MERAWAT PAHALA AMALAN PASCA RAMADAN

Naskah Khutbah
Asdar
19 May 2022
MERAWAT PAHALA AMALAN PASCA RAMADAN

JUMAT 19 SYAWAL 1443 H / 20 MEI 2022 M

Oleh : Lukmanul Hakim Sudahnan Lc., M.A.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله

Jamaah Jumat yang berbahagia yang dimuliakan oleh Allah. 

Bulan Ramadan telah berlalu dan berganti dengan bulan-bulan yang lain, namun angan dan pikiran sebagian dari kaum muslimin tentu belum bisa lepas dari bulan tersebut, sebab bulan Ramadan berbeda dengan bulan-bulan yang lainnya, sehingga kaum muslimin juga memperlakukan bulan tersebut dengan sangat istimewa, mereka banyak beramal dan beribadah pada bulan tersebut, rela dan tulus mengorbankan waktu dan harta mereka demi untuk memperoleh pahala dan keutamaan yang Allah azza wajalla janjikan. 

Jamaah Jumat yang berbahagia yang dimuliakan oleh Allah.

Berlalunya bulan Ramadan bukan berarti berlalu pula tugas dan kewajiban kita, sebab amalan dan ibadah tidak terputus dengan perginya bulan Ramadan, Allah azza wa jalla berfirman,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

Artinya:"Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kematian kepadamu". QS. Al-Hijr : 99.

Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan, "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan bagi amalan orang mukmin batasan kecuali kematian."

Kendati bulan Ramadan telah pergi, bukan berarti hubungan kita terputus dengan bulan yang penuh dengan berkah tersebut, masih ada tugas dan kewajiban kita yang lain yang berkaitan dengan amalan-amalan yang telah kita laksanakan di dalamnya, minimal ada dua tugas dan kewajiban seorang muslim pasca berlalunya bulan Ramadan;

Yang Pertama: Mengawal amalan-amalan yang telah dikerjakannya di bulan tersebut agar diterima oleh Allah azza wajalla.

Ini merupakan tugas yang sangat penting, sebab hampir bisa dipastikan setiap muslim terpacu untuk banyak melaksanakan ibadah di bulan tersebut, karena tergiur pahala dan keutamaan yang disiapkan oleh Allah di bulan tersebut, oleh karena itu agar amalan tersebut tidak sia-sia dan percuma, maka wajib untuk selalu dikawal pasca bulan Ramadan.

Bagaimana mengawal amalan di bulan Ramadan agar diterima oleh Allah azza wajalla? Yaitu dengan banyak berdoa kepada Allah agar amalannya diterima oleh-Nya, dan inilah rahasia dari doa yang panjatkan oleh para ulama salaf pasca Ramadan, bahwa mereka berdoa selama enam bulan agar ibadah dan amalan yang telah mereka laksanakan di bulan Ramadan diterima oleh Allah azza wajalla.

Ma'la bin Fadhl rahimahullah mengatakan,

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ تَعَالَى سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ رَمَضَانَ، وَيَدْعُوْنَهُ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَن يُتَقَبَّلَ مِنْهُمْ

"Para ulama salaf berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dapat berjumpa dengan bulan Ramadan, kemudian mereka berdoa selama enam bulan juga agar amalan mereka di bulan Ramadan diterima oleh Allah azza wajalla."

Bukan hanya para ulama yang berdoa agar amalan mereka diterima oleh Allah azza wajalla, para Nabipun berdoa kepada Allah, berharap agar amalan mereka diterima oleh Allah, Allah berfirman,

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya : "Dan Ingatlah ketika Ibarahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, seraya berdoa, "Ya Tuhan kami, terimalah amal dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, dan Maha mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 127).

Dan Rasulullah ṣallallahu ‘alaihi wasallam juga berdoa agar amalannya diterima Allah, beliau sering berdoa dengan doa,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Artinya : "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu untuk diberi ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima." (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Jamaah Jumat yang berbahagia yang dimuliakan oleh Allah.

Yang Kedua: menjaga pahala amalan agar tidak rusak dan lenyap.

Tugas yang kedua ini juga sangat penting, sebab orang masuk neraka terkadang bukan karena tidak ada amalan, bisa jadi sebagian dari mereka masuk ke dalam nereka padahal amalan mereka sangat banyak, namun mereka tidak mampu menjaga pahala amalan tersebut, Allah azza wajalla berfirman,

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ (1) وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ (2) عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ (3) تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً

Artinya : "Sudahkah sampai kepadamu berita tentang hari kiamat? (1) Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk terhina (2) karena mereka telah bekerja keras demi beramal sampai kepayahan (3) (ternyata) mereka memasuki api yang sangat panas.(4) " (QS. Al-Ghasyiyah ayat 1-4).

Tentunya banyak yang menjadi faktor penyebab tidak diterimanya amalan atau lenyapnya pahala, bisa disebabkan karena faktor tidak beriman kepada Allah azza wajalla alias kafir kepada-Nya, atau disebabkan karena faktor tidak ikhlas ketika beramal, dan juga bisa disebabkan karena faktor ujub, semua faktor patut untuk diwaspadai, namun faktor yang terakhirlah yang akan kita bahas dalam khotbah kali ini.

