URGENSI DAN NILAI KEJUJURAN

Naskah Khutbah
Asdar
22 May 2025
URGENSI DAN NILAI KEJUJURAN

JUMAT, 25 Zulkaidah 1446 H / 23 Mei 2025 M
 Oleh Dr. Muhammad Harsya Bachtiar, Lc., M.A.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Salah satu perilaku mulia yang penting untuk senantiasa kita jaga adalah perilaku jujur. Kejujuran bagi seorang muslim adalah perhiasan yang wajib untuk senantiasa dikenakan di mana pun ia berada. Kewajiban berperilaku jujur merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya berdasarkan wahyu Al-Qur’an maupun hadis.

Adapun dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ

Terjemahnya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. At-Tawbah/ 9:119).

Sedangkan dalam hadis, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

Artinya: “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur”. (HR. Muslim).

 

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...

Kejujuran adalah sifat mulia yang dengannya tegaklah kehidupan dunia dan akhirat. Bayangkan bila segala sesuatu yang kita saksikan dan dengarkan di kehidupan dunia ini semuanya adalah kebohongan dan kepalsuan, maka kacaulah kehidupan kita. Dengan kebohongan dan kedustaan hilanglah rasa aman dan percaya antar sesama manusia. Karena kebohongan, anak tidak percaya lagi kepada orang tuanya, murid meragukan gurunya, istri mendustakan suaminya dan rakyat mengacuhkan pemimpinnya.

Lebih dari itu bayangkanlah bila agama kita yang mulia ini ternyata berlandaskan kedustaan dan kebohongan, maka celakalah kehidupan akhirat kita yang merupakan kehidupan abadi yang sesungguhnya. Waliyadzu billah. Akan tetapi bersyukurlah kita karena Allah yang Maha Kuasa telah menjamin kebenaran Kalam-Nya dan kalam para Rasul-Nya sehingga kita tidak perlu khawatir akan kebenaran hakikat akhirat dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya.

Allah menjamin kebenaran firman-Nya dalam Al-Qur’an dengan banyak firman-Nya yang di antaranya:

وَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ حَدِيْثًا

Terjemahnya: “Siapakah yang lebih benar ucapan (nya) daripada Allah?” (QS. An-Nisa/ 4:87).

وَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ قِيْلًا

Terjemahnya: “Siapakah yang lebih benar perkataan (nya) daripada Allah?” (QS. An-Nisa/ 4:122).

Dan juga telah menjamin kebenaran para Rasul-Nya melalui banyak firman-Nya yang di antaranya:

قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

Terjemahnya: “Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).” (QS. Yasin/ 36:52).

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...

Kejujuran adalah sifat yang mulia dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan. Berikut di antaranya:

  • Sebab keberkahan. Di dalam hadis, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

فَإِنْ صَدَقَا وَبيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا في بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

Artinya: “Apabila (Penjual dan Pembeli) jujur dan transparan maka akan diberkahi jual beli keduanya namun apabila mereka menutupi dan berdusta maka akan dicabut keberkahan jual beli keduanya”. (HR. Muslim).

Kejujuran dalam transaksi jual beli merupakan kunci keberkahan, sebagaimana ditegaskan oleh Nabi ﷺ. Ketika kedua belah pihak bersikap jujur dan terbuka, Allah akan menurunkan keberkahan atas transaksi mereka, sehingga harta yang didapatkan menjadi berkah dan membawa manfaat. Ini menunjukkan bahwa kejujuran bukan hanya nilai moral, tetapi juga sumber keberkahan dalam kehidupan ekonomi.

  • Memberikan ketenangan hati. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَالَا يَرِيْبُكَ ، فَإِنْ الصِدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ ، وَالكَذِبُ رَيْبَةٌ

Artinya: “Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju apa yang tidak meragukanmu karena sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan kebohongan adalah keresahan”. (HR. Tirmidzi).

Hadis ini mengajarkan bahwa kejujuran melahirkan ketenangan jiwa dan ketenteraman batin, karena orang yang jujur tidak perlu khawatir akan terbongkarnya kebohongan atau merasa gelisah karena menyembunyikan kebenaran. Sebaliknya, kebohongan menimbulkan keraguan dan keresahan, karena hati manusia secara fitrah tidak tenang ketika melakukan kebohongan. Oleh karena itu, kejujuran bukan hanya benar secara syar’i, tetapi juga menentramkan secara psikologis.

3.      Ciri orang beriman sejati. Allah SWT berfirman:

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ

Terjemahnya: “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. ” (QS. Al-Ahzab/ 33:23).

4.      Dan lebih dari itu semua, kejujuran mengantarkan seorang muslim ke syurga Allah. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda seperti hadis yang telah kita bawakan sebelumnya:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

Artinya: “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur”. (HR. Muslim).

Sebaliknya, kebohongan dan kedustaan adalah sifat buruk yang mempunyai banyak akibat buruk. Di antaranya;

  • Mengantarkan pada kemunafikan. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda mengenai sifat orang munafik:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Artinya: Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat. (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa salah satu ciri utama orang munafik adalah kebohongan dalam ucapan. Kebohongan menjadi pembuka bagi sifat-sifat buruk lainnya seperti ingkar janji dan pengkhianatan. Ini menunjukkan betapa bahayanya dusta, karena ia menjadi akar dari kemunafikan, suatu sifat yang sangat dibenci Allah dan menyebabkan pelakunya berada di dasar neraka. Maka, meninggalkan kebohongan adalah bentuk penjagaan diri dari sifat nifaq.

  • Sebab dicabutnya keberkahan. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda sebagaimana hadis sebelumnya:

فَإِنْ صَدَقَا وَبيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا في بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

Artinya: “Apabila (Penjual dan Pembeli) jujur dan transparan maka akan diberkahi jual beli keduanya namun apabila mereka menutupi dan berdusta maka akan dicabut keberkahan jual beli keduanya”. (HR. Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa selain berdampak buruk secara akhlak, kebohongan juga membawa dampak nyata dalam kehidupan, yaitu hilangnya keberkahan. Ketika seseorang berdusta dalam transaksi atau urusan dunia, maka meskipun ia mendapatkan keuntungan materi, ia kehilangan berkah yang lebih berharga. Ini menjadi peringatan keras agar tidak menganggap remeh kebohongan dalam urusan duniawi.

  • Dan lebih dari itu semua, kebohongan mengantarkan seorang muslim ke Neraka Allah. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا .

Artinya: Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong.” (HR. Muslim).

Semoga Allah menjadikan orang-orang yang senantiasa bersifat jujur baik dalam perkataan dan perbuatan. Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam,

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا زَادُ المُتَّقِينَ وَعُدَّةُ الصَّالِحِينَ.

 

Kaum muslimin yang berbahagia!

Pada khutbah kedua ini, izinkan kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah pada hari jum’at. Pertama, mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah:.

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


Download PDFnya di https://bit.ly/UrgensiDanNilaiKejujuran

Baca Juga