JUMAT, 28 Ramadan 1446 H / 28 Maret 2025 M
Oleh Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.A.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang berbahagia!
Kita awali khutbah kita di hari yang mulia ini, dengan kembali mengungkapkan rasa syukur yang setinggi-tingginya hanya kepada Allah, yang kita lafalkan dalam kalimat-kalimat pujian tak terbatas, atas segala karunianya yang tak kunjung habis dan tidak pernah berhenti dalam kehidupan kita. Termasuk karunia tertinggiNya berupa hidayah iman dan tauhid, serta karuniaNya berupa kesempatan demi kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperbanyak jejak-jejak keshalihan kita sebelum tiba saatnya pergi meninggalkan dunia ini.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!
Hari ini, tidak terasa kita akhirnya tiba di Hari Jum’at terakhir dalam gugusan hari-hari Ramadan yang begitu indah. Rasanya belum lama, kita menyambut kedatangan bulan mulia ini, dan hari ini kita akhirnya harus bersiap untuk ditinggalkan olehnya. Rasanya belum lama, kita mengucapkan selamat datang kepadanya, dan hari ini kita sudah harus bersiap-siap untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya.
Sudah tentu, rasa sedih dan bahagia akan bercampur dan berpadu menjadi satu di dalam hati para hamba Allah yang beriman. Rasa sedih karena tidak lama lagi keindahan malam-malam Ramadan yang kita lalui dalam ibadah itu, tidak lama lagi akan pergi. Tapi, kita juga menyimpan rasa bahagia tak terkira, karena sekali lagi kita bisa menunaikan ibadah Ramadan kita dengan sempurna, insya Allah. Itulah rasa bahagia yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata: rasa bahagia seorang hamba saat berhasil menuntaskan kewajiban penghambaannya kepada Allah Azza wa Jalla.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ ، وَإِذَا لقي رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ " رواه البخاري
Artinya:
“Untuk hamba yang berpuasa itu ada 2 kegembiraan: bila ia berbuka, ia akan bergembira. Dan bila ia bertemu dengan Tuhannya, ia (juga) bergembira karena puasanya.” (HR. Al-Bukhari).
Maka, hadits ini menunjukkan bahwa kegembiraan dan kebahagiaan menuntaskan ibadah adalah sebuah nikmat yang luar biasa nikmatnya di dunia ini. Dan luar biasanya, kenikmatan itu tidak terhenti sampai di situ. Kenikmatan dan kebahagiaan itu akan berlanjut abadi di kehidupan Akhirat kita, hingga puncaknya berujung pada pertemuan langsung dengan Allah Azza wa Jalla. Itulah kenikmatan kelezatannya melebihi nikmat apapun. Allahu Akbar!
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Karena itu, di ujung perpisahan dengan Ramadan yang akan segera pergi ini, penting untuk kita mengingat bahwa keindahan dan kenikmatan Ramadan itu bukan karena Ramadannya itu sendiri. Ramadan menjadi indah dan membahagiakan karena hari-harinya diisi dengan penghambaan, dengan ibadah dan amal shalih. Itulah rahasianya.
Itulah sebabnya, manusia-manusia yang diberi kesempatan Ramadan, tapi tidak melewatinya dengan ibadah dan amal shalih, atau malah dengan sengaja melalaikan puasanya; manusia semacam ini tidak akan pernah merasakan dan mencicipi keindahan dan kebahagiaan Ramadan itu.
Karena itu, jamaah sekalian, jika Ramadan menjadi indah dan membahagiakan karena ibadah dan amal shalihnya, maka keindahan dan kebahagiaan itu seharusnya masih dapat terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya selama kita menjaga ibadah dan amal shalih kita paska Ramadan. Sebagian ulama mengatakan: “Kun rabbaniyyan, wa la takun Ramadaniyyan...”. Jadilah hamba Allah yang akan beribadah kepadaNya kapanpun dan dimanapun, dan jangan menjadi hamba Ramadan yang hanya beribadah saat bulan Ramadan tiba. Wallahul Musta’an.
Maka, jamaah Jum’at yang berbahagia, di ujung perpisahan dengan Ramadan ini, marilah kita mempersiapkan jiwa kita semua untuk melanjutkan estafeta ibadah dan amal shalih kita di hari-hari selanjutnya setelah bulan Ramadan ini pergi.
Lanjutkan shalat-shalat berjamaah kita di mesjid seperti yang biasa kita lakukan di bulan Ramadan.
Lanjutkan puasa-puasa kita dalam bentuk puasa sunnah, meski bulan Ramadan telah pergi berlalu.
Lanjutkan shalat-shalat malam kita, meskipun tidak ada lagi panggilan untuk mengerjakan shalat tarawih dimasjid.
Lanjutkan bacaan dan tilawah al-Qur’an kita, meskipun hari-hari Ramadan sudah berakhir dan usai.
Lanjutkan perjuangan diri untuk menahan hawa nafsu dari apa saja yang dilarang oleh Allah dan RasulNya, meski tidak ada lagi malam-malam Ramadan yang indah.
