JUMAT, 05 Muharam 1446 H / 12 Juli 2024 M
Oleh Alif Jumai Rajab, Lc., M.Ag.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Dari nikmat kesehatan, waktu luang, terlebih lagi dua nikmat yang besar yang Allah tanamkan di dalam hati kita masing-masing yaitu nikmat iman dan islam.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarganya, para sahabat, para tabi’in, serta para ulama yang telah memberikan contoh yang baik pada kita.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Di dalam hadis yang sahih; datang salah seorang pemuda kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan berkata;
أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟
Artinya: “Siapakah sebaik-baik manusia itu?
Nabi shallallahu alahi wa sallam kemudian menjawab;
مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Artinya: “Siapa yang paling Panjang umurnya dan baik amalannya.”
Kemudian pemuda itu bertanya Kembali;
فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ
Artinya: “Siapakah seburuk-buruk manusia itu?
Kata Nabi shallallahu alahi wa sallam;
مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ
Artinya: “Siapa yang paling Panjang umurnya namun buruk amalannya.”
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Ketika merenungkan jawaban Nabi shallallahu alaihi wa sallam atas pertanyaan pemuda di dalam hadis ini, maka didapatkan bahwa sebaik-baik manusia itu adalah yang Allah panjangkan umurnya dan baik amalannya, sebaliknya mereka yang terburuk adalah yang Allah berikan umur Panjang namun umurnya dihabiskan di dalam kemaksiatan.
Al-Thiby rahimahullah pernah mengatakan;
“Sesungguhnya waktu itu ibarat modal besar bagi seorang pedagang, maka hendaknya setiap pedagang berdagang dengan yang bisa memberikan keuntungan, setiap mereka yang memiliki modal banyak, keuntungannya juga banyak. Dan barangsiapa yang memanfaatkan umurnya dengan kebaikan-kebaikan maka ialah golongan yang berhasil dan beruntung. Namun, siapa yang modalnya sedikit maka keuntungannya juga sedikit dan ia akan merugi dengan kerugian yang besar.”
Jamaah sekalian, pada hari-hari ini kita telah memulai tahun yang baru pada tahun Hijriah, pada hakikatnya ia adalah bagian dari umur-umur yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Ketetapan itu ada sejak manusia berada di dalam rahim Ibunya, ketika ruh perlahan ditiupkan masuk ke dalam tubuhnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang sahih riwayat Abdullah bin Mas’ud, ia berkata;
حَدَّثَنَا رَسُولُ الله، وَهُوَ الصَّادِقُ المصّدُوق :((إنَّ أحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ ُأُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ إليْهِ الملَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُوْحَ ، ويُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ : بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيُّ أَوْ سَعِيْدٌ))
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah al-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda, “Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya…” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ajal-ajal yang telah tertulis itu, terus berkurang dari usia kita selama waktu itu terus berputar. Semuanya berada di tangan Allah, tidak ada yang mengetahuinya dan tidak ada yang dapat menambah atau mengurangi usia tersebut. sebagaimana disebutkan oleh Allah subhanahu wata’ala;
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
Terjemahnya: “Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan.” (QS. Al-A’raf/ 7:34).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Hendaknya setiap muslim tidak menyibukkan dirinya, tidak merasa senang dan membuat hal-hal yang tidak berfaidah dengan adanya perubahan-perubahan tahun tersebut. karena yang terpenting bukan pada pergantian waktunya, namun amalan apakah yang telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya yang menjadi catatan di mata Allah. Apakah kita termasuk orang-orang yang baik, ataukah sebaliknya wal’iyadzubillah.
Seorang penyair mengatakan;
إِنَّ لَنَفْرَحُ بِالأَيَّامِ نَقْطَعُهَا
وَكُلُّ يَوْمٍ مَضَى يَدْنِيْ مِنَ الأَجَلِ
فَاعْمَلْ لِنَفْسِكَ قَبْلَ الْمَوْتِ مُجْتَهِدًا
فَإِنَّمَا الرِبْحُ وَالخُسْرَانُ فِي العَمَلِ
Artinya:
“Sesungguhnya kita senang dengan hari-hari yang telah kita lewati
Sedangkan hari-hari itu pasti berlalu dan mendekatkan kita kepada ajal
Maka hendaknya setiap orang bersungguh-sungguh dalam beramal
Karena keutungan dan kerugian itu terletak pada amalan-amalan kita.”
Amalan-amalan yang dilakukan itu jamaah sekalian, amalan itulah yang akan menetapkan kita apakah termasuk orang-orang yang baik atau justru sebagai orang yang buruk. Oleh karenanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
أَلا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ ؟ قَالُوا : نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَال : خِيَارُكُمْ أَطْوَلُكُمْ أَعْمَارًا وَأَحْسَنُكُمْ أَعْمَالا
Artinya: “Tidakkah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik di antara kalian?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Ya wahai Rasûlullâh”. Beliau bersabda, “Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling panjang umurnya dan paling baik amalnya”. (HR. Ahmad; Ibnu Hibbân; dan al-Baihaqi. Dishahihkan oleh al-Albâni)
Di Musnad imam Ahmad dan disahihkan oleh Syaikh al-Albany rahimahullah, Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata; bahwa ada dua pemuda yang masuk ke dalam Islam secara bersamaan, seorang di antaranya Syahid di medan peperangan Adapun sahabat yang satu wafat setahun setelahnya.”
