BELAJAR KETAATAN DARI KELUARGA NABI IBRAHIM ﷺ

Naskah Khutbah
Asdar
07 Jul 2023
BELAJAR KETAATAN DARI KELUARGA NABI IBRAHIM ﷺ

JUMAT, 18 Zulhijah 1444 H / 07 Juli 2023 M

Oleh : Muhammad Ode Wahyu, S.Pd.I., S.H.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله

Jamaah Jumat yang berbahagia yang dimuliakan oleh Allah..

Bebeberapa hari yang lalu kita baru saja melaksanakan perayaan hari raya Idul Adha. Hari raya Idul Adha adalah hari raya yang kembali mengingatkan kita pada pengorbanan seorang Nabi dan anaknya, dalam rangka melakukan ibadah kepada Allah -Azza wajalla-. Dialah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan anaknya Isma’il ‘alaihissalam.

Ibrahim ‘alaihissalam adalah sosok teladan bagi kita semua. Tidak hanya beliau, Allah –Subhanahu wata’ala- mengaruniakan orang-orang yang bersamanya, seperti istri, anak dan orang-orang yang mengikutinya sebagai teladan bagi kita. Allah -Azza wajalla- menyebutkan hal itu di dalam al-Qur’an agar kita betul-betul memperhatikannya. Allah -Azza wajalla- berfirman:

قَدۡ كَانَتۡ لَكُمۡ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ فِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُ

Terjemahnya: “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.” (QS. Al-Mumtahanah ayat 4)

Salah satu sifat yang patut kita teladani dari Nabi Ibrahim dan keluarganya adalah ketaatan dan ketundukan mereka pada perintah Allah dan syariatNya, serta tidak adanya keraguan pada Allah atas perintah dan syariat Allah itu.

Siapakah gerangan yang rela menyembelih anaknya hidup-hidup? Jangankan hidup-hidup, dalam keadaan sudah tidak bernyawapun seorang yang waras tidak akan melakukannya. Tapi, Ibrahim ‘alaihissalam benar-benar hendak melaksanakannya. Ini perintah Allah, ini syariat Allah, yang saat itu harus beliau laksanakan.

Berat? Pasti.

Tapi, ketataan pada Allah membuatnya tunduk, patuh, taat dengan sepenuh jiwanya. Tidak ada alasan yang ia katakan selain ketundukan dan kepatuhan itu. Tidak seperti para lelaki yang menentang perintah Allah karena tidak sesuai dengan keinginan jiwanya.

Nabi Ibrahim, mencontohkan pada kita penerapan iman, begitulah sejatinya iman itu. Nabi Ibrahim mencontohkan pada kita bentuk penghambaan, begitulah sejatinya sifat seorang hamba itu. Jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan satu ketetapan, tidak ada pilihan yang lain selain dari apa yang Allah dan RasulNya tetapkan.

Ini adalah satu bentuk pengamalan dari firman Allah azza wajalla:

وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا 

Terjemahnya: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab ayat 36)

Maka kembalikanlah diri kita pada keimanan dan penghambaan yang seharusnya itu. Bagaimanakah sifat penerimaan kita terhadap syariat Allah, ketika Rasulullah ﷺ menyuruh kita untuk menyelisihi orang-orang Yahudi dengan cara mencukur kumis dan memelihara jenggot? Kita betul-betul tunduk? Jangan sampai, perintah yang begitu ringan itu kita masih saja mencari-cari alasan untuk tidak melaksanakannya?

Bukankah Allah azza wajalla berfirman:

مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدۡ أَطَاعَ ٱللَّهَۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ عَلَيۡهِمۡ حَفِيظٗا 

Terjemahnya: “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisa ayat 80)

Ketahuilah, Jama’ah yang dimuliakan Allah...

Ketika Allah menetapkan satu perintah dan larangan, salah satu fungsinya adalah untuk membedakan kita, sebagai orang yang benar-benar tunduk dan takut pada Allah, atau tidak. Kemudian Allah akan mengelompokkan kita dan memberi balasan atas apa yang kita lakukan itu. Akhir yang bahagia bagi mereka yang betul-betul tunduk, sedang mereka yang enggan untuk patuh, akan berakhir dengan kesengsaraan.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَيَبۡلُوَنَّكُمُ ٱللَّهُ بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلصَّيۡدِ تَنَالُهُۥٓ أَيۡدِيكُمۡ وَرِمَاحُكُمۡ لِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ مَن يَخَافُهُۥ بِٱلۡغَيۡبِۚ فَمَنِ ٱعۡتَدَىٰ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٞ 

Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya, biarpun ia tidak dapat melihat-Nya. Barang siapa yang melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih.” (QS. Al-Maidah ayat 94)

Jamaah Jumat yang berbahagia...

