JUMAT, 11 Jumadilakhir 1446 H / 13 Desember 2024 M
Oleh Rachmat Badani, Lc., M.A.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Hadirin sekalian, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita nikmat iman, kesehatan, dan kesempatan untuk kembali bertemu dalam ibadah yang mulia ini. Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, yaitu melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga dengan ketakwaan, kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Salawat dan salam semoga senantiasa terhaturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya serta kepada setiap pengikutnya yang konsisten menjalankan syariatnya.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Pada zaman ini, kita menyaksikan fenomena yang memprihatinkan, yaitu maraknya kasus bullying, khususnya di lingkungan sekolah. Ironisnya, bullying ini bukan hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga secara verbal, dengan kata-kata yang menyakitkan hati dan menghancurkan semangat orang lain. Lebih menyedihkan lagi, hal ini juga ditemukan di kalangan orang-orang berpendidikan yang seolah-olah menganggap remeh persoalan ini dan dijadikan sebagai “pemanis” kata-kata untuk menambah kemeriahan dan keseruan diskusi ataupun pembicaraan mereka.
Apa yang dikhawatirkan dari persoalan ini benar-benar telah terjadi pada hari ini. Manusia telah menganggap remeh persoalan ini, padahal Allah ‘Azza wa Jalla telah melarang kita untuk mencela dan menghina orang lain dengan alasan apapun itu. Allah ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Terjemahnya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat/ 49:11).
Jamaah sekalian, lisan adalah salah satu nikmat besar yang Allah karuniakan kepada manusia. Namun, jika tidak dijaga, lisan bisa menjadi sumber dosa yang besar. Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi dalam kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin menyebutkan bahwa dosa lisan adalah salah satu sebab terbesar yang mengantarkan manusia kepada kebinasaan. Beliau menyebutkan beberapa bentuk dosa lisan, termasuk berbohong, ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dan mencela. Menurut beliau, mencela seseorang adalah salah satu perbuatan yang tidak hanya merusak hubungan antar manusia, tetapi juga menghancurkan kehormatan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengingatkan kita tentang urgensi menjaga lisan dalam sabdanya:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah dan Hari Akhir harus tercermin dalam setiap aspek kehidupan seorang muslim, termasuk dalam cara berbicara. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memberikan dua pilihan kepada kita: Mengatakan hal yang baik, yaitu ucapan yang mendatangkan manfaat bagi diri sendiri atau orang lain, atau Diam jika tidak ada kebaikan dalam ucapan yang hendak disampaikan. Hadis ini adalah pedoman hidup yang sederhana tetapi sangat mendalam. Dengan menjaga lisan, seorang muslim tidak hanya melindungi dirinya dari dosa, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia. Berkata baik atau diam adalah tanda kebijaksanaan dan keimanan yang kuat.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Urgensi lisan dalam kehidupan manusia juga nampak dari larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari beragam dosa dan maksiat melalui nikmat ini. Allah berfirman dalam Al-Quran:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
Terjemahnya: Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela (QS. Al-Humazah/ 104:1).
Ayat ini menunjukkan betapa besar dosa orang yang suka mencela orang lain, baik secara terang-terangan maupun secara sindiran. Para ulama tafsir, seperti Imam Al-Qurtubi, menjelaskan bahwa ayat ini tidak hanya mencakup celaan lisan, tetapi juga perbuatan yang menyakitkan hati orang lain, termasuk dengan isyarat atau sindiran. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ
Artinya: Orang mukmin bukanlah pencela, bukan pelaknat, bukan orang yang berkata keji, dan bukan pula orang yang berkata kotor (HR. Tirmidzi).
Hadis ini mengajarkan bahwa seorang mukmin sejati harus menjaga lisannya dari segala ucapan buruk. Celaan, meskipun tampaknya sepele, dapat membawa dampak besar dalam kehidupan seseorang. Ada sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim tentang seorang wanita ahli ibadah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang wanita tersebut, yang rajin salat malam, berpuasa, dan bersedekah. Namun, wanita itu juga dikenal suka menyakiti tetangganya dengan lisannya. Rasulullah menjawab: "Ia di Neraka." Hal ini menunjukkan bahwa amalan ibadah seseorang bisa terhapus karena dosa lisan, terutama jika ia suka mencela atau menyakiti orang lain. Ini adalah peringatan keras bagi kita semua, bahwa amal kebaikan tidak akan bermanfaat jika kita tidak menjaga lisan kita.
