JUMAT, 25 Zulhijah 1444 H / 14 Juli 2023 M
Oleh : Luqmanul Hakim Sudahnan, Lc., M.A.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أيها الناس رحمكم الله
Jamaah Jumat yang berbahagia yang dimuliakan oleh Allah..
Sebagai seorang muslim, sudah seyogyanya kita senantiasa mengintropeksi ketakwaan kita kepada Allah Azza wajalla, sebab takwa merupakan faktor utama yang berpengaruh kepada kualitas ibadah dan amalan seorang hamba, sehingga amalan tersebut diterima dan diberi pahala oleh Allah Azza wajalla, sebagaimana firman-Nya,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Terjemahnya: "Sesungguhnya Allah hanya menerima amal ibadah dari orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Maidah ayat 27).
Dan takwa merupakan mahar utama yang harus disediakan oleh para peminang surga, Allah berfirman:
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ
Terjemahnya: Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga yang penuh kenikmatan di sini tuhannya." (QS. Al-Qalam ayat 34).
Jamaah Jumat yang berbahagia...
Secara teori, sejatinya takwa merupakan sesuatu yang sederhana, Thalq bin Habib rahimahullah mendeskripsikan takwa dengan mengucapkan,
العَمَلُ بِطَاعَةِ اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، رَجَاءَ ثَوَابِ اللهِ، وَتَرْكِ مَعَاصِي اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، مَخَافَةَ عَذَابِ اللهِ
Artinya: "Melaksanakan ketaatan kepada Allah, berdasarkan cahaya dari Allah, dengan mengharap pahala dari-Nya. Meninggalkan perbuatan maksiat, berdasarkan cahaya dari Allah, dikarenakan takutk terhadap azab Allah Azza wajalla."
Inilah hakikat ketakwaan secara teori, cukup sederhana bukan? Kendati secara praktek bukanlah perkara yang mudah dan sederhana, sebab manusia memiliki hawa nafsu yang senantiasa memprovokasinya untuk cenderung kepada perkara-perkara yang menyenangkannya, kendati harus menyelisihi syariat Allah Azza wajalla, ditambah lagi dengan pengelabuan yang dilakukan jin dan syetan agar manusia jauh dari syariat Allah, maka sempurnalah kerumitan dan kesukaran untuk mewujudkan ketakwaan.
Jika menelisik ucapan Thalq bin Habib diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pantangan utama dari orang yang bertakwa adalah dosa dan maksiat, orang yang kualitas ketakwaannya tinggi sangat menjaga dirinya dari dosa dan maksiat, Ibnu Al-Mu'taz mengatakan:
خَلِّ الذُّنُوْبَ صَغِيْرَهَا وَكَبِيْرَهَا ذَاكَ التُّقَى ..... وَاصْنَعْ كَمَاشٍ فَوْقَ الأَرْضِ الشَّوْكِ يَحْذَرْ مَا يَرَى
لَا تَحْقِرَنَّ صَغِيْرَةً ......فَإِنَّ الْجِبَالَ مِنَ الْحَصَى
Artinya: "Tinggalkan dosa kecil maupun dosa besar, itulah sifat takwa. Berlakulah seperti orang yang berjalan diatas jalan yang penuh dengan onak dan duri, (yaitu) dengan waspada dan menghindari duri. Janganlah meremehkan dosa kecil, sebab sesungguhnya gunung yang besar terdiri dari tumpukan batu kerikil."
Orang yang bertakwa adalah orang yang sangat protektif terhadap perbuatan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, sebab keduanya merupakan penghalang terbesar bagi kesempurnaan ketakwaan seorang hamba.
Jamaah Jumat yang berbahagia...
Dosa merupakan pantangan terbesar bagi orang yang bertakwa, apalagi dosa besar, dosa yang dapat membinasakan seorang hamba di hadapan Allah Azza wajalla. Diantara dosa besar yang akhir-akhir ini viral bahkan dikampanyekan adalah aktifitas LGBT yaitu lesbian, gay, biseksual dan transgender. Imam Al-Zahabi mengklasifikasi aktifitas LGBT ini sebagai dosa besar yang kesebelas dalam kitabnya yang fenomenal al-Kaba-ir, yang menandakan bahwa aktifitas ini merupakan dosa yang serius yang wajib untuk ditinggalkan. Aktifitas LGBT ini bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah manusia, apalagi ia dijadikan standar kemodernan oleh sebagian peradaban manusia, sekali-kali tidak, dan sekali-sekali tidak. Sejarah kelam LGBT dimulai sejak adanya kaum Sodom yang merupakan umat Nabi Luth 'alaihis salam, yang kisahnya diabadikan oleh Al-Qur'an sampai hari ini, agar menjadi pelajaran dan ibrah bagi seluruh manusia. Sebagaimana Allah mengisahkan dalam Al-Qur'an :
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (80) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (81)
Terjemahnya: "Dan Kami juga mengutus Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum kalian. Sungguh kalian telah melampiaskan syahwat kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan, kalian benar-benar kaum yang melampaui batas." (QS. Al-A'raf ayat 81).