Hajar, istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam pun demikian. Tatkala ia sudah melahirkan ankanya yang bernama Ismail, Ibrahim harus membawa mereka berdua ke Makkah berdasarkan perintah Allah azza wajalla. saat itu belum ada seorang manusiapun di sana. Malam mereka hanya bersama gelap yang menakutkan, sedang siang hanya ditemani gurun pasir yang tandus dan panas.

Sesampainya di Makkah, Hajar bersama Ismail yang masih menyusui itu, harus ditinggal pergi oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah. Disimpanlah mereka berdua di tempat itu, satu nampan berisi kurma dan satu geriba air sebagai bekal hidup mereka berdua.

Selangkah demi selangkah, Ibrahim pun pergi menjauh. Melihat hal itu, Hajarpun berupaya mengikutinya seraya memanggil dan terus memanggil:

يَا إِبْرَاهِيمُ، أَيْنَ تَذْهَبُ وَتَتْرُكُنَا بِهَذَا الوَادِي، الَّذِي لَيْسَ فِيهِ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ؟ فَقَالَتْ لَهُ ذَلِكَ مِرَارًا، وَجَعَلَ لاَ يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا، فَقَالَتْ لَهُ: آللَّهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ نَعَمْ، قَالَتْ: إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا

Wahai Ibrahim, wahai Ibrahim…kemanakah engkau hendak pergi lalu meninggalkan kami berdua di lembah yang tidak ada satupun manusia dan tak ada apapun di sini? Hajar, mengulangi perkataannya itu berkali-kali. Tapi Ibrahim tidak juga menoleh padanya, Hajar pun berkata padanya: “Wahai Ibrahim, apakah Allah yang memerintahkanmu untuk melakukan ini (meninggalkan kami berdua di lembah yang sunyi ini?). Ibrahim berkata, “Ya.”

Hajarpun berkata, “Kalau begitu, Allah tidak akan menyia-nyiakan kita.” (HR. Bukhari)

Jamaah Jumat yang berbahagia...

Lihatlah pengorbanan, ketabahan, ketundukan dan ketaatan seorang wanita yang bernama Hajar ini. Ia lemah, bersama anaknya yang masih juga menyusu padanya. Di tempat sunyi, saat malam mereka bersama gelap. Saat siang mereka juga tidak memiliki teman, hanya bersama gurun pasir tandus yang panas.

Tapi, ketika perintah Allah ditetapkan pada mereka, adakah pengingkaran dari lisannya? Adakah penolakan dari lisannya? Adakah sikapnya mencari alasan untuk tidak melakukan perintah Allah itu? Adakah ia berkata, “Wahai Ibrahim, masih banyak syariat Allah yang lain dan jenis ibadah lain yang bisa engkau laksanakan.” Adakah seperti itu? Tidak! Ia hanya bersama keyakinan, Allah tidak akan menyia-nyiakan kepatuhannya. Ia cuma punya satu keyakinan, Allah bersamanya dan tidak akan meninggalkannya. Ia yakin, syariat Allah yang begitu berat ini, akan bermuara pada kebahagiaan dan tidak akan mencelakakan dirinya.

Maka kembalikanlah diri kita pada keimanan dan penghambaan yang seharusnya itu. Bagaimanakah sifat penerimaan kita terhadap syariat Allah dan tuntunan Rasulullah ﷺ ?

Lihatlah rumah tangga Ibrahim, Hajar dan Sarah, terbukti  kehidupan mereka benar-benar berakhir dalam kebahagiaan.

Dan, ingatlah air zam-zam yang berberkah, yang pernah kita minum. Itu adalah bukti pertolongan Allah pada Hajar dan anaknya saat ditinggal pergi Ibrahim karena sebab perintah Allah. Allah tidak akan mencelakakan kita dengan syariat-Nya dan Allah tidak akan menghancurkan hidup kita dengan syariat-Nya. Allah akan menolong kita, Allah akan senantiasa membersamai kita, selama kita benar-benar tunduk, benar-benar patuh dan yakin pada kebaikan syariat-syariat Allah itu.

Tapi, manakala seseorang ragu pada-Nya, ragu pada kebaikan syariat-Nya, Allah akan meninggalkannya dalam kehinaan dan kehancuran. Dan, di akhirat kelak Allah campakkan dalam azab yang pedih.

Jamaah Jumat yang berbahagia...

Sederet kisah dan hikayat tentang ketaatan orang-orang saleh selalu berakhir dengan kebahagiaan. Itu memang sudah menjadi janji dari Allah. Maka jika ujian melandamu dengan keras, tetaplah bersabar menjalaninya. Memang berat, tapi ini adalah jalan untuk menuju surga, jalan yang akan mengantarkan seseorang pada nikmat yang paling agung, yaitu melihat wajah Allah azza wajalla.

وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا 

Terjemahnya: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi ayat 28)

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
 وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Baca Juga