MENANGKAL GELOMBANG FITNAH SYAHWAT

Naskah Khutbah
Abu Uwais
17 Apr 2025
MENANGKAL GELOMBANG FITNAH SYAHWAT

JUMAT, 19 Syawal 1446 H / 18 April 2025 M
Oleh Abdullah Nazhim Hamid, S.T., Lc., M.Ag.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Fitnah adalah kata yang tidak asing di telinga kita. Dalam bahasa Arab, kata “fitnah” bermakna ujian, cobaan, bahkan bisa berarti sesuatu yang mengguncang iman dan menggoyahkan hati. Dan di antara sekian banyak fitnah yang disebut dalam syariat, Rasulullah ﷺ memberi peringatan khusus tentang satu fitnah yang paling dahsyat bagi kaum lelaki: fitnah wanita.

Beliau bersabda:

ما تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Artinya: Aku tidak meninggalkan fitnah (ujian/cobaan) yang lebih berbahaya bagi laki-laki setelahku selain (fitnah) perempuan (HR Bukhari).

Rasulullah ﷺ secara khusus menyebut "laki-laki" dalam hadits tersebut, karena memang syariat dan kenyataan membuktikan bahwa godaan wanita merupakan ujian paling kuat dan sering menjatuhkan laki-laki. Ini bukan karena wanita tercela, tetapi karena syahwat kepada wanita adalah salah satu fitrah yang paling kuat dalam diri laki-laki, yang jika tidak dikendalikan dengan iman dan takwa, bisa membawa kepada kehancuran.

Maka tidaklah aneh jika kita dapati orang-orang yang ilmunya tinggi, kedudukannya mulia, atau bahkan yang dikenal taat beragama, bisa tumbang dalam hitungan detik, hanya karena satu momen lengah terhadap fitnah ini. Baru-baru ini kita mendengarkan berita, sekelas guru besar pada perguruan tinggi, oknum dokter, oknum polisi, bahkan seorang ustaz di lingkungan pesantren melakukan pelecehan terhadap wanita.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Allah ﷻ adalah Dzat yang menciptakan manusia, membentuknya dengan sebaik-baik bentuk, dan menanamkan dalam dirinya berbagai potensi—termasuk di antaranya adalah fitrah ketertarikan seorang laki-laki kepada wanita. Itu bukan aib. Itu bukan kesalahan. Itu adalah fitrah yang Allah ciptakan, agar manusia saling melengkapi dalam bingkai syariat. Tapi justru karena Allah yang menciptakan fitrah itu, maka Dia pulalah yang paling tahu bagaimana cara terbaik untuk menjaga dan mengarahkan fitrah itu agar tidak berubah menjadi fitnah yang membinasakan.

Maka jangan pernah kita merasa lebih tahu dari Allah. Jangan merasa cukup hanya dengan logika atau budaya. Sebab ketika syariat memerintahkan menundukkan pandangan, menjaga pergaulan, mempercepat pernikahan, menutup aurat, dan menghindari khalwat (berdua-duaan), itu semua bukan bentuk mengekang, tapi justru langkah penyelamatan dari bahaya besar. Allah-lah yang menciptakan mata kita, maka Dia tahu betapa tajamnya ia bisa menyentuh hati. Allah-lah yang menciptakan hati, maka Dia tahu betapa mudah ia tergoda jika dibiarkan tanpa penjagaan.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Salah satu cara paling nyata dan efektif untuk menyelamatkan diri dari fitnah wanita adalah dengan kembali kepada istri—perempuan halal yang telah Allah anugerahkan untuk menjadi pelindung pandangan, penyejuk hati, dan tempat pelampiasan syahwat secara halal. Jangan jauh darinya, jangan abaikan hak-haknya, dan jangan sampai perhatian kita lebih banyak diberikan kepada wanita asing di luar rumah dibandingkan kepada istri sendiri.

Rasulullah ﷺ memberikan bimbingan luar biasa dalam hal ini. Dalam hadis, beliau bersabda:

إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً، فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ، فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ."

Artinya “Sesungguhnya wanita itu datang (dalam pandangan laki-laki) dalam bentuk godaan setan, dan berpaling dalam bentuk godaan setan. Maka jika salah seorang di antara kalian melihat seorang wanita (lalu tergerak syahwatnya), hendaklah dia mendatangi istrinya, karena itu akan menolak (meredakan) apa yang ada dalam dirinya.” (HR. Muslim).

