kepada Allah adalah dengan melakukan amal-amal yang sesuai dengan apa yang kita prasangkakan kepada Allah. Seseorang yang berprasangka baik bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosanya harus menghadirkan taubat yang benar, istigfar yang rutin serta rasa penyesalan dan kekhawatiran atas akibat buruk yang ditimbulkan oleh dosanya, bukan justru bermudah-mudahan dalam melakukan dosa dan merasa aman dari azab Allah. Begitu juga seseorang yang berprasangka baik kepada Allah atas musibah yang menimpanya tentu harus menghadirkan rasa sabar dan rida atas ketetapan Allah dan diikuti dengan tawakkal dan serta menunjukkan betapa fakirnya kita kepada Allah.
Imam al-Hasan al-Basri mengatakan:
إِنَّ الْمُؤمِنَ أَحْسَنَ الظَّنَّ بِرَبِّهِ فَأَحْسَنَ العَمَلَ، وَإِنَّ الفَاجِرَ أَسَاءَ الظَنَّ بِرَبِّهِ فَأَسَاءَ العَمَلَ
Artinya: Seorang mukmin yang berprasangka baik kepada Rabbnya pasti akan baik amalnya, Adapun pendosa, ia berburuk sangka kepada Rabbnya maka pasti akan buruk pula amalnya.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Salah satu buah dari prasangka baik kepada Allah adalah lahirnya tawakkal yang benar, kelapangan dada serta optimisme dalam menjalani kehidupan dunia. Imam Ibnul Qayyim mengatakan:
Setiap kali seorang hamba berbaik sangka kepada Rabbnya maka harapannya kepada Allah akan baik, tawakkalnya akan lebih tulus, karena ia yakin bahwa Allah tidak akan mengecewakannya, tidak akan memupuskan harapannya, tidak akan menyiakan amalnya…sesungguhnya tidak ada yang paling melapangkan dada setelah iman selain yakin kepada Allah, berharap kepada-Nya dan berbaik sangka kepada-Nya. (Madarij al-Salikin)
Keadaan yang sulit dan cobaan berat yang mendera kadang membuat seseorang berputus asa dan kehilangan harapan, namun dengan adanya iman yang berbuah prasangka baik kepada Allah yang kemudian melahirkan optimisme justru akan menggerakkan seorang hamba untuk melihat sisi-sisi positif dari kesulitan dan cobaan yang dihadapi serta menggerakkan seorang hamba untuk bersemangat dalam menyelasaikan kesulitan dan masalah yang menimpanya.
Salah satu contoh optimisme yang Allah sebutkan dalam Al-Quran adalah kisah Thalut dan Bani Israil melawan Jalut dan pasukannya yang secara kuantitas lebih banyak. Ketika kekhawatiran melanda mereka, maka tampillah orang-orang yang memiliki keyakinan tinggi kepada Allah dengan optimisme mereka.
قَالَ الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوا اللّٰهِ ۙ كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢبِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Terjemahnya: Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah ayat 249).
Lalu mereka melanjutkan dengan doa yang melambangkan kefakiran dan harapan mereka kepada Allah
رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Terjemahnya: Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami, dan menangkanlah kami atas kaum yang kafir. (QS. Al Baqarah ayat 250).
Di ayat yang lain Allah menyebutkan tentang orang-orang beriman ketika ditakut-takuti oleh orang-orang munafik dengan kedatangan pasukan musuh yang banyak
اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
Terjemahnya: (yaitu) mereka yang (ketika ada) orang-orang mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan (pasukan) untuk (menyerang) kamu. Oleh karena itu, takutlah kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” (QS. Ali Imran ayat 173).
Begitu juga dalam perang Khandaq bagaimana Rasulullah menunjukkan optimismenya dalam peristiwa perang Khandak. Ketika kaum muslimin kelaparan dan kedinginan dalam keadaan terkepung oleh kaum musyrikin yang merupakan gabungan suku-suku Arab, justru Nabi tampil dengan optimisme yang luar biasa dengan memberikan kabar gembira bahwa mereka kaum muslimin akan menaklukkan Persia dan Romawi.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا االلهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
Jamaah Jumat yang berbahagia…
Contoh-contoh optimisme yang disebutkan sebelumnya memang begitu jauh masanya sebelum kita. Maka Allah menghadirkan potret optimisme itu di zaman kita, yang semasa dengan kita, yang bisa kita saksikan setiap harinya. Potret nyata itu adalah saudara-saudara kita di Palestina. Kita semua sangat mengetahui apa yang terjadi pada mereka. Walaupun kepiluan dan kesedihan senantiasa mendera karena kehilangan anggota keluarga dan rumah, walaupun mereka hidup di keadaan sulit karena listrik, air dan makanan yang terbatas, namun pemandangan yang mereka tampilkan di hadapan kita adalah keimanan yang kuat, keyakinan yang teguh, prasangka baik kepada Allah, tawakkal yang tulus, optimisme yang tinggi dan pelajaran-pelajaran lainnya yang mencambuk dan membuat kita merasa malu dengan kondisi kita yang begitu banyak terlena dengan kehidupan dunia ini, yang hanya beribadah sekadarnya tanpa kualitas yang berarti, yang selalu mengeluh tanpa henti atas kesusahan dan kesulitan yang dihadapi, yang masih belum pandai mensyukuri nikmat keamanan ini.
Maka munculkanlah pertanyaan yang harus kita tanyakan kepada diri ini, apakah kita bisa masuk surga dengan kondisi kita seperti ini? sementara belum datang kepada kita cobaan-cobaan yang pernah menerpa umat-umat sebelumnya. Maka jamaah sekalian, mari bangkit dan berusaha untuk berubah menjadi pribadi muslim yang lebih baik. Jangan lupakan saudara-saudara kita di Palestina, bantu mereka dengan segenap kekuatan kita, jangan lelah untuk memanjatkan doa agar Allah menyegerakan pertolongan kepada mereka.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Download PDFnya di https://bit.ly/BuahManisHusnuzhon