JUMAT, 22 SYAKBAN 1443 H / 25 MARET 2022 M
Oleh : Ustaz Muhammad Ode Wahyu, S.Pd.I., S.H.
© Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أيها الناس رحمكم الله
Kaum muslimin, sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Diantara nama-nama yang paling baik bagi Allah dalam Asmaul Husna adalah ar-Rab. Ar-Rab bermkana bahwa Allah adalah Tuhan yang mengatur seluruh makhlukNya, baik penciptaan, menghidupkan, mematikan, membagikan rezki, menurunkan hujan dan lain sebagainya. Nama ini disebutkan lebih dari 500 kali di dalam al-Qur’an. (Prof. Dr. Abdurrazzaq al-Badr, Fiqh Asmail Husna: 97)
Dialah Allah Tuhan semesta alam yang mengatur, menurunkan dan menahan hujan. Tidak ada satupun dari makhluk-Nya yang mampu melakukan itu. Allah Azza wajalla berfirman:
إِذۡ يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةٗ مِّنۡهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيۡكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ لِّيُطَهِّرَكُم بِهِۦ وَيُذۡهِبَ عَنكُمۡ رِجۡزَ ٱلشَّيۡطَٰنِ وَلِيَرۡبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمۡ وَيُثَبِّتَ بِهِ ٱلۡأَقۡدَامَ ١١
Artinya: “(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).” (QS. Al-Anfal ayat 11).
Allah Azza wajalla juga berfiman:
وَهُوَ ٱلَّذِي يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَيۡ رَحۡمَتِهِۦۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتۡ سَحَابٗا ثِقَالٗا سُقۡنَٰهُ لِبَلَدٖ مَّيِّتٖ فَأَنزَلۡنَا بِهِ ٱلۡمَآءَ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِۚ كَذَٰلِكَ نُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٥٧
Artinya: “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf ayat 57).
Kaum muslimin, sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Tidak ada satupun ayat atau hadits yang menjelaskan bahwa diantara manusia ada yang mampu menurunkan atau menahan hujan dengan kekuatannya. Jika ada yang berkeyakinan seperti itu, sungguh ia telah melakukan kedustaan dan berkeyakinan yang berkonsekuensi pada kesyrikan kepada Allah Azza wajalla.
Jangankan manusia biasa, para Nabi dan Rasulpun tidak ada yang mampu menurunkan hujan dengan kekuatannya sendiri. Semua terjadi dengan izin dan kekutan Allah Azza wajalla.
Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari rahimahullah, dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengadukan perihal kekeringan yang melanda wilayahnya, ia berkata:
هَلَكَتِ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا
Artinya: “Wahai Rasulallah, binatang-binatang ternak telah mati, jalan-jalan telah retak dan terputus, berdoalah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan kepada kami.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا
“Yaa Allah turunkanlah hujan, yaa Allah turunkanlah hujan, yaa Allah turunkanlah hujan.”
Anas radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Demi Allah, kami tidak melihat adanya awan mendung dan tidak melihat apapun di atas langit. Lalu (setelah doa itu) muncullah awan mendung dari belakang bukit Sala’ seperti lingkaran bergigi. Ketika awan hitam sampai di tengah, ia kemudian menyebar dan menurunkan hujan.”
Anas berkata. Demi Allah, kami tidak melihat adanya matahari selama 6 hari.
Kemudian datang lagi seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada jum’at yang berikutnya, sedang Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sementara berkhutbah di atas mimbar. Ia berkata:
هَلَكَتِ الأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا
“Wahai Rasulallah, telah mati binatang-binatang ternak, jalan-jalan telah terputus, tolong berdoalah kepada Allah agar menghentikan hujan ini.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian mengangkat kedua tangannya, lalu berdoa:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Yaa Allah turunkanlah hujan di sekeliling kami bukan hujan yang membinasakan kami. Yaa Allah turunkanlah hujan pada bukit-bukit, gunung-gunung, dataran-dataran tinggi, lembah-lembah dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.”
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Hujanpun berhenti, lalu kami keluar dan berjalan di bawah matahari yang telah tampak.
Kaum muslimin, sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Hadits ini menjelaskan kepada kita bagaimana Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam berdoa kepada Allah Azza wajalla agar Allah menurunkan atau menghentikan hujan yang turun. Beliau berdoa tanpa ritual persembahan sesajian pada makhluk-makhluk halus, tanpa permintaan pertolongan pada dewa-dewa, atau hal-hal mistis lainnya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, hanya mengandalkan doa-doanya kepada Allah Azza wajalla. Hal ini yang dilakukan oleh sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam setelah wafatnya baginda Nabi.
