GELORA PANAS DAN TAFAKUR ILAHI

Naskah Khutbah
Asdar
21 Aug 2025
GELORA PANAS DAN TAFAKUR ILAHI

JUMAT, 28 Safar 1447 H / 22 Agustus 2025 M
 Oleh Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si., Ph.D.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Tidak henti-hentinya kita memuji Allah Ta’ala yang karunia dan nikmatnya tidak putus-putusnya untuk kita semua. Dengan semua dosa yang telah kita lakukan, dengan semua maksiat yang kita kerjakan, dengan semua kelalaian kita dalam mengingatnya, Allah Ta’ala masih memberikan kita kesempatan untuk bernafas dan menikmati berbagai nikmat di dunia ini.

Tentu saja di atas semua itu, nikmat paling berharga yang harus kita syukuri adalah kesempatan untuk bertaubat kepada Allah, seperti yang diberikan pada kita di siang hari Jum’at penuh berkah ini.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Hari-hari ini kita sedang merasakan teriknya hawa panas, musim yang menyengat, matahari kian garang memancarkan sinarnya, seakan-akan cemeti nyalanya mengenai bumi dan badan. Dalam situasi itu, kita berusaha mencari naungan yang teduh, hembusan angin yang sejuk, dan air dingin yang menyegarkan.

Karena itu, bersama panasnya musim, ada banyak hal yang penting untuk kita renungkan. Kita harus dan perlu menjadikan momentum ini sebagai momentum menasehati dan memperingatkan diri kita. Kenapa? Karena kehadiran siang dan malam, bulan-bulan dan tahun-tahun, musim panas dan musim dingin—semuanya adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang ditegakkan sebagai pelajaran dan peringatan: pelajaran tentang perubahan keadaan dan berlalunya hari-hari.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Allah mengingatkan banyak nikmat-Nya kepada manusia, di antaranya pergiliran malam dan siang serta musim dingin dan panas. Dialah yang membolak-balikkan hari dan bulan, melipat tahun dan masa. Allah berfirman:

يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ

Terjemahnya: “Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.” (An-Nur/ 24:44).

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Terjemahnya: “Katakanlah (wahai Muhammad): ‘Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan siang atasmu terus-menerus sampai Hari Kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam untuk kalian beristirahat di dalamnya? Tidakkah kalian mencermatinya?” (Al-Qashash/ 28:72)

Di saat kita merasakan panas yang membakar ini, kita teringat akan nikmat-nikmat yang Allah anugerahkan untuk melindungi kita dari teriknya musim: naungan yang teduh, pepohonan yang rimbun. Allah berfirman:

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ

Terjemahnya: “Allah menjadikan bagi kalian dari apa yang Dia ciptakan berbagai naungan; dan Dia jadikan bagi kalian tempat berlindung di pegunungan; dan Dia jadikan bagi kalian pakaian yang melindungi kalian dari panas dan pakaian yang melindungi kalian dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atas kalian agar kalian berserah diri.” (An-Nahl/ 16:81).

Pernah sekelompok orang beralasan dengan panas untuk tidak ikut bersama Rasulullah ﷺ; maka Allah mengancam mereka dengan panasnya neraka Jahanam. Allah berfirman:

فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ

Terjemahnya: “Orang-orang yang ditinggalkan merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah; mereka berkata: ‘Janganlah kalian berangkat (pergi) dalam panas.’ Katakanlah: ‘Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas(nya), jika mereka mengetahui.’” (At-Taubah: 81)

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Panasnya musim panas mengisyaratkan panasnya Jahanam. Api yang Allah anugerahkan di dunia—untuk memasak dan memenuhi kebutuhan hidup kita—adalah kenikmatan sekaligus pengingat akan api Jahanam.

Jika kita melihat api dunia yang menyala saat memasak misalnya, renungkanlah betapa panasnya nyala api Neraka Allah.

Jika kita berjalan di bawah panas matahari yang Terik, maka bayangkanlah seperti apa panasnya matahari di Padang Mahsyar saat matahari sangat dekat di atas kepala manusia.