Thalhah kemudian berkata; “Ditampakkan kepadaku Surga, maka aku melihat sahabat yang wafatnya terakhir lebih dahulu masuk Surga dari sahabat yang syahid. Perkara itu membuatku terheran, ketika pagi hari aku ceritakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dan beliau berkata;
أَلَيْسَ قَدْ مَكَثَ هَذَا بَعْدَهُ سَنَةً قَالُوا بَلَى قَالَ وَأَدْرَكَ رَمَضَانَ فَصَامَ وَصَلَّى كَذَا وَكَذَا مِنْ سَجْدَةٍ فِي السَّنَةِ قَالُوا بَلَى قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
Artinya: “Bukankah orang ini hidup setahun setelahnya?" mereka menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Bukankah ia mendapatkan bulan Ramadan dan berpuasa? Ia juga telah mengerjakan shalat ini dan itu dengan beberapa sujud dalam setahun?" mereka menjawab, "Ya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali bersabda: "Sungguh, sangat jauh perbedaan antara keduanya (dalam kebajikan) bagaikan antara langit dan bumi.” (HR. Ahmad)
Namun jamaah sekalian, bukan dengan panjangnya umur sudah menjadikan kita berada di dalam kebaikan. Karena terkadang umur yang Panjang justru memberikan keburukan dan mudharat bagi seorang manusia. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala;
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْ ۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ
Terjemahnya: “Jangan sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepadanya baik bagi dirinya. Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya agar dosa mereka makin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.” (QS. Ali-Imran/ 3:178)
Mereka orang-orang yang kufur kepada Allah, Allah berikan waktu tenggang kepada mereka, Allah berikan rezeki yang banyak, kesehatan, panjang umur, banyaknya anak dan istri, namun itu semua bukanlah untuk kebaikan mereka akan tetapi keburukan buat mereka, karena setiap waktu mereka yang bertambah adalah penambahan dosa untuk mereka.
Oleh karenanya Sebagian ulama tidak menyukai untuk didoakan Panjang umur kecuali kalimat dan doa tersebut itu dikaitkan dengan sesuatu, seperti perkataan; Semoga Allah memanjangkan umurmu dalam ketaatan kepada Allah.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Mari senantiasa mengintropeksi diri masing-masing, mengetahui apa kekurangan kita dalam beramal, kemudian memperbaiki segala kekurangan dengan cara memperbanyak amalan-amalan salih. Semoga dengannya Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kita hamba yang beruntung baik itu di dunia dan terlebih lagi di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin yang berbahagia!
Sesungguhnya kita telah berada di bulan Muharram, bulan yang mulia dimana ada anjuran untuk memperbanyak puasa di dalamnya. Bahkan, sebagian ulama membolehkan berpuasa sunah sebulan penuh di dalamnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah (puasa) di bulan Allah (yaitu) Muharam. Sedangkan salat yang paling utama setelah (salat) fardu adalah salat malam.” (HR. Muslim no. 1163).
Pada bulan ini juga terdapat satu hari, yang Rasulullah sangatlah bersemangat untuk berpuasa di dalamnya serta memerintahkan para sahabatnya untuk turut serta berpuasa, bahkan para sahabat mengajak serta dan mengajarkan anak-anak yang belum baligh untuk berpuasa di dalamnya.
Ketahuilah wahai jemaah sekalian, hari tersebut adalah hari Asyura, hari kesepuluh dari bulan Muharam. Hari di mana Allah Ta’ala menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihis salam dari kekejaman Firaun dan hari di mana Allah Ta’ala tenggelamkan Firaun dan bala tentaranya. Dari sinilah puasa Asyura disyariatkan sebagai bentuk rasa syukur atas selamatnya Nabi Musa dari kekejaman Firaun dan bala tentaranya.
Jemaah yang dirahmati Allah Ta’ala. Syariat juga memberikan balasan yang besar bagi siapa saja yang berpuasa di hari Asyura ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya: “Dan puasa hari Asyura saya berharap kepada Allah dapat menghapus (dosa) tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no. 1162)
Semangat Nabi dalam berpuasa Asyura juga dapat diketahui dari penuturan sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat bersemangat serta sangat mengharapkan pahala dari berpuasanya pada suatu hari yang lebih ia utamakan dari berpuasa di hari-hari lainnya, kecuali pada hari ini, yaitu hari Asyura dan pada bulan bulan ini, yaitu bulan Ramadan.”
Puasa pada tanggal 10 Muharam ini akan semakin sempurna pahalanya dan akan lebih utama bila kita dahului dengan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu pada tanggal 9 Muharam. Hal ini berdasarkan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
لَئِنْ بَقِيتُ أو لئِنْ عِشْتُ إلى قابلٍ لأصومَنَّ التاسِعَ
Artinya: “Seandainya umurku sampai tahun depan atau aku masih hidup, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal Sembilan (tasu’a).” (HR. Muslim no. 1134 dan Ibnu Majah no. 1736 dan lafaz ini merupakan lafaznya)
Kaum muslimin yang berbahagia!
Semoga kita semua termasuk hamba Allah Ta’ala yang bisa memanfaatkan momen bulan Muharam ini dengan maksimal, menjaga batasan dan larangan Allah dengan tidak melanggarnya, serta memperbanyak berpuasa di bulan yang mulia ini. Semoga kita semua dikumpulkan bersama Nabi kita yang mulia Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam surga Allah Ta’ala yang kekal nanti.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download PDFnya di https://bit.ly/BulanIntrospeksiDiri