Dalam derap langkah pada fase kehidupan ini, kita akan terus diperhadapkan pada jalan hidup yang kian bergelombang. Adakalanya senyum dan tawa menghiasi diri, namun takkan dipungkiri air mata dan luka kerap kali hadir membersamai. Sungguh kehidupan dunia ini benarlah menjadi negeri ujian dan penuh dengan cobaan. Dan tentu kita akan terus diuji dan diuji dalam dua keadaan, di dalam kotak kebaikan ataukah keburukan.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“ (QS. Al-Anbiya’ : 35).
Semakin tinggi iman maka akan semakin beratlah ujian. Namun ingatlah akan ujian yang hadir takkan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Ujian adalah bentuk cinta dari-Nya. Ujian adalah tanda kasih dan sayang-Nya. Boleh jadi apa yang kita inginkan bukanlah yang terbaik bagi kita. Merasa hidup ini teramat sulit, bersedih dan kecewa adalah hal yang lumrah namun memaksakan kehendak, terpuruk dan memberontak bukanlah cerminan muslim sejati. Lalu harus bagaimanakah? Bersabarlah wahai diri. Allah telah menyiapkan bingkisan indah untukmu, untuk hati yang terus bersyukur dan menerima ketetapan takdir Ilahi. Yakinlah semua adalah perihal kebaikan.
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ عجب. مَا يَقْضِي اللهُ لَهُ مِنْ قَضَاءٍ إِلاَ كَانَ خَيْرًا لَهُ, إِِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Segala keadaan yang dialaminya sangat menakjubkan. Setiap takdir yang ditetapkan Allah bagi dirinya merupakan kebaikan. Apabila dia mengalami kebaikan, dia bersyukur, dan hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa keburukan, maka dia bersabar dan hal itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim no. 2999, dari sahabat Shuhaib)
Ingatlah bahwa Allah senantiasa membersamai hamba-Nya yang bersabar. Bersabarlah dalam merajut kehidupan ini. Kuatlah di atas perjuangan dan keyakinan pada Allah yang takkan pernah meninggalkan hamba-Nya, sebab Allah Ta’ala telah berfirman:
وَاصْبِرُوْا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ
“Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal : 46)
Ujian dan cobaan menjadi tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وإن الله إذا أحب قوما ابتلاهم
“Sesungguhnya Allah Ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi, Hasan)
Yakinlah, segala ujian yang menimpa tak lain adalah sarana penggugur dosa seorang hamba, seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
وَعَنْ أَبي هُرَيْرةَ قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّهِ ﷺ: مَا يَزَال الْبَلاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمؤمِنَةِ في نَفْسِهِ وَولَدِهِ ومَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّه تَعَالَى وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ رواه التِّرْمِذيُّ وَقالَ: حديثٌ حسنٌ صحِيحٌ
“Ujian akan terus datang kepada seorang mukmin atau mukminah mengenai jasad, harta, dan anaknya sehingga ia menghadap Allah tanpa membawa dosa.” (HR. Tirmidzi, hasan shahih).
MasyaAllah, begitu Maha baiknya Allah Ta'ala terhadap diri-diri kita. Segala ketetapan dan ketentuan-Nya takkan terlepas dari begitu banyaknya hikmah dan kebaikan untuk diri.
Teruntuk ujian yang terus saja menghampiri
Yang tak padam meski waktu terus berjalan silih berganti
Kemarin, kita meninggalkan jejak yang tersimpan apik dalam memori
Perihal hidup dengan segala derai rasa yang melingkupi
Pada air mata yang melorot sendiri atau senyum tawa yang menyipta untuk diingat kembali
Tentang hari ini,
Kita belajar mengayuh pedal pada sebuah perjalanan yang masih jauh di depan
Tentang hari ini,
Kita beranjak dari persimpangan meski dengan merangkak untuk sampai tujuan yang panjang
Kita memilih,
Pada kerikil-kerikil tajam yang menemani perjalanan dalam dekapan sabar dan ikhtiar
Atau menghampiri jurang terjal pada ujung kebinasaan tanpa dibersamai keimanan
Kita memilih,
Melewati ujian dengan tawakkal ataukah berpasrah diri pada keterpurukan...
Untukmu wahai diri, kuatlah dan jangan berkecil hati. Tautkan segala harap pada-Nya. Kasih-Nya yang takkan terhitung oleh segala nikmat yang membalut diri hingga detik ini. Percayalah takdir-Nya adalah takdir yang terbaik. Sebab ujian akan meninggikan derajat kita dan tentu akan berbuah pahala dari kesabaran yang terukir. Berjuanglah hingga akhir perjalanan ini, semoga ujian cinta dari-Nya kan berbalas tempat terbaik di sana syurga yang abadi.
Oleh : Lili Sarmita (Peserta Kelas Menulis Muslimah Wahdah Makassar)
Editor: Ust. Irsyad Rafi, Lc