Lanjutkan jejak menuntut ilmu kita mempelajari Islam, meskipun tidak ada lagi ceramah subuh dan cerawah tarwih yang biasa menghiasi Ramadan kita.
Jangan sampai, kita seperti perumpamaan yang Allah Ta’ala sebutkan di dalam Surah al-Nahl ayat 92, perumpamaan seorang wanita yang sangat bodoh dan pandir, yang mengurai pintalan-pintalan rajutannya yang sudah begitu indah dan kuat. Allah Ta’ala mengatakan:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya:
“Janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali. Kamu menjadikan sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu karena ada (kecenderungan memihak kepada) satu golongan yang lebih banyak kelebihannya (jumlah, harta, kekuatan, pengaruh, dan sebagainya) daripada golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu dan pasti pada hari Kiamat Allah akan menjelaskan kepadamu apa yang selalu kamu perselisihkan.” (Surah al-Nahl: 92)
Ini adalah sebuah permisalan untuk mereka yang sudah berlelah-lelah membangun istana keshalihannya, melewati siang dan malamnya dalam ibadah kepada Allah, mengerahkan seluruh waktu dan potensinya untuk memperbanyak ibadah dan amal shalihnya; namun setelah itu semua berhasil ia lakukan, ia kemudian secara sadar merusaknya, persis seperti wanita yang merusak dan membongar pintalan rajutannya yang sebelum telah selesai dikerjakannya secara sempurna!
Bukankah itu sebuah kebodohan yang sangat nyata?
Maka begitulah gambaran seorang hamba yang telah begitu indah melewati hari-hari Ramadannya dalam penghambaan, tangisan khusyu’, amal-amal shalih dan ibadah; namun setelah Ramadan selesai, dia sendirilah yang merusak catatan amalnya dengan menumpahkan dan memuaskan hasrat maksiatnya kepada Allah Azza wa Jalla. Wallahul Musta’an...
Selama Ramadan, ia rajin menghadiri shalat-shalat berjamaah di mesjid, tapi setelah Ramadan pergi, ia ikut pergi dan menghilang dari rumah Allah itu.
Selama Ramadan, ia sudah berhasil menyelesaikan perjuangannya menahan hawa nafsu, tapi setelah Ramadan pergi, ia seperti manusia yang sedang membalas dendam dengan memuaskan hasrat nafsunya dalam maksiat pada Allah.
Selama Ramadan, ia sudah begitu mesra dengan al-Qur’an, bahkan mungkin berhasil mengkhatamkannya lebih dari sekali. Tapi setelah Ramadan beranjak, ia pun beranjak meninggalkan al-Qur’an dan membiarkan Mushafnya teronggok penuh debu di rak bukunya.
Jamaah sekalian, sekali lagi, kita ini hamba Allah yang akan beribadah kepadaNya kapanpun dan dimanapun, dan bukan hamba Ramadan yang hanya beribadah saat bulan Ramadan tiba.
Kaum muslimin, jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!
Seorang ulama yang shalih bernama Bisyr al-Hafi rahimahullah pernah ditanya: “Bagaimana pandanganmu tentang orang-orang beribadah dan sungguh-sungguh hanya di bulan Ramadan?”
Maka beliau menjawab:
بِئْسَ القومُ قومٌ لا يَعرفُونَ للهِ حَقَّاً إلَّا في شَهْرِ رَمَضَان ، إنَّ الصَّالحَ الذي يَتَعَبَّدُ ويَجْتَهِدُ السَّنَة كلَّها
Artinya:
“Seburuk-buruk manusia adalah manusia yang tidak mengenal kewajibannya kepada Allah kecuali saat bulan Ramadan. (Karena) sesungguhnya hamba yang shalih itu adalah hamba yang beribadah pada Allah dan bersungguh-sungguh (melakukan itu) di sepanjang tahun.”
Maka tidak ada artinya kesedihan berpisah dengan bulan Ramadan, jika kita akhirnya melanjutkan hidup di bulan-bulan berikutnya dengan menjauh dari Allah Ta’ala. Betapa besarnya kerugian kita, jika kita sendiri yang akhirnya merusak kebahagiaan kita beribadah kepada Allah, dengan menyerah kalah pada godaan dan intimidasi hawa nafsu kita.
Semoga kita bisa menjaga konsistensi ibadah kita pada hari-hari yang tersisa dari Ramadan ini, dan melanjutkannya pada hari-hari yang tersisa dalam hidup kita di dunia ini paska kepergiaan bulan Ramadan ini.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Amal shalih yang paling dicintai Allah adalah amal shalih yang berkelanjutan dalam hidup kita, meskipun tampak sedikit di mata kita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
Artinya:
“...dan sungguh amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling berkelanjutan, meskipun sedikit.” (HR. Abu Dawud)
Inilah prinsip hidup yang harus selalu menjadi genggaman kita dalam menjalani sisa-sisa usia kita di dunia ini. Dan ini pula pegangan hidup yang harus selalu kita ingat, jika akhirnya bulan Ramadan ini pergi beranjak dan meninggalkan kita. Ingatlah, jamaah sekalian, berkelanjutan walaupun sedikit.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Download PDFnya di https://bit.ly/RamadanAkanSegeraPergi