JUMAT, 09 Rabiulawal 1446 H / 13 September 2024 M
Oleh Alif Jumai Rajab, Lc., M.Ag.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Dari nikmat kesehatan, waktu luang, terlebih lagi dua nikmat yang besar yang Allah tanamkan di dalam hati kita masing-masing yaitu nikmat iman dan islam.
Selawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarganya, para sahabat, para tabiin, serta para ulama yang telah memberikan contoh yang baik pada kita.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Meski banyak musibah yang menimpa dan menguji ummat ini, namun tidak ada musibah yang akan terus teringat dalam ingatan setiap generasi yang hidup setelah para sahabat radhiallahu anhum selain musibah kehilangan mereka terhadap sosok agung, sosok yang mulia dan suri tauladan yang baik. Ya musibah itu adalah wafatnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Jamaah sekalian, mari sejenak Kembali pada masa itu. Masa-masa dimana Nabi shallallahu alaihi wasallam meninggalkan para sahabat dan generasi setelahnya. Masa-masa dimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam meninggalkan dunia yang fana ini, semoga dengan lembali mengingat masa itu debu-debu kelalaian itu pergi dari hati kita masing-masing.
Tepatnya pada hari kamis, sakit itu mulai terasa di tubuh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sakit pada kepala yang terasa lebih keras, dan panasnya badan mulai berbaur dengan sakit-sakit yang datang. Ternyata sakit itu berasal dari domba yang beracun, yang dimakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam pada hari Khaibar hidangan dari seorang Wanita Yahudi.
Pada hari Rabu, lima hari sebelum wafatnya Nabi shallallahu alaihi wasallam bertambah parah sakit yang dideritanya hingga terkadang ia pingsan karena penyakit tersebut. Ketika sadar, Rasulullah keluar menemui sahabatnya dengan bantuan dari pamannya Abbas dan Ali, sampai ketika ia duduk di atas mimbar. Para sahabat yang melihat Nabi segera berkumpul, mereka menatap dengan serius wajah Nabi yang diuji oleh penyakit, mereka menatap wajah Nabi yang telah menghidupkan hati-hati mereka serta mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya Islam.
Ucapan yang pertama keluar dari lisan Nabi saat itu,
لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى اليَهُودِ وَالنَّصَارَى، اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
Artinya: “Semoga laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah” (HR. Bukhari no. 435)
Setelah itu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan tubuhnya untuk diberlakukan hukuman Qishas. Ia berkata, “Siapa yang dahulu saya cambuk dari belakang, inilah tubuh saya hendaknya ia mengambil haknya saat ini.”
Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ ذَلِكَ الْعَبْدُ مَا عِنْدَ اللَّهِ
Artinya: “Sesungguhnya Allâh telah memberikan pilihan kepada seorang hamba-Nya untuk memilih dunia atau memilih apa yang ada di sisi Allâh, lalu hamba tersebut memilih apa yang ada pada Allâh.”
Mendengar apa yang dikatakan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Radhiyallahu anhu sedih, menangis tersedu-sedu dan mengatakan, “Wahai Rasûlullâh! Kami siap menebus engkau dengan ayah-ayah kami dan ibu-ibu kami!”
Abu Said al-Khudri Radhiyallahu anhu mengatakan, “Kami tercengang dan terheran-heran dengan Abu Bakar.” Kala itu, sebagian orang mengatakan, “Lihatlah orang ini! Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan tentang seorang hamba disuruh memilih oleh Allâh Azza wa Jalla antara memilih perhiasan dunia apapun yang dikehendakinya atau memilih apa yang ada di sisi Allâh Azza wa Jalla, namun orang ini mengatakan, ‘Kami siap menebus engkau dengan ayah-ayah kami dan ibu-ibu kami!’
Namun akhirnya mereka sadar bahwa hamba yang dimaksudkan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah diri Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri, oleh karena itu Abu Bakar Radhiyallahu anhu menangis tersedu-sedu.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Pada hari Ahad, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerdekakan hamba-hamba sahayanya, kemudian bersedekah dengan 7 dinar yang kebetulan ada padanya saat itu, dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga memberikan pedangnya kepada kaum muslimin.
