JUMAT, 10 Jumadilawal 1445 H / 24 November 2023 M
Oleh Dr. Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Seluruh alam semesta ini sepenuhnya tegak berjalan dengan aturan-aturan Allah yang kita kenal sebagai SunnatuLlah. SunnatuLlah itu takkan pernah berubah dan tergantikan. SunnatuLlah itu ditetapkan sejalan dengan ketetapan qadha’ dan qadarNya. Semua ketetapan SunnatuLlah itu ditetapkan oleh Allah sebagai jalan untuk menguji seberapa besar keyakinan kita pada keMahabesaran dan keMahakuasaan Allah Ta’ala.
Diantara SunnatuLlah itu adalah bahwa kezhaliman dalam bentuk apapun tidak akan pernah bertahan selamanya. Sekuat apapun para diktator, para penjajah, para perampas hak, dan manusia-manusia zhalim lainnya, mereka pasti akan terkalahkan pada saatnya nanti. Begitupun sebaliknya, hamba-hamba yang terzhalimi pasti akan mendapatkan keadilannya, jika tidak di dunia, maka kelak di kehidupan akhirat.
Allah Ta’ala berfirman:
وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيد
Terjemahnya: “Dan demikianlah hukuman Tuhanmu, apabila Dia menghukum negeri-negeri yang berlaku zhalim, sesungguhnya hukumanNya itu sangat pedih dan menyakitkan.” (QS. Hud ayat 102)
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَلاَ يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِين
Artinya: “Dan adzab Kami tidak akan dapat ditolak oleh kaum yang berbuat kejahatan.” (QS. Yusuf ayat 110).
Jamaah Jumat yang berbahagia…
Karena itu, di atas panggung sejarah dunia ini, tak terhitung lagi banyaknya para penjajah, para diktator, para pelaku kezhaliman dalam skala besar hingga kecil, yang pada mulanya begitu pongah dan angkuh memamerkan kezhalimannya, menepuk dada seakan tak terkalahkan, melakukan kekejian bertubi-tubi seakan takkan mati dan binasa...Tapi tidak perlu menunggu lama, tubuh mereka teronggok begitu rupa layaknya sepotong bangkai yang busuk tak berharga.
Siapa yang tak kenal Fir’aun. Sang penguasa Mesir yang adidaya di zamannya. Yang berhasil memajukan Mesir dengan pembangunan infrastrukturnya. Tapi kezhalimannya tak terkira, hingga mengaku diri sebagai tuhan. Dan akhirnya hayatnya tenggelam dalam sebuah kepecundangan. Namanya abadi sepanjang masa sebagai manusia tak tahu diri.
Siapa tak kenal Hitler, yang dengan Nazi-nya membawa Jerman tidak hanya maju dalam persenjataan, tapi juga berhasil melakukan invasi hingga ke beberapa negara. Namanya ditakuti pada zamannya. Pun kekejaman dan kezhalimannya tak terkira. Tanpa ampun, ia membantai bangsa Yahudi dengan cara-cara yang paling kejam. Dan lihatlah bagaimana akhir hayat manusia satu ini. Konon, ia mati bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri, lalu mayatnya disiram bensin bersama mayat pacarnya dan dibakar. Dan hingga hari ini, nama Hitler akan dikenang sebagai pembantai kejam dalam sejarah.
Tapi begitulah kebanyakan manusia hingga hari ini. Selalu gagal mengambil pelajaran dari SunnatuLlah yang berlaku pada manusia-manusia zhalim itu. Ketika mereka diberikan sedikit kekuasaan, keunggulan dan kehebatan, mereka lantas lupa dengan hakikat diri mereka sebagai manusia yang lemah dan tidak punya apa-apa tanpa pemberian Allah Azza wa Jalla.
Maka kekuasaan yang sedikit dan secuil itupun sudah cukup membuat manusia merasa sebagai si maha segala-galanya. Dengan kekuatan yang secuil saja, sebagian manusia merasa layak menzhalimi, merampas hak, bahkan menumpahkan darah orang lain. Itulah yang terjadi pada bangsa Yahudi Zionis hari ini. Mereka lupa bahwa kakek-kakek mereka dahulu telah dihinakan oleh Fir’aun sebagai budak, lalu di zaman Hitler kerabat-kerabat mereka dibantai dan dibunuh layaknya makhluk tak berharga. Lalu dengan sedikit kekuasaan dan teknologi yang ada di tangan, bangsa penjahat perang ini merasa layak membantai saudara-saudara kita, kaum muslimin di Gaza secara khusus, dan di Palestina secara umum.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Tapi bersyukurlah kita yang dikaruniai iman dan tauhid kepada Allah Ta’ala. Bersyukurlah kita yang dikaruniai keyakinan bahwa kisah hidup kita tak akan berhenti di dunia ini saja. Setelah ini masih ada kisah hidup yang abadi bernama akhirat, dimana semua tindak-tanduk kita akan tampak hasilnya di sana.
