JUMAT, 23 Rabiulawal 1446 H / 27 September 2024 M
Oleh Muhammad Ode Wahyu, S.Pd.I., S.H.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Tidak menzalimi manusia, apapun agamanya merupakan petunjuk nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menginformasikan pada kita bahwa Allah –Azza wajalla- telah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya hingga melarang manusia untuk saling menzalimi. Dalam hadis Qudsi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah –Azza wajalla- berfirman:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فَلَا تَظَالَمُوا
Artinya: “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku teleh mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim).
Di samping itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik pada siapapun, apapun agama mereka. Tidak hanya pada manusia yang berbeda agama, bahkan pada hwan-hewan yang hendak disembelih pun Allah Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik dan tidak berlaku zalim pada mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ اللهَ كتَبَ الإحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُم فَأَحْسِنُوْا القِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الذَّبْحَ، وَلْيُحِدَّ أحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan perbuatan baik pada segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh maka berbuat baiklah dalam cara membunuh dan jika kalian hendak menyembelih maka berbuat baiklah dalam cara kalian menyembelih. Hendaklah kalian menajamkan pisau kalian dan menenangkan hewan semebelihannya.” (HR. Abu Dawud)
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah...
Islam memerintahkan berbuat kebaikan dan melarang berbuat zalim pada siapapun tanpa pandang bulu, tanpa pandang suku, ras ataupun agama. Berbuat zalim adalah haram pada siapapun dan berbuat kebaikan adalah wajib pada siapaun. Allah –Azza wajalla- bahkan melarang seorang muslim mencela agama lain yang beribadah sesuai dengan agama mereka. Allah –Ta’ala- berfirman:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ
Terjemahnya: "Dan janganlah kalian memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan." (QS. Al-An'am/ 6:108).
Demikianlah salah satu aturan toleransi yang Islam ajarkan, yaitu hidup rukun berdampingan dan tidak saling mencela. Tapi, tidak untuk saling membenarkan antar agama. Karena setiap agama memiliki keyakinan masing-masing yang tidak bisa disatukan. Apalagi agama Islam adalah agama yang tidak menolerir segala jenis kesyirikan dan kekufuran, Allah tidak rida terhadap orang yang mengatakan bahwa Allah punya anak dan segala keyakinan lainnya.
Maka, aturan Islam untuk hal ini adalah lakum diinukum waliyadiin, untuk kalian agama kalian dan untukku agamaku. Keyakinan mereka tadi, biarlah Allah yang membalasnya. Kita beragama sesuai dengan ajaran agama kita dan mereka beragama sebagaimana ajaran agama mereka. Itulah hakikat toleransi.
Dalam kehidupan bermasyarakat, Islam tidak pernah membolehkan perbuatan menzalimi orang-orang non muslim, tidak membolehkan menumpahkan darah mereka dan tidak membolehkan perbuatan mencela mereka. Bahkan Islam justru memerintahkan berbuat baik pada mereka. Perlu diketahui bahwa dalam ibadah kurban, kita dibolehkan memberikan daging kurban pada mereka, menolong mereka yang kesulitan, memperbaiki hubungan antara sesama tetangga dan masyarakat. Itu adalah toleransi.
Akan tetapi, untuk mencampur adukkan antar agama, atau memirip-miripkan antar agama yang memang jauh berbeda, adalah satu bentuk menginjak-injak ajaran agama itu. Jangan sampai ingin terlihat baik dimata orang-orang yang menganut agama lain, tapi menjadi seorang yang merusak agamanya sendiri.
Perhatikanlah ketika Allah –Ta’ala- memerintahkan kaum muslimin berbuat baik pada orang tuanya yang musyrik, Allah -Azza wajalla- berfirman:
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Terjemahnya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik." (QS. Luqman/ 31:14-15)
Allah -Azza wajalla- tetap mewajibkan berbuat baik pada orang tua yang musyrik, bahkan diawal ayat ada perintah bersyukur kepada keduanya. Akan tetapi, manakala mereka memaksa agar anaknya menyekutukan Allah, maka hal itu tidak boleh untuk ditaati. Itulah toleransi.
Jamaah Jumat yang berbahagia...
Kita sangat perlu untuk menjelaskan hal ini diatas mimbar-mimbar masjid kita. Karena di masa ini, kejahilan pada akidah Islam yang benar sungguh sangat merajalela dan dakwah orang-orang yang ingin mencampuradukkan antara agama begitu masif dilakukan.
Bagi kita kaum muslimin, perkara akidah adalah perkara yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ia merupakan perkara prinsip yang tidak boleh dilanggar. Ia tidak seperti fikih, yang bisa saja kita berbeda dalam tata cara salat, dalam tata cara wudu, dalam penentuan awal bulan Ramadan dan hari raya. Berbeda halnya dengan Akidah, karena ia sesuatu yang pasti dan bukan ranah khilaf seperti perkara fikih.
Akidah kita tidak menerima perkataan bahwa Allah punya anak bahkan itu merupakan pelecehan terhadap Rabb semesta Alam yang mendatangkan murka-Nya. Allah -ta'ala- berfirman:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الأرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا (92)
Terjemahnya: "Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kalian telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak." (QS. Maryam/ 19:88-92).
