KEUTAMAAN IBADAH KURBAN

Naskah Khutbah
Asdar
23 Jun 2022
KEUTAMAAN IBADAH KURBAN

JUMAT, 24 Zulkaidah 1443 H / 24 Juni 2022 M

Oleh : Ust. Muhammad Ode Wahyu, S.Pd.I., S.H.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله

Jamaah Jumat yang berbahagia 

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kaum muslimin memiliki dua hari raya. Hari raya yang pertama adalah hari raya iedul fitri yang dilaksanakan setiap tanggal satu syawal, setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh pada bulan ramdhan. Hari raya yang kedua adalah hari raya iedul adha yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah setelah orang-orang melaksanakan wukuf di Arafah dalam pelaksanaan ibadah haji.

Tidak terasa Hari raya Iedul Adha itu semakin dekat, dan kita mungkin telah mendengar kabar atau menyaksikan diantara saudara-saudara kita yang telah berangkat melaksanakan rukun islam mereka yang ke lima, yaitu melaksanakan ibadah haji di Baitullah.

Pada hari raya Iedul Adha, kaum muslimin yang memiliki kelapangan dianjurkan untuk melaksanakan ibadah kurban yaitu dengan menyembelih kambing, sapi atau onta. Hal ini berdasarkan firman Allah Azza wajalla:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ

Terjemahnya : " Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (QS. Al Kautsar ayat 2).

Juga berdasarkan sabda Raulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

Artinya: “Barangsiapa memiliki kelapangan dan dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat sholat kami.” (HR. Ibnu Majah)

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum melaksanakan ibada kurban pada hari raya Idul Adha. Diantara mereka ada yang mengatakan hukumnya wajib bagi orang-orang yang memiliki kelapangan sedang pendapat yang kedua hukumnya sunnah, dan pendapat kedua ini adalah pendapat mayoritas ulama.

Namun, cukuplah perbedaan pendapat diantara ulama ini dan adanya hadits pelarangan mendekati masjid dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bagi yang memiliki kelapangan namun tidak berkurban sebagai motivasi bagi kita untuk melaksanakan ibadah kurban pada hari yang mulia tersebut. Sebab melaksanakan ibadah kurban pada hari raya juga memiliki keutamaan dan pahala yang sangat besar.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا، وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

“Tidak ada satu amalan yang dilakukan oleh anak cucu Adam pada hari Nahr (hari raya idul adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi menumpahkan darah (menyembelih hewan kurban). Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat dengan membawa tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesngguhnya darah hewan kurban itu akan sampai pada Allah sebelum ia jatuh ke tanah. Maka bersihkanlah jiwa dengan melaksanakannya.” (HR. Tirmidzi)

Jamaah Jumat yang berbahagia 

Dalam pelaksanaan ibadah kurban itu hanya dibolehkan pada beberapa hewan saja yaitu kambing, sapi atau kerbau dan unta. Tidak sah berkurban dengan ayam, kuda atau rusa. Hal ini berdasarkan firman Allah Azza wajalla:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ

Terjemahnya: “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS. Al-Hajj: 34)

Yang dimaksud dengan “Bahimatul An’am” adalah sapi, kambing dan onta, sebagaimana Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:

بَهِيْمَةُ الْأَنْعَامِ هِيَ: الإِبِلُ، وَالْبَقَرُ، وَالْغَنَمُ،

Artinya : “Bahimatul An’am itu adalah Onta, sapi dan kambing.” (al-Mumti’: 6/49)

 Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullah berkata:

وَلَا تَكُونُ إِلّا مِنْ الاِبِلِ وَالبَقَرِ وَالغَنَمِ، وَلَا تُجْزِئُ مِنْ غَيْرِ هَذِهِ الثَّلاَثَةِ

Artinya : “Pelaksanaan ibadah kurban tidak boleh dilakukan kecuali pada onta, sapi dan kambing. Tidak sah pelaksanaannya pada selain ketiga hewan ini.” (Fiqh as-Sunnah: 2/39)

Hanya saja beberapa ulama yang minoritas membolehkan adanya penyembelihan hewan lain selain dari ketiga hewan ini, seperti ayam dan lainnya dengan mengharapkan pahala menyembelih pada hari raya idul adha. Pendapat ini adalah pendapat Imam Ibnu Hazm dan ulama mazhab Zhahiriyah lainnya.

Mereka berhujjah dengan perkataan Bilal radhiyallahu ‘anhu yang berkata:

مَا كُنْت أُبَالِي لَوْ ضَحَّيْت بِدِيكٍ

“Aku tidak peduli sekalipun aku akan menyembelih seekor ayam.” (Atsar ini disebutkan oleh Ibnu Hazm dalam al-Muhalla dan Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim dalam Sahih Fiqh Sunnah mengatakan sanad Atsar ini sahih)

Sekalipun atsar dari Bilal ini sahih, ini tidak menunjukkan keabsahan berkurban dengan ayam. Sebab dalam al-Qur’an secara tegas disebutkan perintah kurban hanya pada ‘Bahimatul an’am yaitu sapi, onta dan kambing.

Perkataan Bilal radhiyallahu ‘anhu tersebut boleh jadi karena ijtihad darinya sendiri yang memahami sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang keutamaan menyembelih hewan pada hari nahr

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ

Artinya : “Tidak ada satu amalan yang dilakukan oleh anak cucu Adam pada hari Nahr (hari raya idul adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi menyembelih hewan.” (HR. Tirmidzi)

Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang memahami keutamaan wudu dimana anggota tubuh yang terkena air wudu akan bersinar pada hari kiamat, sehingga tatkala ia mencuci tangannya melebihi sikunya bahkan sampai pada bahunya.