Begitulah, jamaah sekalian, sengatan panas di dunia adalah sesungguhnya adalah ayat-ayat kauniyah yang Allah gunakan untuk menakut-nakuti hamba-Nya, agar mereka bertakwa, ingat, dan bertaubat dari kelalaiannya. Panas yang merampas tidur, membuat dada sesak, dan menguras keringat itu adalah tanda dari-Nya: pengingat bagi yang lalai dan azab bagi jiwa-jiwa yang lalai mengingat Allah.

Dalam sejarah manusia, Allah juga telah mengazab kaum-kaum durhaka dengan panas, karena mereka mendustakan para nabi dan rasul serta melakukan kerusakan di bumi: merusak akidah dan akhlak.

 Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, mengatakan tentang kaum Nabi Syuaib aalaihissalam dalam ayat:

فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

“Maka mereka  pun mendustakannya, hingga mereka pun ditimpa azab pada hari naungan; sungguh azab hari itu adalah azab yang besar.” (Asy-Syu’ara/ 26:189).

Beliau (Ibnu Abbas) berkata: Bahwa Allah mengirimkan kepada mereka angin panas (samum) dari Jahanam selama tujuh hari hingga panas memasak tubuh mereka; rumah menjadi membara, air sumur dan mata air mendidih. Mereka lari dari rumah, tetapi angin panas itu memburu mereka. Allah menimpakan matahari dari atas dan panas membakar dari bawah, hingga daging kaki-kaki mereka terkelupas. Lalu muncul naungan seperti awan hitam; mereka bergegas berlindung di bawahnya, merasakan sejuk dan nikmat. Ketika mereka semua terkumpul, naungan itu menutup dan menurunkan hujan api, maka binasalah mereka, sedangkan Syu’aib dan orang-orang beriman diselamatkan.

Itu semua-jamaah sekalian-hanya sebuah miniatur tentang adzab yang Allah siapkan untuk para pendurhaka di Akhirat nanti. Pesan pentingnya adalah: “Jika adzab dan siksa dunia saja sudah sesengsara itu, bagaimana pula dengan adzab Akhirat nanti?”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.

Panas dunia sebagai persiapan menghadapi panas akhirat

Hari-hari ini panas semakin menyala, angin terasa kering, matahari melayukan kulit. Manusia berbondong-bondong ke tepi sungai dan pantai untuk mendinginkan badan. Namun ketahuilah, panas dunia ini hanyalah pengingat dari panas akhirat. Teriknya matahari di dunia mengingatkan kita akan dekatnya matahari pada Hari Kiamat: hari yang panjang dan sulit, sesak oleh kerumunan dan panas, hebat ketakutannya, keringat mengalir deras.

Bila kita merenungi itu, kita tahu: panas siang di tempat terpanas di dunia tak ada apa-apanya dibanding panas hari yang agung itu; keluh kesah kita karena panas, walau dengan segala pendingin dan kenyamanan, tak sebanding dengan keluh kesah pada hari itu. Allah berfirman:

يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ ‌سُكَارَى وَمَا هُمْ ‌بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ

              Terjemahnya:  “(Itu adalah) hari ketika kamu melihat setiap wanita yang menyusui lupa terhadap anak susunya, dan setiap wanita hamil melahirkan kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk; akan tetapi azab Allah itu sangat keras.” (Al-Hajj/ 22:2).

Lalu apa yang telah kita siapkan untuk hari berat yang tiada naungan kecuali naungan Allah? Bayangkan: kita dibangkitkan tanpa alas kaki, tanpa busana, tak ada yang melindungi dari panas matahari dan jilatan apinya; satu hari yang kadarnya lima puluh ribu tahun, manusia berharap keluar darinya walau kepada apa saja.

Bila panas musim panas dapat membakar hutan, memaksa manusia bersembunyi di rumah, bahkan berpindah dari negeri panas ke negeri dingin—padahal panas dunia hanyalah satu hembusan dari hembusan Jahanam—lalu bagaimana panas Jahanam itu sendiri?

Maka itulah misi kita dalam usia dunia yang tersisa ini adalah bekerja keras untuk menyelamatkan diri dari itu semua dengan berkomitmen menjaga ketakwaan dan merawat keimanan serta ibadah kita kepada Allah Ta’ala.

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


Download PDfnya di https://bit.ly/GeloraPanasDanTafakurIlahi