MENSYUKURI NIKMAT KEMERDEKAAN

Naskah Khutbah
Asdar
14 Aug 2024
MENSYUKURI NIKMAT KEMERDEKAAN

JUMAT, 11 Safar 1446 H / 16 Agustus 2024 M
 Oleh Muhammad Ode Wahyu, S.Pd.I., S.H.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Saat ini, seluruh rakyat diseluruh pelosok negeri kita sedang memperingati hari kemerdekaan. Mereka memeriahkan peringatan hari kemerdekaan itu dengan berbagai macam permainan dan perlombaan. Hampir semua eleman masyarakat mengikutinya, mulai dari anak-anak hingga orang tua, laki-laki maupun wanita, semuanya bersuka cita memeriahkan peringatan hari kemerdekaan yang merupakan berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Demikianlah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Oleh karena itu, kita semua sangat patut untuk bersyukur atas kemerdekaan negara ini, karena dengannya kita bisa merasakan keamanan dan kenyamanan  hidup, tanpa merasa takut sebagaimana yang yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di Palestina saat ini.

Kemerdekaaan negri ini merupakan berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Maka, kemerdekaan ini harus disyukuri dengan melakukan berbagai ketaan kepada-Nya. Mensyukuri kemerdekaan itu tidak sekadar dengan melakukan berbagai macam permaianan ataupun perlombaan, apatahlagi jika di dalam permainan itu terdapat hal-hal yang melanggar aturan-aturan syariat yang telah Allah -Azza wajalla- tetapkan untuk manusia. Sebab, jika seperti itu, itu namanya tidak mensyukuri kemerdekaan yang Allah Ta’ala berikan.

Jamaah Jumat yang berbahagia…

 Jika kita mengamati apa yang terjadi disekitar kita, ada beberapa perlombaan yang tidak layak dijadikan sebagai perlombaan dalam acara memeriahkan hari kemerdekaan. Diantaranya:

  • Permainan sepak bola daster, yaitu permianan bola kaki yang dilakukan oleh para lelaki, namun pemainnya menggunakan pakaian yang menjadi pakaian khusus kaum wanita, seperti daster dan jilbab.

Sesungguhnya perbuatan ini mendapatkan laknat dari Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam-. Sebagaimana disebutkan dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ، وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لُبْسَةَ الرَّجُلِ

Artinya: “Bahwasanya Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wasallam- melaknat laki-laki yang mengenakan pakaian wanita dan juga melaknat wanita yang mengenakan pakaian laki-laki.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Memeriahkan kemerdekaan dengan mengadakan perlombaan ataupun permaian tidak boleh hanya sekedar mencari tawa saja tanpa memperhatikan batasan-batasan syariat. Karena, masyarakat bisa saja tertawa-tawa dengan permainan yang mereka selenggarakan namun memiliki pelanggaran syariat ini, tapi dengan ini ia telah mendapatkan laknat dari Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam-. Lalu, sudikah seorang manusia tertawa dalam keadaan mendapat laknat untuk dirinya sendiri?

  • Gerak jalan dengan melibatkan para waria sebagai pesertanya.

Hal ini sama saja dengan mempromosikan kemungkaran yang mereka lakukan dan menunjukkan sikap ridho terhadap pelanggaran yang mereka lakukan. Waria itu merupakan satu pelanggaran syariat. Laki-laki yang menyerupai wanita atau wanita yang menyerupai laki-laki mendapat laknat dari Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wasallam-:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «لَعَنَ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

Artinya: “Dari Abdullah bin Abbas, bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. Bukhari)

Olehnya, panitia kegiatan hendaknya menolak mereka saat hendak mendaftarkan diri untuk ikut dalam kegiatan gerak jalan tersebut sekaligus memberikan nasehat kepada mereka untuk segera bertaubat pada Allah -Ta’ala-, bukan malah diberikan kesempatan untuk menunjukkan diri mereka. Sebab, jika mereka mengikuti kegiatan itu niscaya akan ditonton oleh banyak manusia. Dan, itu memberi kesan pembenaran dan agar orang-orang menerima keberadaan kelompok yang mendapatkan laknat itu.

  • Gerak jalan dengan melibatkan wanita berpakaian ketat atau pakaian yang memperlihatkan aurat.

Hal ini juga dilarang dalam agama. Sebab para wanita tidak boleh menampakkan auratnya di depan laki-laki yang bukan mahramnya  atau mengenakan pakaian ketat yang dapat memancing syahwat laki-laki yang bukan mahramnya.