Ketika musim paceklik tiba, para sahabat radhiyallahu ‘anhum datang kepada al-Abbas radhiyallahu ‘anhu untuk meminta doa kepada Allah agar Allah menurunkan hujannya. Mereka tidak datang kepada seseorang yang diyakini mampu mendatangkan atau menghentikan hujan, mampu mengatur awan untuk mengirim atau memindahkan hujan, apapun nama mereka.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan kedekatannya kepada Allah Azza wajalla tidak pernah mengaku bahwa beliau mampu menahan atau menurunkan hujan. Jika dengan maqam yang seperti itu, beliau tidak mengaku-ngaku dapat melakukannya, maka bagaimana dengan orang-orang yang jauh dari Allah bahkan dari penampilannya saja sudah dapat terlihat bahwa ia melanggar syariat-syariat Allah?
Kaum muslimin, sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Mendatangi dukun dan membenarkan perkataannya adalah salah satu perkara yang dapat menyebabkan seseorang kufur dari agama ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم
“Barangsiapa mendatangi dukun atau paranormal lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Ahmad)
Orang-orang yang melakukan ritual-ritual sesajian untuk mengehentikan hujan atau memindahkannya, apalagi terucap pada lisannya meminta pada dewa-dewa atau makhluk halus, maka hal ini merupakan praktek klenik atau perdukunan. Dan itu dilarang, sebagaimana hadits yang kita telah sebutkan.
Kaum muslimin, sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Jika saja mendatangi dan membenarkan perkataan dukun adalah sesuatu yang dilarang, maka meminta pertolongan kepada mereka untuk hal-hal yang hanya menjadi kekhususan bagi Tuhan adalah perkara yang lebih terlarang.
Olehnya itu,siapapun dari kita kaum muslimin yeng hendak melakukan acara-acara hajatan dan berharap pada saat acara itu tidak turun hujan, maka hendaklah ia berdoa kepada Allah agar Allah tidak menurunkan hujannya. Jangan datang pada dukun yang melakukan praktek klenik yang hanya bisa membahayakan kehiudpan akhirat kita sendiri, karena senjata seorang mukmin adalah doanya kepada Allah Azza wajalla.
Kaum muslimin, sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Islam tidak menafikan ilmu teknologi. Oleh karena itu, segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang sifatnya ilmiyah dan diketahui bisa mendatangkan hujan atau menghentikannya, maka islam tidak melaranganya. Sebab hal itu merupakan sesuatu yang rasional, terbukti oleh fakta ilmiah dan tidak melakukan perbuatan kesyirikan.
Namun, jika hal itu mengandung hal-hal yang mistis, praktek klenik dan kesyirikan, maka perbuatan itu merupakan perbuatan yang terlarang secara syar’i ,tidak boleh dilakukan.
Doa-doa yang dipanjatkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Allah Azza wajalla agar Allah menurunkan atau memberhentikan hujan tidak bisa disamakan dengan perbuatan para dukun yang melakukan ritual klenik dengan meminta kepada para dewa-dewa dan makhluk halus lainnya. Sebab doa yang dipanjatkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam murni sebuah doa dan merupakan ibadah mulia kepada Allah yang Maha Kuasa. Allah berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ٦٠
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir ayat 60)
Adapun meminta bantuan pada dukun atau paranormal maka dalam praktiknya ia mengandung kesyrikan, menduakan Allah, bukan ibadah dan merupakan sesuatu yang terlarang. Sebab ia meminta pada dewa-dewa atau makhluk halus yang ia yakini bisa mengatur datang dan perginya hujan.
Di zaman yang semakin kurangnya ulama dan orang-orang yang memahami ilmu agama seperti ini, kita perlu untuk saling menguatkan dan saling mendokan agar Allah menjauhkan kita dari segala bentuk kesyirikan yang kita ketahui atau tidak kita ketahui, yang tampak ataupun yang tidak tampak.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
يَا اَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.
Merupakan keyakinan yang harus dimiliki setiap muslim, bahwa tidak ada perkara di langit dan di bumi, melainkan atas kehendak dan pengaturan Allah Azza wa jalla. Allah berfirman :
فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ
Artinya : Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan. (QS. Yasin ayat 83).
Oleh karenanya kepada-Nya jualah kita meminta segala hajat dan permasalahan kita, karena sesunggunya Ia sangat dekat dengan hamba-hamba-Nya dan mendengar serta mengijabah permintaan hamba-Nya. Bukankah Dia telah berfirman :
اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ
Artinya : Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat. (QS. An Naml ayat 62).
Semoga kita tergolong hamba-hamba yang menjauhi segala bentuk kesyirikan dan menyandarkan segala urusan kita hanya kepada Allah semata, Aamiin...
Dan di hari Jumat ini, marilah kita memperbanyak berselawat kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَـعْبَانَ وَبَلِّـغْنَا رَمَضَان رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَأَنْتَالْوَهَّابُ رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Download PDF Naskah Khutbah : https://drive.google.com/file/d/1TdS2L-XdOaWm4EUEi4eljA8yjhpET7Qj/view?usp=sharing