Ketika fajar hari Senin mulai menyingsing, hari terakhir di kehidupan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dan ketika para sahabat shalat diimami oleh Abu Bakar atas perintah Nabi, tiba-tiba Nabi shallallahu alaihi wa sallam membuka penutup kamarnya. Nabi melihat para sahabat yang sedang shalat dengan tersenyum, senyumannya lebih indah dari bulan purnama di malam hari.
Para sahabat yang sadar akan kehadiran Nabi shallallahu alaihi wa sallam merasa senang dan hampir-hampir saja membatalkan shalat-shalat mereka. Nabi kemudian memberikan isyarat agar mereka menyempurnakan shalatnya terlebih dahulu, setelah itu Nabi masuk kembali ke dalam kamarnya.
Hati para sahabat tatkala itu merasa senang, mereka mengira bahwa nabi telah sembuh dari penyakitnya. Mereka tidak mengetahui bahwa tatapan nabi melalui kamar itu, adalah tatapan perpisahan, tatapan terakhir, di mana nabi tidak akan keluar lagi dari pintu kamar tersebut.
Jamaah sekalian yang dimuliakan Allah…
Ketika waktu Duha telah masuk, Rasulullah memanggil anaknya Fatimah serta kedua cucunya Hasan dan Husain, Nabi juga memanggil istri-istrinya untuk datang kepadanya, kemudian nabi memberikan wasiat dan peringatan yang baik kepada mereka.
Meskipun nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang mengalami sakit parah, nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering sekali memberikan wasiat kepada para Sahabatnya terutama wasiat tentang shalat. Bahkan wasiat tentang shalat merupakan wasiat terakhir, ketika nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengalami sakaratul maut. ia Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkannya dengan terbata-bata seraya menahan sakit:
الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَاتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
Artinya: “Perhatikanlah shalat kalian… Perhatikanlah shalat kalian… Dan hendaklah kalian bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla dalam urusan budak-budak kalian.”
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Atas permintaan nabi shallallahu alaihi wa sallam, serta izin dari istri-istrinya radhiallahu anhunna. Akhirnya nabi shallallahu alaihi wa sallam menetap hari itu di rumah Aisyah radhiallahu anha.
Ketika Aisyah meletakkan nabi di pangkuannya, detik-detik kematian itu tiba menghampiri nabi shallallahu alaihi wa sallam. dihadapan nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ada sebuah wadah air yang terbuat dari kulit. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan tangannya kedalam air yang ada di hadapannya lalu mengusap wajahnya dengan air tersebut, sembari mengatakan:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ لَسَكَرَاتٍ. اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ
Artinya: “Tidak ada ilah yang diibadahi dengan hak selain Allâh. Sesungguhnya kematian memiliki sakarat. Ya Allâh! Bantulah aku menghadapi sakaratul maut ini!
Aisyah Radhiyallahu anhuma juga mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:
مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنْ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Artinya: “Bersama mereka orang-orang yang Allâh berikan nikmat padanya daripada para nabi, orang-orang yang jujur, para syuhada dan orang-orang sholeh, mereka adalah sebaik-baiknya teman.
Aisyah Radhiyallahu anha juga mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa sambil bersandar pada Aisyah Radhiyallahu anha :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي، وَألْـحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى
Artinya: “Wahai Allâh! Ampunilah dosaku! Karuniakanlah rahmat-Mu kepadaku dan angkatlah aku ke ar-Rafiqul A’la (masukkanlah aku ke dalam surga bersama orang-orang terbaik-red).”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan doa-doa itu, padahal ia Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang Rasul yang dijamin akan masuk surga, bagaimana dengan kita?