Perbuatan ini bahkan dapat menyebabkan seorang wanita tidak dapat mencium aroma wanginya surga. Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Artinya: “Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini.” (HR. Muslim).

  • Lomba gendong istri dalam keadaan mata suami tertutup

Perlombaan ini sungguh buruk dan sangat kuat dapat membuka pintu perselingkuhan serta perzinahan. Bagaimana tidak, seorang suami ditutup matanya dengan kain lalu diarahkan untuk maju ke depan mencari istrinya dan menjemputnya dengan cara digendong. Akibatnya, banyak laki-laki yang malah menggendong istri orang lain. Parahnya para peserta dan penontonnya malah tertawa.

Perbuatan ini jelas merupakan pelanggaran syar’i. jangankan digendong, disentuh tangannya oleh lelaki yang bukan mahramnnya saja diancam dengan siksa di neraka, bagaimana lagi dengan menggendongnya?

Tidak itu saja, laki-laki yang tidak marah ketika istrinya digendong oleh laki-laki lain merupakan laki-laki dayyuts yang diancam tidak akan dilihat oleh Allah -Azza wajalla- pada hari kiamat. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ وَالدَّيُّوثُ

Artinya: “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat: anak yang durhaka kepada orang tua, wanita yang menyerupai laki-laki, dan Dayyuts.” (HR. An-Nasai).

Dalam satu hadits juga disebutkan bahwa laki-laki dayyuts tidak akan masuk surga, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi rahimahullah dalam Syu’abul Imannya, bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda.

ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ أَبَدًا: الدَّيُّوثُ مِنَ الرِّجَالِ، وَالرَّجُلَةُ مِنَ النِّسَاءِ، وَمُدْمِنُ الْخَمْرِ ". فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ أَمَّا مُدْمِنُ الْخَمْرِ فَقَدْ عَرَفْنَاهُ، فَمَا الدَّيُّوثُ مِنَ الرِّجَالِ؟، قَالَ: " الَّذِي لَا يُبَالِي مَنْ دَخَلَ عَلَى أَهْلِهِ "

Artinya: “Tiga golongan yang tidak akan masuk surga selama-lamanya, dayyuts dari kalangan lelaki, wanita yang menyerupai lelaki dan seorang pecandu khamr.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, adapun seorang pecandu khamr maka kami telah mengetahuinya, lalu apakah dayyuts itu? Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “ia adalah seorang lelaki yang tidak peduli apabila ada laki-laki lain yang masuk pada istrinya (berbuat tidak senonoh-pent).

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah...

Jangan hanya mencari tawa dalam kegiatan 17-an lalu mengabaikan rambu-rambu syariat, karena tawa itu belum tentu dapat menyelamatkan diri ini, sedangkan syariat merupakan aturan yang sudah tentu dapat menyelamatkan seorang manusia di dunia dan akhirat.

Dunia ini merupakan Daarul Bala, tempatnya ujian. Karena itu, seorang muslim hendaknya selalu menyadari bahwa hakikatnya ia belum benar-benar merdeka sampai ia telah menyelesaikan semua ujiannya, lalu kedua matanya melihat hasil segala amalannya di dunia, dan kedua kakinya telah melangkah masuk ke dalam surga.

Manusia yang masih terbiasa melakukan maksiat hakikatnya sedang tertawan oleh hawa nafsu. Ia belum merdeka. Bahkan, dengan sikapnya yang terus berbuat maksiat itu, ia bisa mencelakakan dirinya di akhirat nanti, sekalipun di dunia ini ia pernah merasakan kemerdekaan. Sebab, kemerdekaan di dunia ini hanyalah bagian dari perjalanan hidup yang panjang.

Oleh karena itu, memperingati kemerdekaan negeri ini, tidak boleh hanya diisi dengan berbagai kegiatan yang melanggar syar’i karena hal itu bukanlah bentuk kesyukuran kepada Allah -Azza wajalla- atas nikmat kemerdekaan yang kita rasakan saat ini.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Kaum muslimin yang berbahagia!

Di hari jumat yang mulia ini, marilah kita memperbanyak salawat dan salam kepada baginda Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Allah dan malaikat juga bersalawat kepada beliau dan jangan lupakan doa-doa terbaik untuk saudara-saudara kita di Palestina khususnya Gaza yang sampai saat ini masih mengalami genosida dari biadab Israel.

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
 اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ

اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Download PDFnya di https://bit.ly/MensyukuriNikmatKemerdekaan

Baca Juga