JUMAT, 13 Zulkaidah 1444 H / 02 Juni 2023 M
Oleh : Luqmanul Hakim Sudahnan, Lc., M.A.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أيها الناس رحمكم الله
Jamaah Jumat yang berbahagia yang dimuliakan oleh Allah..
Pada hari ini, hari Jumat yang mulia, di tempat yang suci ini, mari kita kosongkan hati kita sejenak dari hiruk pikuk dunia, dan menghiasinya dengan iman, takwa dan ilmu syar'i, karena dengan ketakwaan dan keimanan itulah kita akan selamat di hari akhir kelak.
Dalam kalender hijriah, bulan Ramadan bukanlah satu-satunya bulan yang diistimewakan dan diutamakan, namun sejatinya masih ada bulan-bulan yang lainnya yang memiliki keutamaan dan keagungan yang hampir mirip dengan bulan Ramadan, diantaranya adalah bulan-bulan Haram. Eksistensi bulan-bulan ini dan keutamaannya diisyaratkan oleh Allah dalam firman-Nya,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Terjemahnya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dakam ketetapan Allah ketika menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan Haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kalian menzalimi diri kalian dalam empat bulan tersebut". (QS At-Taubah ayat 36).
Ibnu Jarir rahimahullah dalam kitab Tafsirnya memaparkan bahwa empat bulan Haram ini merupakan bulan-bulan yang dihormati dan diagungkan bahkan sejak zaman Jahiliah, yaitu zaman sebelum diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Masyarakat Jahiliah mengagungkannya dengan berhenti merampok dan membegal, bahkan menghentikan peperangan antar kelompok dan suku sebesar apapun peperangan tersebut. Bulan-bulan tersebut diselimuti kedamaian dan ketenangan, bahkan seandainya ada seseorang yang telah membunuh orang tua mereka, kemudian orang itu lewat di hadapan mereka, maka niscaya mereka tidak akan berani menggerakkan tangannya sedikitpun untuk membalas dendam, sebagai bentuk pengagungan mereka kepada bulan-bulan tersebut. Bulan-bulan Haram tersebut adalah bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya,
إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: "Sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana bentuknya ketika Allah ta'ala menciptakan langit dan bumi, satu tahun itu ada dua belas bulan, empat di antaranya bulan-bulan Haram; tiga bulan Haram datang secara berurutan; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, (dan satu lagi) bulan Rajab Mudhar yang terletak di antara bulan Jumadas sani dan Sya'ban". (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Jamaah Jumat yang berbahagia...
Di atas mimbar Jumat yang mulia ini, kita akan membahas tentang salah satu bulan Haram; yaitu Zulkaidah, dan amalan-amalan yang hendaknya dilakukan pada bulan tersebut agar mendapatkan keberkahannya. Saat ini, kaum muslimin berada di bulan Zulkaidah, yang merupakan gerbang menuju bulan Zulhijjah; sang Bulan Haji. Di antara keunikan kalender hijriah; tahun tersebut dibuka dengan bulan Haram, yaitu Muharram, dan ditutup dengan bulan Haram pula, yaitu Zulhijjah. Dan diantara keunikannya pula, bahwa bulan Haji –yaitu Zulhijjah-, diapit dengan dua bulan Haram; bulan Zulkaidah dan bulan Muharram, diantara hikmahnya adalah; agar orang-orang pada zaman Jahiliah dapat melakukan perjalanan haji dengan aman, tanpa khawatir gangguan sedikitpun dari para gerombolan perampok dan penjahat, sebab pada bulan-bulan tersebut mereka "pensiun" sementara dari pekerjaannya. Semua jenis permusuhan dan peperangan dihentikan, sehingga para jamaah haji di zaman Jahiliah dapat menunaikan ibadahnya di masjidil Haram dengan penuh kekhusyuan dan ketenangan.
Setelah diutusnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, pengagungan dan penghornatan kepada bulan-bulan Haram terus berlanjut, kendati dengan cara yang berbeda. Di bulan-bulan Haram sangat dianjurkan untuk meningkatkan intensitas ibadah kepada Allah Azza wajalla, sebab pahala amalan ibadah di bulan-bulan tersebut dilipatgandakan oleh Allah, Abdullah bin Abbas mengatakan,
اِخْتَصّ اللهُ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَجَعَلَهُنّ حُرُمًا، وَعَظَّمَ حُرُمَاتِهِنّ، وَجَعَلَ الذَّنْبَ فِيْهِنَّ أَعْظَمَ، وَجَعَلَ الْعَمَلَ الصَّالِحَ وَالْأَجْرَ أَعْظَمَ
Artinya: "Allah memberi kekhususan kepada empat bulan, menjadikannya sebagai bulan-bulan Haram, meninggikan kehormatannya, menjadikan dosa maksiat lebih besar, dan juga menjadikan pahala kebaikan dilipatgandakan."