Jamaah Jumat yang berbahagia 

Dalam pelaksanaan kurban, boleh dengan hewan yang berjenis kelamin jantan ataupun betina dan tidak mesti hewan jantan saja.

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:

فَشَرْطُ الْمُجْزِئِ فِي الْأُضْحِيَّةِ أَنْ يَكُونَ مِنْ الْأَنْعَامِ وَهِيَ الْإِبِلُ وَالْبَقَرُ وَالْغَنَمُ سَوَاءٌ فِي ذَلِكَ جَمِيعُ أَنْوَاعِ الْإِبِلِ مِنْ الْبَخَاتِيِّ وَالْعِرَابِ وَجَمِيعِ أَنْوَاعِ الْبَقَرِ مِنْ الْجَوَامِيسِ وَالْعِرَابِ والدربانية وَجَمِيعِ أَنْوَاعِ الْغَنَمِ مِنْ الضَّأْنِ وَالْمَعْزِ وَأَنْوَاعِهِمَا وَلَا يُجْزِئُ غَيْرُ الْأَنْعَامِ مِنْ بَقَرِ الْوَحْشِ وَحَمِيرِهِ وَالضَّبَّا وَغَيْرُهَا بِلَا خِلَافٍ وَسَوَاءٌ الذَّكَرُ وَالْأُنْثَى مِنْ جَمِيعِ ذَلِكَ وَلَا خِلَافَ فِي شئ مِنْ هَذَا عِنْدَنَا

“Syarat yang boleh dalam hewan kurban adalah hewan yang dalam kategori ‘Bahimatul An’am’ yaitu onta, sapi dan kambing. Sama hukumnya pada seluruh jenis onta baik yang berjenis al-Bakhani, al-‘Irabi, seluruh jenis sapi seperti kerbau dan seluruh jenisnya, seluruh jenis kambing seperti domba dan kacang. Tidak sah jika pada selain bahimatul an’am seperti sapi liar (banteng) keledai liar. Tidak ada perbedaan dalam hal ini. Sama saja pula hukumnya pada jantan ataupun betina. Tidak ada perbdaan pendapat pada perkara ini dalam mazhab kami. (Al-Majmu: 8/393)

Oleh karena itu, tidak benar anggapan Sebagian masyarakat bahwa tidak boleh dan tidak sah berkurban dengan hewan yang berjenis betina.

Jamaah Jumat yang berbahagia 

Dalam pelaksanaan ibadah kurban dengan mengurbankan sapi, hanya bisa bermusyarakah sebanyak 7 orang. Boleh kurang dari tujuh orang namun tidak boleh lebih, sedangkan pada kambing hanya boleh untuk satu orang dan tidak bisa bermusyarakah (berserikat). Adapun pahalanya bisa dibagi kepada siapa saja yang kita inginkan. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam Ketika menyembelih seekor kambing pada saat beliau berkurban, maka beliau berdoa:

اللَّهُمَّ إِنَّ هَذَا عَنِّي وَعَنْ مَنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya pahala kambing kurban ini untukku dan untuk umatku yang belum berkurban.” (HR. ad-Daruquthni)

Adapun umur yang diperbolehkan untuk kurban hewan yang telah mencapai umur musinnah atu tsaniyah pada selurh jenis hewan kurban. Hewan yang telah mencapai umur musinnah atau tsaniyah yaitu hewan yang telah tanggal gigi serinya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

لا تذبحوا إلامسنة إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنَ الضَّأْنِ

“Janganlah kaliah menyembelih kecuali musinnah. Kecuali jika kalian sulit mendapatkannya maka sembelihlah jadz’ah dari domba.” (HR. Muslim)

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menukil perkataan ad-Dawudi bahwa yang dimaksud dengan musinnah adalah hewan yang telah tanggal giginya untuk segera diganti dengan gigi yang baru.” (Fathul Bari: 10/14)

Semoga Allah azza wajalla memudahkan kita semua untuk berkurban tahun ini. Aamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، أَقُوْلُ قًوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

Kaum muslimin, jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla.

Nabi Ibrahim merupakan sosok teladan dalam pembuktian bakti dan cintanya kepada Rabbnya. Betapa tidak, saat beliau dikaruniakan seorang putra yang sangat didambakannya ketika beliau telah berusia renta, Allah memberikan ujian pembuktian cintanya dengan memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih puteranya yang amat dicintainya. Tatkala beliau telah menunaikan perintah Allah tersebut, Allah pun memujinya, sebagaimana dalam firman-Nya:

فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِيْنِ(103) وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ(105) اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبلآؤُا الْمُبِيْنُ (106) وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ (107)

Terjemahnya: Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah) (103) Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! (104) sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (105) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (106) Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (107)

 

Demikianlah jejak kebaikan yang beliau ukir, yang dituntukan oleh penghulu para nabi, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian segenap kaum muslimin berupaya untuk meneladani sosok terbaik itu. Itulah bakti dan cinta hakiki kepada Rabb semesta alam, Allah tabaraka wa ta’ala.

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang dengan segenap jiwa berupaya untuk membuktikan bakti dan cinta terbaik kepada Allah, dengan menapaki sunah yang mulia ini, Aamiin...

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Download PDFnya di https://bit.ly/KeutamaanIbadahKurban

Baca Juga