Diantara perkara yang perlu ditadabburi dari ayat diatas, bahwa semua para Nabi dan Rasul diutus untuk berdakwah kepada tauhid dan memperingatkan manusia dari syirik, hal tersebut dilakukan oleh Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad dan lain sebagainya. Nabi Luth pasti juga berdakwah kepada tauhid karena itu merupakan problematika seluruh umat manusia, namun di dalam Al-Qur'an tidak ada ayat spesifik yang memaparkan terkait hal tersebut, namun justru yang menonjol dari dakwah Nabi Luth adalah dakwah beliau terkait dengan aktifitas kaumnya yang sangat keji. Aktifitas LGBT adalah aktifitas yang bertolak belakang dengan fitrah manusia, menciderai logika yang waras, dan pembangkangan yang vulgar terhadap syariat, oleh karena itu aktifitas ini mengundang murka Allah Azza wajalla, sebagaimana yang diabadikan oleh Al-Qur'an tentang azab yang ditimpakan kepada kaum Nabi Luth yang membangkang,
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
Terjemahnya: "Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar." (QS. Hud ayat 82).
Ini adalah akhir dari pembangkangan kaum Nabi Luth, yaitu dengan menimpakan kepada mereka azab yang pedih yang setimpal dengan dosa yang merka perbuat.
Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus, beliau juga mewanti-wanti umatnya terkait dengan aktifitas LGBT tersebut, sebagaimana sabda beliau:
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ قَالَهَا ثَلَاثًا
Artinya: "Allah melaknat orang yang melakukan aktiftas kaum Nabi Luth, beliau mengulanginya tiga kali." (HR. Ahmad).
Kalimat laknat yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengindikasikan bahwa aktifitas LGBT merupakan bagian dari dosa besar, dan akan lebih mengerikan lagi apabila kita menelisik hukuman yang harus diterima oleh aktifis LGBT di dunia, yaitu hukuman mati sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam,
مَنْ وَجَدْتُمُوْهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوْط فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُوْلَ بِهِ
Artinya: "Barangsiapa yang mendapati orang mengerjakan aktifitas kamu Nabi Luth (LGBT), maka bunuhlah subyek (pelaku) dan obyeknya." (HR. Abu Dawud, Tirmizi dan Ibnu Majah).
Hukuman had berupa membunuh pelaku dan obyeknya adalah hukuman yang paling berat yang ditentukan oleh syariat dalam perkara hudud, bahkan sebagian para ulama kita berpendapat bahwa hukuman ini berlaku bagi pelaku homoseksual dan lesbian secara mutlak, yaitu baik yang muhsan (yang telah menikah) maupun yang ghairu muhsan (yang belum menikah) ini adalah pendapat Imam Syafii, Imam Ahmad, Imam Malik, Ishaq bin Rahuyah dan yang lainnya. Yang lebih mengerikan lagi adalah deskripsi Abdullah bin Abbas terkait teknis pelaksanaan hukuman mati bagi pelaku homoseksual dan lesbian ini, beliau mengatakan,
يُنْظَرُ أَعْلَى بِنَاءِ فِي الْقَرْيَةِ فَيُلْقَى مِنْهُ ثُمَّ يُتْبَعُ بِالْحِجَارَةِ كَمَا فُعِلَ بِقَوْمِ لُوْط
Artinya: "Dicari bangunan yang paling tinggi di kampung tersebut, kemudian pelaku homoseksual dan lesbian diterjunkan ke bawah, kemudian dilempari dengan batu sebagaimana yang dilakukan kepada kaum Luth." (HR. Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman).
Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa hukuman yang setimpal bagi pelaku homoseksual adalah dengan dibakar, sebagaimana dilakukan oleh Abu Bakar Al-Shiddiq, Abdullah bin Zubair dan Hisyam bin Abdulmalik, sebagaimana dipaparkan oleh Imam Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman.
Tentunya hukuman yang berat ini diberikan, disebabkan karena kejinya perbuatan tersebut dan agar memberikan efek jera yang maksimal bagi manusia.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
Setelah menelaah dan menelisik kejinya aktifitas LGBT, besar dosanya dan beratnya hukumannya dalam syariat, maka hendaknya semua elemen masyarakat untuk bahu membahu dalam menghadapi kampanye untuk melegalkan aktifitas ini. Hendaknya para orang tua, para asatizah, para kyai, bahkan pemerintah untuk bekerjasama dalam menghadang laju dari kampanye terkait pelegalan aktifitas LGBT, sebab usaha tersebut merupakan upaya kita agar terhindar dari laknat dan azab Allah Azza wajalla, bukankah yang selamat dari azab Allah yang ditimpakan kepada kaum Nabi Luth adalah Nabi Luth dan para pengikutnya saja, yang getol mengingkari dan menasehati para aktivis homoseksual dan lesbian tersebut? Allah Berfirman:
فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ (83) وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ
Terjemahnya: "Kemudian Kami selamatkan ia (Nabi Lut) dan pengikutnya, kecuali istrinya. Istrinya termasuk orang yang tertinggal (mendapat azab). Dan kami hujani mereka dengan hujan batu, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu." (QS. Al-A'raf ayat 83-84).
Semoga Allah melindungi kita, keluarga kita dan secara umum kaum muslimin di berbagai penjuru negeri dari berbagai perbuatan keji dan nista, dan semoga Allah memperbaiki keadaan kaum muslimin dimanapun berada, aamiin...
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Download PDFnya di https://bit.ly/KatakanTidakPadaLGBT