Akan tetapi di samping itu, tidak ada hak bagi kita untuk memaksa mereka menerima keyakinan kita. Allah -Azza wajalla- berfirman:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
Terjemahannya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah." (QS. Al-Baqarah: 256)
Kita meyakini Allah-lah yang akan membalas semua itu. Namun, dalam kehidupan sehari-hari kita diperintahkan untuk berbuat baik pada mereka, dilarang menzalimi mereka, dilarang mencela mereka dan berbagai kebijakan toleransi yang sangat indah dari ajaran Islam.
Islam juga tidak membolehkan lagi kitab-kitab Allah terdahulu (yang kita yakini sudah berubah) dibacakan tanpa ada kepentingan apapun, apalagi jika dimirip-miripkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an, sementara perbedaaanya sungguh sangat jauh berbeda. Jangankan untuk memiripkannya demi menolerir keyakinan mereka, sekedar membacanya tanpa ada keinginan membantahnya dan tanpa kepentingan apapun adalah sesuatu yang dilarang.
Islam juga melarang bertanya pada mereka yang berkaitan dengan kitab mereka, apalagi jika dilakukan di depan umum dan disaksikan oleh manusia. Abdullah bin Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- berkata:
كَيْفَ تَسْأَلُونَ أَهْلَ الكِتَابِ عَنْ شَيْءٍ وَكِتَابُكُمُ الَّذِي أُنْزِلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْدَثُ، تَقْرَءُونَهُ مَحْضًا لَمْ يُشَبْ، وَقَدْ حَدَّثَكُمْ أَنَّ أَهْلَ الكِتَابِ بَدَّلُوا كِتَابَ اللَّهِ وَغَيَّرُوهُ، وَكَتَبُوا بِأَيْدِيهِمُ الكِتَابَ، وَقَالُوا: هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا؟ أَلاَ يَنْهَاكُمْ مَا جَاءَكُمْ مِنَ العِلْمِ عَنْ مَسْأَلَتِهِمْ؟ لاَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا مِنْهُمْ رَجُلًا يَسْأَلُكُمْ عَنِ الَّذِي أُنْزِلَ عَلَيْكُمْ
"Bagaimana mungkin kalian bertanya kepada ahlul kitab padahal kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lebih baru kemurniannya dan belum terkotori? Sedangkan Rasulullah telah mengabarkan kepada kalian bahwa mereka telah merubah-rubah kitabullah dan menggantinya, dan mereka tulis alkitab dengan tangannya dan mereka katakan, 'Ini dari sisi Allah' untuk mereka tukar dengan harga yang sedikit, tidak sebaiknyakah ilmu yang yang kalian miliki mencegah kalian dari bertanya kepada mereka? Tidak, demi Allah, kami tidak melihat seseorang di antara mereka bertanya kepada kalian tentang sesuatu yang diturunkan kepada kalian” (Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari -rahimahullah- dalam kitab Sahihnya).
Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah...
Islam merupakan agama kasih sayang. Islam merupakan agama yang tidak menyukai kezaliman. Tetapi, sekali lagi, bukan berarti ajaran agama Islam boleh dicampur adukkan dengan ritual agama lain. tidak, tidak boleh sama sekali.
Diantara hal yang terlarang pula adalah memasukkan masjid orang-orang musyrik untuk berrdoa di dalamnya. Dalam keyakinan kaum muslimin, masjid adalah rumah ibadah yang sangat dimuliakan. Hatta seorang yang junub tidak boleh masuk dan duduk di dalamnya, bagaimana lagi dengan orang-orang yang mempersekutukan Allah?. Allah –Azza wajalla- berfirman:
مَا كَانَ لِلۡمُشۡرِكِينَ أَن يَعۡمُرُواْ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ شَٰهِدِينَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِم بِٱلۡكُفۡرِۚ أُوْلَٰٓئِكَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ وَفِي ٱلنَّارِ هُمۡ خَٰلِدُونَ إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ
Terjemahannya: “Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka. Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah/ 9:17-18)
Allah –Ta’ala- juga berfirman:
وَأَنَّ ٱلۡمَسَٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُواْ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدٗا
Terjemahannya: “Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al-Jin/ 72:18)
Jamaah Jumat yang berbahagia...
Mari kita bertoleransi, menunjukkan keindahan Islam yang mulia, tapi ingat bahwa toleransi kita adalah toleransi yang sesuai petunjuk Nabi bukan toleransi yang justru akan merusak ajaran agama kita. Semoga Allah jauhkan kita semua dari kesesatan. Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin yang berbahagia!
Di hari jumat yang mulia ini, marilah kita memperbanyak salawat dan salam kepada baginda Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Allah dan malaikat juga bersalawat kepada beliau dan jangan lupakan doa-doa terbaik untuk saudara-saudara kita di Palestina khususnya Gaza yang sampai saat ini masih mengalami genosida dari biadab Israel.
Ibadallah, bersalawatlah kepada sebaik-baik manusia, kepada hamba Allah yang paling suci. Siapa yang bersalawat kepadanya sekali maka Allah akan bersalawat kepadanya 10 kali.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download PDFnya di https://bit.ly/MenjagaKemurnianAqidahDalamToleransi