Jamaah Jumat yang berbahagia yang dimuliakan oleh Allah.

Ujub adalah sikap sombong dan bangga, dalam perspektif ibadah kepada Allah; ujub berarti merasa bangga dengan amalan-amalan yang telah dikerjakan, sehingga ia merasa paling saleh dan paling baik di hadapan Allah, dan juga merasa berjasa kepada Allah atas amalan-amalan yang telah ia kerjakan, sungguh sifat ini merupakan sifat yang sangat tercela. Allah berfirman,

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Artinya: "Katakan wahai Muhammad, "Apakah ingin Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya? (103) Yaitu orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya." (QS. Al-Kahfi ayat 103 – 104).

Inilah salah satu akibat dari sikap ujub, yaitu amalan kebaikan menjadi sia-sia seakan tiada harga.

Rasulullah bersabda tentang bahaya sikap ujub ini,

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحُّ مُطَاع، وَهَوَى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

"Ada tiga sikap yang dapat membinasakan; sikap kikir, mengikuti hawa nafsu, dan sikap ujub seseorang kepada dirinya." (HR. Al-Baihaqi).

Demikianlah dua poin yang menjadi penuntun kita, semoga dengannya dapat menjaga amalan kita agar menjadi amalan yang diterima dan dibalas dengan kebaikan yang besar,

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Jamaah Jumat yang berbahagia yang dimuliakan oleh Allah.

Setelah dipaparkan pada khotbah pertama terkait dengan bahaya sikap ujub, barangkali terbetik sebuah pertanyaan dalam benak kita, bagaimana kiat-kiat untuk menghidari sikap ujub ini?

Diantara kiat-kiat untuk menghindari sikap ujub ini adalah;

  • Senantiasa mengingat keagungan dan kebesaran Allah azza wajalla yang sangat besar, keagungan dan kebesaran yang tidak dapat dibayangkan oleh siapapun di  muka bumi ini, keagungan yang abadi dan tidak terbatas, keagungan dan kebesaran yang tidak bertambah sedikitpun dengan ketakwaan makhluk-makhluk-Nya dan tidak berkurang sedikitpun dengan kekufuran makhluk-makhluk-Nya. Rasulullah bersabda, "Allah berfirman dalam hadis qudsi,

يَا عِبَادِي، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ، مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيئًا، يَا عِبَادِي، لَوْ أَنَّ أوَّلَكم وَآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ واحِدٍ مِنْكُمْ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِن مُلْكي شَيئًا

"Wahai hamba-hamba-Ku, seandai kalian seluruhnya, baik dari kalangan dan manusia menjadi orang yang paling bertakwa, maka hal tersebut tidak akan menambah sedikitpun kekuasaan dan keagungan-Ku. seandai kalian seluruhnya, baik dari kalangan dan manusia menjadi orang yang paling jahat dan keji, maka hal tersebut tidak akan mengurangi sedikitpun kekuasaan dan keagungan-Ku."  (HR. Muslim).

Pikirkanlah keagungan Allah yang digambarkan langsung oleh-Nya dalam hadis diatas, maka kita akan merasakan betapa kerdilnya amalan dan ibadah kita.

  • Senantiasa mengingat tentang kenikmatan-kenikmatan yang dihamparkan oleh Allah azza wajalla kepada kita, betapa kerdilnya kita, sebab tidak ada sedikitpun kenikmatan yang ada pada tubuh kita kecuali datang dari Allah azza wajalla, Allah berfirman:

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

Artinya : "Dan segala nikmat yang ada padamu datangnya dari Allah." (QS. Al-Nahl ayat 52).

Bahkan jika dipikirkan; sejatinya ibadah yang lakukan oleh manusia dan amalan yang dilaksanakannya bukan semata-mata karena kemampuannya dan kekuatannya, namun hal tersebut karena rahmat dan taufik dari Allah azza wajalla.

  • Senantiasa memikirkan bahwa Allah akan membalas dan melipatgandakan pahala amalan yang telah kita lakukan, dan memikirkan tentang surga yang merupakan balasan yang Allah berikan kepada orang yang beriman kepada-Nya.
  • Jika seseorang mengetahui tentang surga beserta seluruh kenikmatannya, maka ia akan meremehkan amalan yang dilakukannya jika dibandingkan kenikmatan-kenikmatan yang Allah janjikan di surganya kelak, sesungguhnya amalannya sangat sedikit dibandingkan dengan kenikmatan surga Allah azza wajalla.
  • Semoga Allah memberikan pertolongannya kepada kita semua, agar menjadi hamba-hamba yang senantiasa dikuatkan dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya hingga ajal menjemput, Aamiin…

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ              

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ 

 رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ                                           

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ                 

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَأَنْتَالْوَهَّابُ 

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ  اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ  
 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Download PDFnya di https://bit.ly/MerawatAmalPascaRamadhan

Baca Juga