Ada pula kisah tentang seorang lelaki yang suka mencela orang lain dan bermacam-macam jenis kezaliman lainnya. Pada hari kiamat, ia akan datang membawa banyak pahala dari salat, puasa, dan sedekah, tetapi pahalanya akan diambil oleh orang-orang yang pernah ia sakiti dengan lisannya dan kedua tangannya. Rasulullah menyebut orang ini sebagai muflis, yaitu orang yang bangkrut di akhirat. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memperingatkan kita semua dari kebanyakan ucapan yang dianggap remeh di dunia:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ سَبْعِينَ خَرِيفًا
Artinya: Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang mendatangkan murka Allah, yang ia anggap remeh, tetapi karena itu ia dilemparkan ke dalam neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan (HR. Tirmidzi).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Para ulama sepakat bahwa lisan adalah cerminan dari apa yang ada di dalam hati. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan, “Hati adalah raja, dan anggota tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula seluruh pasukannya. Namun jika rajanya rusak, maka rusak pula pasukannya.” Salah satu pasukan terpenting itu adalah lisan. Apa yang keluar dari lisan mencerminkan kebersihan atau kekotoran hati seseorang. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Artinya: Ketahuilah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka, menjaga lisan adalah langkah awal untuk menjaga kebersihan hati. Jika lisan kita dipenuhi dengan kata-kata baik, dzikir, dan nasihat yang membangun, maka hati kita akan menjadi bersih dan bercahaya. Sebaliknya, jika lisan digunakan untuk mencela, mencaci, atau menyebarkan kebencian, maka hati akan menjadi kotor, penuh dengan dendam, dan jauh dari cahaya petunjuk Allah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ
Terjemahnya: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang baik.' Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka (QS. Al-Isra/ 17:53)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa syaitan selalu memanfaatkan lisan manusia untuk menanamkan permusuhan. Ketika hati tidak terjaga, syaitan akan mudah mempengaruhi lisan untuk mengucapkan kata-kata yang menyakitkan. Karena itu, menjaga lisan adalah cara efektif untuk menghalangi syaitan merusak hati kita.
Orang yang menjaga lisannya akan merasakan kedamaian dalam hatinya. Ia tidak akan terjebak dalam konflik, permusuhan, atau rasa bersalah akibat menyakiti orang lain. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Barang siapa menjamin untukku apa yang ada di antara dua bibirnya (lisan) dan apa yang ada di antara dua pahanya (kemaluan), maka aku menjamin baginya surga." (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga lisan bukan hanya untuk keselamatan di dunia, tetapi juga kunci keselamatan di akhirat. Orang yang lisannya terjaga akan lebih mudah untuk menjaga hatinya tetap bersih dari penyakit hati seperti sombong, iri, dan dengki.
Jamaah sekalian, jelaslah bahwa menjaga lisan adalah kewajiban yang tidak bisa diabaikan oleh seorang muslim. Jangan biarkan celaan atau ucapan buruk menjadi penyebab kehancuran kita di dunia maupun akhirat. Sungguh, lisan yang tidak terjaga dapat menjadi penyebab kehancuran kita di akhirat. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita wajib menjauhi ucapan yang menyakiti orang lain, apalagi yang merendahkan, menghina, atau memprovokasi. Mari kita berkomitmen untuk berkata baik atau diam, sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ajarkan. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang menjaga lisannya dari segala keburukan. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Kaum muslimin yang berbahagia!
Setelah memahami bahaya lisan, kita perlu bertanya: Bagaimana seharusnya seorang muslim menyikapi bullying, terutama bullying verbal, yang sering terjadi di sekitar kita?
- Jangan Membalas dengan Keburukan
Allah memerintahkan kita untuk membalas keburukan dengan kebaikan. Firman-Nya:
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ...
Terjemahnya: Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik (QS. Fussilat/ 41:34).
Sebagai muslim, kita diajarkan untuk bersabar dan tidak terprovokasi. Olehnya, sedapat mungkin kita menyikapi segala keburukan dengan kebaikan, dan jangan pernah membalas keburukan dengan keburukan pula, baik dengan keburukan yang sama apalagi yang lebih besar darinya.
- Melindungi yang Lemah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak akan menzaliminya, tidak akan menyerahkannya kepada musuh, dan tidak akan menghinanya." (HR. Muslim).
Hadis ini mengajarkan kepada kita bagaimana menyikapi tindakan kezaliman, termasuk celaan yang diucapkan oleh seseorang, dengan menjadi pelindung bagi mereka yang menjadi korban bullying, bukan malah menjadi bagian dari pelaku.
- Mendidik Generasi dengan Akhlak Mulia
Bullying hanya akan berkurang jika kita semua, baik orang tua, guru, maupun masyarakat, berperan aktif mendidik generasi muda dengan akhlak mulia. Rasulullah adalah teladan terbaik dalam berbicara dan bersikap. Olehnya, jika seorang pendidik apalagi tokoh agama justru mencontohkan akhlak buruk dengan mencela atau membullying orang lain, maka kita butuh kerja keras yang nyata untuk membangun kembali akhlak dan moralitas bangsa ini dengan sebaik-baiknya.
- Mengingatkan Pelaku dengan Bijak
Jika kita melihat seseorang melakukan bullying, jangan diam. Ingatkan ia dengan cara yang baik, sesuai perintah Rasulullah: "Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi.” Kemudian ada seseorang bertanya tentang bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim? Beliau menjawab, “Kamu cegah dia dari berbuat zalim, maka sesungguhnya engkau telah menolongnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadirin yang dimuliakan Allah, marilah kita berkomitmen untuk menjaga hati dan lisan kita, agar tidak menjadi penyebab keburukan di dunia maupun akhirat. Bullying adalah musuh bersama yang harus kita lawan dengan akhlak mulia dan keimanan yang kokoh.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang senantiasa menjaga lisan dan hati, sehingga kita mendapatkan ridha-Nya di dunia dan akhirat.
Jamaah sekalian, izinkan pula kami untuk mengingatkan diri pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk memperbanyak dua buah ibadah kepada Allah. Pertama, Mari memperbanyak doa kita kepada Allah, secara khusus untuk keselamatan saudara-saudara kita di Palestina. Karena telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa pada hari jumat terdapat satu waktu yang singkat, tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah pada waktu tersebut melainkan doanya pasti akan diijabah. Kedua, mari memperbanyak salawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah:
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download PDFnya di https://bit.ly/JagaHatiDanLisan