Keutamaan suatu waktu dan bulan tertentu, merupakan kesempatan bagi kaum muslimin untuk mendulang kebaikan dan manfaat yang menaungi waktu tersebut, oleh karena itu para ulama salaf terdahulu memanfaatkan bulan-bulan yang mulia dengan memperbanyak ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Abu Utsman An-Nahdi -seorang tabiin yang mulia- menceritakan keadaan ulama salaf dari kalangan Sahabat Nabi dan para Tabi'in dengan mengatakan:
كَانُوا يُعَظِّمُوْنَ ثَلَاثَ عَشَرَات؛ اَلْعَشْرَ الأَخِيْرَ مِنْ رَمَضَانَ وَالْعَشْرَ الْأَوَّلَ مِنْ ذِي الْحِجَّة وَالْعَشْرَ الأَوَّلَ مِنْ مُحَرَّم
Artinya: "Mereka (para ulama salaf) memuliakan tiga sepuluh; sepuluh terakhir bulan Ramadhan, sepuluh awal bulan Dzulhijjah, dan sepuluh pertama dari bulan Muharram."
Pelajaran yang dapat dipetik dari riwayat ini, bahwa tiga bulan yang disebutkan di dalam riwayat di atas merupakan bulan-bulan yang mulia, bahkan dua bulan diantaranya merupakan bagian dari bulan Haram, dan para ulama terdahulu dari kalangan Sahabat dan para tabiin mengagungkan bulan-bulan tersebut dengan memperbanyak intensitas ibadah kepada Allah Azza wa jalla, sebab harapan untuk dilipatgandakannya pahala kebaikan terbuka lebar.
Sebagian para ulama berpendapat bahwa melaksanakan ibadah umrah di bulan Zulkaidah merupakan sunah, pasalnya hampir semua umrah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dilaksanakan di bulan Zulkaidah, beliau melaksanakan ibadah umrah 4 kali, 3 kali diantaranya dilaksanakan di bulan Zulkaidah, Anas bin Malik radiyallahu 'anhu mengatakan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan ibadah umrah 4 kali dalam hidupnya, 3 kali diantaranya di bulan Zulkaidah, dan satu kali umrah dilakukan bersama dengan ibadah hajinya." (Muttafaqun 'alaihi).
Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan, "Tidak diragukan lagi, melaksanakan ibadah umrah di bulan-bulan haji –diantaranya di bulan Zulkaidah-, lebih mulia daripada melaksanakannya di bulan Rajab."
Jamaah Jumat yang berbahagia...
Sesungguhnya bulan Zulkaidah merupakan gerbang menuju bulan Zulhijjah, dan bulan Zulhijjah merupakan bulan yang lebih mulia lagi, bahkan boleh dikatakan menyamai kemuliaan bulan Ramadan, khususnya 10 awal pertama dari bulan tersebut, sebagaimana dipaparkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalma sabdanya,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ - يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ - " قَالَ: قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ؟ قَالَ: " وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلا رَجُلًا خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
Artinya: "Tiada hari yang mana amal kebaikan yang dilakukan di dalamnya lebih dicintai oleh Allah Azza wajalla dibandingkan amal kebaikan yang dilakukan di 10 awal di bulan Zulhijjah. Salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, "apakah pahala amalan jihad fi sabilillah juga tidak lebih dicintai oleh Allah wahai Rasulullah? Bahkan pahala jihad fi sabilillah juga tidak lebih dicintai juga, kecuali orang yang berjihad dengan hartanya dan jiwanya, kemudian tidak ada yang kembali dari keduanya –yaitu mati syahid di medan perang-." (HR Ahmad).
Ibnu Hibban membuat sebuah bab dalam kitabnya,
ذِكْرُ الْأَخْبَارِ بِأَنَّ عَشْرَ ذِيْ الْحِجّةِ وَشَهْرَ رَمَضَانَ فيِ اْلفَضْلِ يَكُوْنَانِ سِيَّانِ
"Menyebutkan riwayat bahwa 10 awal bulan Zulhijjah dan 10 akhir bulan Ramadan sama keutamaannya."
Oleh karena itu, mengisi bulan Zulkaidah dengan meningkatkan intensitas ibadah kepada Allah dengan banyak berpuasa, membaca Al-Qur'an, berzikir, bersedekah, salat sunah dsb merupakan pemanasan dan latihan agar dapat maksimal dalam beribadah kepada Allah ketika bulan Zulhijjah datang menjelang.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
يَا اَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Jamaah Jumat yang berbahagia...
Hal yang perlu diwaspadai di bulan Zulkaidah ini adalah maksiat. Bermaksiat kepada Allah terlarang di sepanjang waktu, namun di bulan-bulan Haram lebih besar larangannya, sebab dosa yang ditanggung oleh pelakunya lebih besar, hal ini dijelaskan secara khusus oleh Allah dalam berfirman-Nya:
فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Maka janganlah kalian menzalimi diri kalian dalam empat bulan tersebut". (QS At-Taubah ayat 36).
Yang di maksud kezaliman di dalam ayat ini adalah terjerembabnya seseorang ke dalam maksiat, Qatadah berkata:
إِنَّ الظُّلْمَ فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ أَعْظَمُ خَطِيْئَةً وَوِزْرًا مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهَا، وَإِنْ كَانَ الظُّلْمُ عَلَى كُلِّ حَالٍ عَظِيْمًا
"Sesungguhnya perbuatan zalim yang dikerjakan di bulan-bulan Haram lebih besar dosanya apabila di bandingkan dengan perbuatan zalim di selain bulan Haram, kendati perbuatan zalim dilarang di semua keadaan dan waktu". Tafsir Ibnu Katsir 4/148.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ الْمُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Download PDFnya di https://bit.ly/kebaikandibulanzulkaidah