TAHUN BARU DAN MASA-MASA KESABARAN

Naskah Khutbah
Asdar
18 Jul 2024
TAHUN BARU DAN MASA-MASA KESABARAN

JUMAT, 12 Muharam 1446 H / 19 Juli 2024 M
 Oleh Rachmat Badani, Lc., M.A.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Bertakwalah kepada Allah Azza wa jalla dengan sebenar-benarnya ketakwaan, dengan mengamalkan perintah Allah atas dasar ilmu karena mengharapkan ganjaran pahala dari-Nya, dan meninggalkan seluruh larangan Allah atas dasar ilmu karena takut akan azab-Nya.

Selawat dan salam semoga senantiasa terhaturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya serta kepada setiap pengikutnya yang konsisten menjalankan syariatnya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Segala puji bagi Allah ‘azza wa jalla yang memperjalankan seluruh ciptaan-Nya di alam semesta ini berdasarkan ketetapan dan kehendak-Nya. Tidak terkecuali waktu dan masa yang terus berjalan dari hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Hingga saat ini kita telah berada di awal tahun baru hijriyah setelah setahun sebelumnya kita isi dengan berbagai amalan. Maka beruntunglah bagi siapapun yang mengisi waktu-waktu tersebut dengan ketaatan dan ibadah, serta merugilah orang-orang yang mengisinya dengan kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah.

Pergantian tahun baru hijriyah ini kita masih diberikan kesempatan untuk hidup, sejatinya adalah nikmat yang sangat besar untuk setiap kita guna memperbanyak ketaatan kepada Allah dan terus meminta ampun atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Kesempatan ini ibarat modal terbesar milik kita yang tidak lagi dimiliki oleh saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia mendahului kita. Maka dari sini kita memahami bahwa siapapun yang menyia-nyiakan nikmat ini justru sedang menambah kerugian dan kesengsaraannya di dunia sebelum di akhirat kelak, wal’iyadzu billah.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Pergantian tahun baru hijriyah juga mengajarkan kepada kita semua tentang salah satu ketetapan yang telah Allah tuliskan dalam perjalanan umat manusia di kehidupan dunia bahwa tidaklah suatu zaman datang melainkan zaman berikutnya akan lebih buruk. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Sahihnya:

عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِيٍّ، قَالَ: أَتَيْنَا أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنَ الحَجَّاجِ، فَقَالَ: «اصْبِرُوا، فَإِنَّهُ لاَ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ، حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ» سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Dari Zubair bin ‘Ady, dia berkata: Kami pernah mendatangi Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu mengeluhkan tentang apa yang kami dapati dari Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi, maka Anas bin Malik mengatakan: Bersabarlah, karena sesungguhnya tidak datang suatu zaman melainkan zaman berikutnya akan lebih buruk darinya sampai kalian berjumpa dengan Tuhan kalian, demikianlah aku mendengarkannya dari Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Bukhari).

Jamaah sekalian, hadis ini dengan gamblang menjelaskan ketetapan tersebut, bahwa pergantian suatu zaman ke zaman berikutnya hakikatnya perubahan dari zaman yang buruk ke zaman yang lebih buruk. Mengapa demikian? Setidaknya ulama menjelaskan karena beberapa alasan:

Pertama: Jauhnya sebuah zaman dari masa kenabian.

Jamaah sekalian, semakin jauh sebuah zaman dari masa kenabian maka semakin buruk pula zaman tersebut. Karena sebaik-baik zaman dari umat ini adalah masa dimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hidup. Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

Artinya: Sebaik-baik zaman adalah masaku, kemudian zaman setelahnya, kemudian zaman setelahnya (HR. Bukhari).  

Hadis ini dikenal sebagai dalil yang menjelaskan tentang 3 kurun terbaik dari umat Islam yang menjelaskan bahwa zaman dimana Nabi Muhammad hidup yaitu zaman para sahabat adalah sebaik-baik zaman karena banyaknya keutamaan yang Allah berikan dengan keberadaan Rasulullah di tengah-tengah mereka. Kemudian keutamaan tersebut berangsur turun dan semakin sedikit seiring dengan menjauhnya manusia dari zaman kenabian, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “kemudian zaman setelahnya, kemudian zaman setelahnya”. Olehnya, jika kita telah berada pada abad ke-14 dari sejarah panjang umat Islam, maka semakin jauh kita dari masa kenabian itu berarti semakin buruk pula zaman kita.

Kedua: Wafatnya para sahabat

Alasan lain yang menyebabkan pertambahan zaman akan memperburuk keadaan adalah karena wafatnya para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini secara khusus dijelaskan di dalam hadis Nabi yang berbunyi:

النُّجُومُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ، فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُومُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوعَدُ، وَأَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِي، فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِي مَا يُوعَدُونَ، وَأَصْحَابِي أَمَنَةٌ لِأُمَّتِي، فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِي أَتَى أُمَّتِي مَا يُوعَدُونَ

Artinya: Bintang-bintang adalah penjaga untuk langit, apabila bintang-bintang telah tiada maka akan datang di langit apa yang dijanjikan untuknya, dan aku (Rasulullah) adalah penjaga untuk sahabat-sahabatku, apabila aku telah tiada maka akan datang pada sahabatku apa yang dijanjikan untuk mereka, dan sahabat-sahabatku adalah penjaga untuk umatku, apabila mereka telah tiada maka akan datang pada umatku apa yang dijanjikan untuk mereka (HR. Muslim).