Maka dengan kacamata akhirat itu, kita selalu melihat kezhaliman-kezhaliman yang menimpa kita sebagai bagian dari soal-soal ujian dunia yang harus kita jawab dengan jawaban yang tepat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Artinya: “Sesungguhnya besarnya balasan (pahala) itu sesuai dengan kadar besarnya ujian. Dan sungguh Allah itu jika Dia mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Sehingga siapa yang ridha (menerima ujian itu), maka ia pantas mendapatkan keridhaan (Allah). Namun siapa yang yang marah (menerima ujian itu), maka ia pantas mendapatkan murka (Allah).” (HR. al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Melalui pesan ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merumuskan indikator keberhasilan dan kemenangan kita dalam menjawab ujian-ujian Allah Ta’ala di dunia ini:
Pertama, bahwa ujian-ujian itu adalah tanda cinta Allah kepada kita.
Maka itulah yang kita saksikan hari-hari ini dari bumi jihad bernama Gaza. Kita menjadi saksi bagaimana saudara-saudara kita di sana merespon kehilangan keluarga tercintanya disebabkan bombardir bangsa penjajah Zionis kepada mereka. Mereka meresponnya dengan tangis dan air mata yang dipenuhi keridhaan jiwa menerima tanda cinta dari Allah dalam bentuk ujian-ujian yang luar biasa itu. Dan ini adalah kemenangan pertama seorang mukmin.
Kedua, bahwa semakin besar ujian itu, maka semakin besar pula balasan karunia Allah untuk kita. Kenapa saudara-saudara kita di Gaza bisa tegar bahkan bahagia menerima ujian-ujian kehilangan dalam beragam bentuknya di sana? Jawabannya adalah karena mereka sangat meyakini bahwa semua kehilangan itu akan diberikan pengganti yang jauh lebih indah oleh Allah Ta’ala. Dan ini adalah kemenangan kedua seorang mukmin. Yaitu ketika kehilangan duniawi akan diganti dan dibalas oleh Allah dengan karunia akhirat yang tak terduga dan di luar perhitungan manusia.
Ketiga, bahwa puncak kemenangan tertinggi seorang mukmin adalah ketika akhirnya ia dinyatakan layak dan pantas mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala. Inilah setinggi-tingginya kemenangan seorang mukmin adalah ketika Allah mengatakan padanya: “Wahai hambaKu, Aku telah ridha kepadamu. Wahai hambaKu, Aku telah mengampuni dosa-dosamu...”
Tentu saja, kaum muslimin yang dimuliakan Allah, kita tidak menafikan harapan-harapan kita terhadap keberhasilan dan kemenangan yang bersifat duniawi. Karena itu, harapan tentang kemenangan bagi kaum beriman sangat berkaitan erat dengan keyakinan kita kepada SunnatuLlah yang telah disebutkan di awal khutbah ini. Yaitu bahwa sepekat apapun sebuah kezhaliman dan kejahatan, maka ia pasti akan tumbang. Para pelakunya akan binasa dengan cara yang seringkali di luar perhitungan kita sebagai manusia.
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِن تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيط
Artinya: “Dan jika kalian bersabar dan selalu bertakwa, niscaya muslihat mereka tidak akan membahayakanmu sedikitpun. Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan.” (Surah Ali Imran: 120)
Dan akhirnya, Allah Ta’ala mengingatkan:
أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيب
Artinya: “Ingatlah! Sesungguhnya pertolongan/kemenangan (dari) Allah itu sangat dekat.” (Surah al-Baqarah: 214)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا االلهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
Jamaah Jumat yang berbahagia…
Dalam keyakinan kita bahwa semua kezhaliman itu pasti akan binasa pada akhirnya, bukan berarti kita hanya berpangku tangan menunggu sirnanya kezhaliman itu. Di pundak kita tetap terpikul tanggung jawab berikhtiar dan mengambil peran menghilangkan kezhaliman itu, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita.
Dalam level yang kita semua insya Allah sanggup melakukannya ada sebuah ikhtiar yang mempunyai kekuatan dahsyat di sisi Allah. Ikhtiar itu bernama doa. Itulah sebabnya, senjata terkuat hamba yang terzhalimi ada panah-panah doa yang dipanjatkan kepada Allah Sang Maha kuasa, Sang Maha adil. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاثَةٌ لا تُرَدَّ دَعْوَاتُهُمْ: الإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ تُرْفَعُ عَلَى الْغَمَامِ وَتُفْتَحُ لَهَا أبْوَابُ السَّمَاوَاتِ وَيَقُولُ الرَّبُّ -جَلَّ وَعَلا-: وَعِزَّتِي لأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Artinya: “Ada 3 golongan yang tidak ditolak doa-doa mereka: seorang pemimpin yang adil, seorang yang berpuasa hingga ia berbuka, doa seorang yang terzhalimi, yang (untuknya) awan terangkat dan pintu-pintu langit dibuka, lalu Allah Jalla wa ‘Ala berkata: ‘Demi keMahaperkasaanKu, sungguh Aku akan menolongmu meskipun setelah beberapa waktu.’” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dengan sanad yang baik (jayyid)).
Maka, dalam gelap gulita kezhaliman di penjuru dunia ini, jangan pernah berhenti memanjatkan ikhtiar doa-doa kita. Untuk negeri ini, untuk Gaza, untuk Uighur, untuk seluruh negeri kaum muslimin.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Download PDFnya di https://bit.ly/KemenanganKanTiba