JUMAT, 05 Safar 1444 H / 02 September 2022 M
Oleh : Ustaz Muhammad Harsya Bachtiar, Lc., M.A.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أيها الناس رحمكم الله
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Salah satu sunnatullah/ketetapan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman adalah mereka akan senantiasa diuji dengan berbagai macam ujian-ujian kehidupan. Allah swt berfirman akan hal ini:
المّ (1) اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ (2)
Terjemahnya:
Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?. )QS.Al-Ankabut ayat 1-2).
Ujian-ujian ini diberikan oleh Allah untuk mengetahui siapa hamba-hamba-Nya yang benar-benar jujur dalam keimanannya dan siapa yang berdusta. Allah berfirman;
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ
Terjemahnya:
Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. (QS.Al-Ankabut ayat 3).
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.
Salah satu bentuk ujian tersebut adalah kesempitan dalam perkara harta. Allah berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Terjemahnya:
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah ayat 155).
Penghasilan yang sedikit, pemasukan yang seret, utang yang menumpuk, piutang yang tidak dibayarkan, gaji yang menunggak, naiknya harga barang-barang, hingga kehilangan harta karena bencana atau kejahatan adalah di antara bentuk-bentuk ujian yang tidak jarang menimpa seorang hamba. Namun demikian, sebagai seorang muslim, hendaklah kita meyakini bahwa sesulit apa pun ujian harta yang Allah timpakan kepada kita, pasti selalu ada jalan keluar dari semua ujian dan rintangan tersebut. Allah berfirman:
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
Terjemahnya:
Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. (QS.Al-Insyirah ayat 5-6).
Di sisi yang lain, ujian ini hendaklah kita hadapi dengan sikap-sikap yang tepat dan benar agar kemudian ketika kesulitan dan kehimpitan ini telah usai, kita telah dinyatakan lulus darinya dan menjadi alumni-alumni sukses yang bertakwa. Berikut di antara sikap-sikap tepat yang seyogyanya kita tempuh ketika ditimpa ujian harta :
Tetap berprasangka baik pada Allah.
Ketika kita ditimpa ujian harta maka hendaklah kita senantiasa tetap berprasangka baik kepada Allah. Dalam hal ini kita berhusnuzan/berprasangka baik bahwa ujian ini tidaklah ditimpakan kepada kita kecuali untuk mengangkat derajat kita atau menghapuskan dosa-dosa kita. Nabi saw bersabda:
مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حَزَنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةُ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Artinya:
Tidaklah seorang muslim ditimpa kegelisahan, kesedihan, kelelahan, kesulitan, ketersiksaan sampai duri yang ia tertusuk dengannya kecuali Allah menghapuskan dengannya dosa-dosanya (HR.Muslim).
Ulama kita mengatakan:
يُبْتَلَى الأَنْبِيَاءُ لِتُضَاعَفَ أُجُوْرُهُمْ، وَتَتَكَامَلَ فَضَائِلُهُمْ، وَيَظْهَرَ لِلنَّاسِ صَبْرَهُمْ وَرِضَاهُمْ فَيُقْتَدَى بِهِمْ، وَلَيْسَ ذَلِكَ نَقْصاً وَلَا عَذَاباً
Artinya:
“Para Nabi diuji agar pahala mereka dilipatgandakan, keutamaan mereka disempurnakan, dan agar Nampak kesabaran dan keridaan mereka (dalam menghadapi ujian) sehingga manusia dapat meneladani mereka, dan (ujian) itu bukanlah bentuk kekurangan dan azab bagi mereka”.
Sebagaimana kita ketahui, para Nabi dan Rasul Allah merupakan manusia yang paling dicintai dan dekat kepada-Nya, namun ternyata mereka jualah yang paling berat ujiannya. Perkataan ini meskipun bersifat khusus (dalam konteks kenabian) namun ia berlaku umum bagi setiap yang mendapatkan ujian dari Allah swt.
Mengembalikan semua ketetapan kepada Allah.
Dalam hal ini hendaklah kita rida dengan ketetapan-Nya. Kita meyakini bahwa semua perkara telah ditetapkan oleh Allah dan Allah tidaklah menetapkan kepada hamba-Nya kecuali yang terbaik baginya. Allah swt dalam salah satu nama-Nya yang mulia adalah Al Hakiim yang artinya Maha Bijaksana. Nama ini mengandung sifat kebijaksanaan yaitu bahwa Allah tidak menetapkan kepada makhluk-Nya kecuali yang terbaik baginya. Ketika Allah mengambil harta kita misalnya, maka kita rida akan ketetapan-Nya dan meyakini bahwa itulah yang terbaik bagi kita. Boleh saja kalau seandainya harta ini masih terus membersamai kita, justru kita semakin menjauh dari-Nya. Allah swt berfirman:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Terjemahnya:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Baqarah ayat 216).
Senantiasa meningkatkan ketaqwaan.
Hal ini karena keataqwaan akan menjadi sebab dibukakannya jalan keluar dari segala kesulitan yang menimpa hamba dan juga menjadi sebab datangnya rezeki dari jalan yang kadang ia tidak diduga-duga. Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهُ مَخْرَجًا (2) وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ
Terjemahnya:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya”. )QS.At-Talaq ayat 2-3(
Meminta dan menyandarkan rezeki hanya kepada Allah.
Hal ini karena semua rezeki seorang hamba berada di tangan Allah dan bahwasanya di antara nama Allah swt yang mulia adalah الرزاق yang berarti Maha Pemberi Rezeki. Allah berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ
Terjemahnya:
“Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh”. (QS Adz-Dzariyat ayat 58).
Allah berfirman di ayat yang lain:
وَمَا مِنْ دَاآبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Terjemahnya:
Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Hud ayat 6).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Dan yang terakhir senantiasa bertawakkal dan berserah diri pada Allah.
Hal ini karena barangsiapa yang senantiasa bertawakkal dan berserah diri pada Allah maka Allah akan mencukupkannya. Allah berfirman:
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Terjemahnya:
Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS.At-Talaq ayat 3).
Namun perlu diketahui bahwa kepasrahan seorang hamba dan tawakkalnya bukan berarti dia duduk dan berpangku tangan dan tidak mau berusaha, namun ketawakkalannya hendaklah dibarengi dengan ikhtiar karena tawakkal tidak menafikan ikhtiar sebagaimana ikhtiar tidak menafikan tawakkal. Nabi saw bersabda:
لَوْ أنَّكُمْ كُنتُم توَكلونَ علَى اللهِ حقَّ توَكلِه لرزقتُم كما يرزقُ الطَّيرُ تغدو خماصًا وتروحُ بطانًا
Artinya:
“Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah memberimu rizki sebagaimana yang diberikanNya kepada burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang. (HR.Tirmidzi).
Imam Ahmad berkata : “Para sahabat juga berdagang dan bekerja dengan mengelola pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita.” (Fathul Bari, 11/305-306).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Demikianlah sekelumit tips dan nasihat dalam menghadapi cobaan dan fitnah kehidupan yang semakin hari semakin berat. Sepatutnya kita sebagai muslim sejati untuk berpegang teguh dengannya, agar kita dapat selamat dari fitnah yang melanda ini di dunia dan di akhirat kelak, dan tak henti kita memohon kepada Allah agar Allah memberikan keistiqamahan kepada kita hingga bertemu dengan-Nya.
Juga marilah pula kita memanjatkan doa pada Allah, semoga doa kita benar-benar diperkenankan oleh Allah di hari penuh berkah dan diijabahinya doa.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