Jamaah sekalian, apa makna hadis ini? Hadis ini menjelaskan bahwa bintang adalah penjaga langit, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah bahwa salah satu fungsi bintang adalah untuk menjadi pelempar setan-setan yang hendak mencuri-curi berita langit. Apabila bintang telah tiada di langit maka datanglah janji Allah kepada langit yaitu peristiwa hari kiamat. Permisalan yang sama juga terjadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah penjaga untuk para sahabatnya, apabila beliau telah wafat maka janji Allah akan datang kepada para sahabat berupa fitnah-fitnah yang terjadi sepeninggal beliau.

Hal yang sama juga berlaku kepada para sahabat. Nabi menjelaskan bahwa para sahabat adalah penjaga untuk umat beliau. Karena mereka adalah sosok-sosok yang paling berjasa untuk umat ini, dalam penjagaan syariat berupa akidah, ibadah dan muamalah yang menukilkannya secara langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umat manusia. Olehnya, selama para sahabat masih hidup, maka kebaikan akan terus ada, agama akan tetap terjaga, dan syariat akan tetap diamalkan. Namun setelah wafatnya seluruh sahabat, maka janji Allah kepada umat ini akan datang berupa zaman kebodohan, keburukan dan keterpurukan, karena jauhnya umat manusia dari syariat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketiga: Semakin dekatnya akhir zaman

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah.

Sebab ketiga yang menjadikan zaman yang datang berikutnya lebih buruk dari sebelumnya, karena dekatnya ia dengan akhir zaman atau hari kiamat. Kita tahu bersama, bahwa hari kiamat adalah masa yang paling buruk dari seluruh perjalanan kehidupan di dunia ini. Tidak ada satupun kebaikan di dalamnya, dan orang yang paling merugi adalah yang berjumpa dengan hari tersebut. Di dalam sebuah hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ، هُمْ شَرٌّ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ

Artinya: Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali kepada seburuk-buruk manusia, mereka bahkan lebih buruk dari kaum jahiliyyah (HR. Muslim).

Jamaah sekalian, begitu banyak hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keburukan akhir zaman. Beragam fitnah akan berdatangan silih berganti, mengikis keimanan umat manusia hingga seseorang beriman di waktu pagi dan kufur di sore hari, atau sebaliknya, seseorang beriman di waktu sore dan kufur di pagi hari, dan itu terjadi karena secuil dari fitnah dunia. Seseorang tak dapat lagi membedakan antara mana yang halal dan yang haram. Perzinaan adalah hal yang lumrah, kedustaan terjadi dimana-mana seiring diangkatnya sifat amanah dari umat manusia. Peperangan dan pembunuhan semakin banyak, dan bencana alam terus terjadi. Musibah demi musibah, bencana demi bencana, dan fitnah demi fitnah inilah yang akan terjadi di akhir zaman. Sehingga semakin bertambah sebuah zaman hakikatnya semakin dekat kita dengan peristiwa-peristiwa mengerikan tersebut, wal’iyadzu billah.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Dari sini kita memahami bahwa masa-masa yang akan kita tuju ini adalah masa-masa berat yang membutuhkan kesabaran yang ekstra. Sehingga benarlah amalan para salafussalih dimana tidaklah mereka saling berjumpa melainkan mereka akan berpesan dengan surah al-‘Ashr yang terkandung di dalamnya perintah untuk saling berwasiat di atas kesabaran, agar kita termasuk dalam golongan yang beruntung di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Olehnya, mari kita memperkuat keimanan dan kesabaran kita di jalan Allah karena masa-masa kesabaran itu adalah sebuah kepastian, karena zaman ini akan lebih buruk dari zaman sebelumnya.

Jamaah sekalian, salah satu bentuk upaya untuk memperkuat keimanan dan kesabaran kita adalah dengan tidak mudah berputus asa dengan rahmat Allah. Allah ta’ala bahkan melarang dari perbuatan tersebut, sebagaimana firman-Nya:

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Terjemahnya: Dan jangalah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir (QS. Yusuf/ 12:87).

Jamaah sekalian, jika kita bercermin kepada orang-orang yang datang mengeluh kepada Anas bin Malik sebagaimana kita sebutkan di awal khutbah, maka didapati bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak berputus asa dari Allah. Olehnya, Allah ta’ala karuniakan kepada mereka tahun-tahun yang penuh keadilan dimana Hajjaj bin Yusuf akhirnya digantikan oleh Khalifah Rasyidah Kelima yaitu Umar bin Abdul Aziz rahimahullah yang mengisi seantero kekuasaan Islam dengan keadilan dan kejayaan sehingga umat Islam dapat hidup dengan penuh kehormatan dan kemuliaan.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Kaum muslimin yang berbahagia!

Pada khutbah kedua yang singkat ini, izinkan kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua ibadah kepada Allah. Pertama, Mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak selawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah:

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
 اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ

اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Download PDFnya di https://bit.ly/TahunBarudanMasaMasaKesabaran

Baca Juga