Lihatlah bagaimana Islam mengarahkan syahwat, bukan mengekangnya secara mutlak. Allah tahu fitrah laki-laki, dan Rasulullah ﷺ memberi solusi syar’i yang menenangkan hati. Maka jika seorang suami mulai merasa tergoda, merasa ada getaran dari pandangan atau interaksi dengan wanita lain, jangan lanjutkan! Segera kembali kepada istri. Perkuat hubungan dengannya. Bangun komunikasi, kasih sayang, dan kedekatan. Karena semakin jauh seorang suami dari istrinya, semakin besar celah setan untuk menggoda dan menyesatkan.

Istrimu adalah ladang halalmu, tempat sucimu, dan jalan keselamatanmu. Maka jagalah dia, perhatikan dia, dan jangan biarkan setan mengaburkan pandanganmu terhadap wanita yang Allah halalkan untukmu.

Dalam hadis lain Nabi bersabda:

السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ العَذَابِ، يَمْنَعُ أحَدَكُمْ طَعَامَهُ وشَرَابَهُ ونَوْمَهُ، فَإِذَا قَضَى نَهْمَتَهُ، فَلْيُعَجِّلْ إلى أهْلِهِ

Artinya: “Perjalanan itu adalah bagian dari penderitaan; ia menghalangi salah seorang dari kalian dari makanan, minuman, dan tidurnya. Maka apabila seseorang telah menyelesaikan keperluannya, hendaklah ia segera kembali kepada keluarganya.” (HR Bukhari).

Di antara tujuan utama diperintahkannya agar orang yang bersafar segera pulang kepada keluarganya, adalah agar ia tidak terjerumus dalam fitnah, terutama fitnah wanita. Dalam safar, seseorang jauh dari rumah, dari istri, dari kontrol sosial, bahkan dari lingkungan yang biasa menjadi pelindung dirinya dari dosa. Ketika syahwat memuncak, sementara istri tidak di sisi, dan godaan terbuka lebar, maka celah fitnah menjadi sangat besar.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Ketahuilah… Tidak ada di antara kita—siapapun dia, setinggi apapun ilmunya, sepuh atau muda, berstatus atau sederhana—yang benar-benar aman dari fitnah wanita. Bahkan Nabi Yusuf ‘alaihis salam, seorang nabi yang ma’shum, hampir tergelincir seandainya Allah tidak menyelamatkannya:

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهٖۙ وَهَمَّ بِهَا ۚ لَوْلَآ اَنْ رَّاٰ بُرْهَانَ رَبِّهٖۗ كَذٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوْۤءَ وَالْفَحْشَاۤءَۗ اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ

Terjemahnya: Sungguh, perempuan itu benar-benar telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Yusuf pun berkehendak kepadanya sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami memalingkan darinya keburukan dan kekejian. Sesungguhnya dia (Yusuf) termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (QS. Yusuf/ 12:24).

Maka siapa kita ini, jika dibandingkan Yusuf ?

Jangan pernah merasa suci ketika mendengar ada lelaki lain terjerat fitnah wanita. Jangan anggap diri lebih baik. Jangan meremehkan mereka. Sebab selama kita masih bernama laki-laki, maka kita membawa potensi yang sama untuk jatuh pada dosa yang sama—dan satu-satunya yang menyelamatkan kita adalah Allah!

Oleh karena itu, mintalah perlindungan kepada Allah siang dan malam, dalam doa, dalam sujud kita. Selama Allah menjaga kita, kita akan selamat. Tapi jika Allah membiarkan kita sekejap saja tanpa pertolongan-Nya, maka kita bisa jatuh ke dalam jurang kehinaan yang tidak kita sangka.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا زَادُ المُتَّقِينَ وَعُدَّةُ الصَّالِحِينَ.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Di hari jumat yang mulia ini, marilah kita memperbanyak salawat dan salam kepada baginda Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Allah dan malaikat juga bersalawat kepada beliau dan jangan lupakan doa-doa terbaik untuk saudara-saudara kita di Palestina khususnya Gaza yang sampai saat ini masih mengalami genosida dari biadab Israel. 

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


Download PDFnya di https://bit.ly/menangkal-gelombang-fitnah

Baca Juga