Ketika berada di atas pangkuan Aisyah Radhiyallahu anha, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pingsan selama kurang lebih satu jam, lalu siuman. Saat itu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memandang ke atap, lalu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepalanya dan bersandar pada badan Aisyah Radhiyallahu anha . Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya yang mulia seraya terus memanjatkan doa:
اللَّهُمَّ الرَّفِيْقَ الأَعْلَى
Artinya: “Ya Allâh! Masukkanlah aku ke Surga.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terus memanjatkan doa itu sampai ruh nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dicabut dan tangan yang mulia itu pun menjadi lemas. Kalimat itulah yang terakhir kali diucapkan oleh baginda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Aisyah Radhiyallahu anha yang menyaksikan saat yang paling menyedihkan itu mengatakan, “Ketika ruh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dicabut, saya mencium aroma paling harum yang pernah saya ketahui”.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam kekasih Allah itu, nabi yang begitu penuh kelembutan kepada ummatnya itu pun wafat. Berita wafatnya nabi akhirnya tersebar ke penjuru kota Madinah, para sahabat yang mendengar kabar itu berada pada masa yang sulit. Umar radhiallahu anhu akhirnya naik ke atas mimbar, ia memberikan ancaman serta peringatan kepada orang-orang bahwa nabi tidaklah wafat melainkan ia pergi bersama Rabb-nya sebagaimana perginya Musa kepada Rabb-nya.
Saat-saat itu pula datanglah Abu Bakar radhiallahu anhu, ia melihat apa yang dilakukan Umar dan para sahabat lainnya, namun Abu Bakar menghiraukan semuanya hingga ia masuk ke dalam rumah Aisyah. Abu Bakar melihat wajah nabi yang ditutupi oleh kain, ia kemudian membukanya hingga terlihatlah wajah yang penuh kemuliaan itu. Kemudian Abu Bakar mencium kening nabi setelah itu ia menangis.
Akhirnya Abu Bakar pun keluar menenangkan para sahabat yang hadir. Ia berkata, “Duduklah wahai Umar.” Akan tetapi Umar enggan untuk duduk. Abu Bakar kemudian menghadapkan wajahnya di hadapan para sahabat, setelah itu ia berkata,
“Amma ba’du, siapa di antara kalian yang menyembah Muhammad sesungguhnya Muhammad telah wafat, dan siapa di antara kalian yang menyembah Allah sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidaklah Mati.” Kemudian Abu Bakar membaca firman Allah,
وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَاىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ ۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗوَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ
Terjemahnya: “(Nabi) Muhammad hanyalah seorang rasul. Sebelumnya telah berlalu beberapa rasul) Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran: 144).
Ketika Umar mendengarkan ayat itu, ia tersungkur ke tanah sampai-sampai ia sulit untuk mengangkat kedua kakinya. Akhirnya para sahabat pun yakin bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah wafat, mereka pun akhirnya mulai menangis dan suara tangisan mereka menjadi semakin tinggi.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin yang berbahagia!
Sesungguhnya mengingat masa-masa wafatnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam ada pelajaran bagi yang ingin mengambil pelajaran, ada wasiat bagi siapa yang ingin mengambilnya sebagai pengingat dan wejangan, inilah alasan mengapa kami mengambil kisah wafatnya Nabi sebagai bahan renungan kita di Jumat kali ini.
Kematian, sungguh kalimat tersebut membuat hati gematar, badan menjadi menggigil dan mata berkaca-kaca karenanya. Bagaimana tidak, sedangkan Allah menyebut kalimat itu di dalam kitabnya sebagai musibah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَاَصَابَتْكُمْ مُّصِيْبَةُ الْمَوْتِۗ
Terjemahnya: “… lalu kalian ditimpa musibah berupa kematian…” (QS. Al-Maidah/ 5:114)
تَزَوَّدْ مِنَ التُّقْوَى فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي - إِذَا جَنَّ لَيْلٌ هَلْ تَعِيشُ إِلَى الْفَجْرِ
Berbekallah dengan takwa sesungguhnya engkau tak mengetahui
Jika malam telah gelap, apakah engkau kan tetap hidup hingga waktu fajar
وَكَمْ مِن صَحِيحٍ مَاتَ دُونَ عِلَّةٍ - وَكَمْ مِن سَقِيمٍ عَاشَ حِيْنًا مِنَ الدَّهْرِ
Betapa banyak orang-orang yang sehat, ia mati tanpa sebab
Betapa banyak orang-orang yang sakit dapat hidup hingga waktu yang panjang
Ibadallah, bershalawatlah kepada sebaik-baik manusia, kepada hamba Allah yang paling suci. Siapa yang bershalawat kepadanya sekali maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download PDFnya di https://bit.ly/TatkalaSangRasulMuliaWafat