Alhamdulillah Segala puji syukur kepada Dzat yang telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Sholawat beserta salam tercurah kepada Baginda kita Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Allah subhanahu wata'ala berfirman :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
[Q.S. Ar-Rum 21]
Para pembaca yang dirahmati Allah, saat ini kita lihat bahwasanya diantara kantor yang paling banyak pengunjungnya adalah Kantor Pengadilan Agama. Terkadang jika penulis lewat di depan kantor tersebut antara pukul 8 sampai 2 siang tidak pernah sepi dan Sudah dimaklumi bahwa kebanyakan yang hadir di sana kalau tidak cerai ya gugat kepada pasangan yang sah.
Mari kita sejenak menghirup nafas segar, kosongkan pikiran, dan tetap berzikir kepada Allah sambil melanjutkan membaca artikel ini.
Pernikahan yang syar'i. Allah Subhanahu Wata'ala syari'atkan agar kita sebagai manusia memiliki ikatan suci dan menjadi saksi atas cinta seorang laki-laki kepada perempuan dan sebaliknya.
Pernikahan ketika dilandasi dengan niat yang baik untuk mengamalkan perintah Allah, maka hal ini akan menjadi sebab ketenangan dalam hati pada kedua pasangan, ketentraman dalam hidup, dan menyalurkan cinta di tempat yang tepat, yang sering kita kenal sebagai sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Pertemuan di pelaminan yang suci juga menunjukkan penghargaan bagi wanita muslimah, bahwasannya laki-laki tidak dengan mudah memegang, menyentuh, dan sebagainya kepada para wanita, akan tetapi harus dengan syarat yang ketat baru seorang perempuan muslimah boleh disentuh.
Yaa, tidak ada pilihan kecuali menjadi pendamping hidup. Itulah tantangan yang harus dilewati laki-laki sejati agar bisa menyentuhnya. Karena anda, wahai para muslimah, dimuliakan di dalam agama Islam ini bagaikan ratu yang dipingit di dalam istana.
Hal ini juga menjaga para wanita dari perlakukan yang tidak baik, ikatan pernikahan akan menjaga, mengikat dan mendatangkan kepada dua insan rasa cinta yang sejati kepada pasangan yang sah dan tidak dipermainkan laki-laki hidung belang.
Adapun mereka yang memiliki ikatan cinta di luar pernikahan, yakinlah itu hanyalah fatamorgana yang semu dan akan hilang ketika ada masalah kecil dan akan berujung perpisahan di dunia, dan di akhirat harus siap menanggung panasnya api neraka.
Tentu saja membangun bahtera rumah tangga tidak semudah apa yang kita saksikan di sinetron di televisi atau film-film yang diputar di bioskop. Hanya berkutat antara senang, traveling, makan, memberi hadiah bunga dan seterusnya. Akan tetapi lebih dari itu pasti di balik kehidupan berumah tangga yang hakiki pasti akan ada retakan, goncangan, bahkan akan ada terpaan badai yang hanya bisa ditenangkan oleh kekuatan cinta berlandaskan iman.
Makanya sebelum menikah kenapa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan tolok ukur wanita yang akan dinikahi dinilai dan dilihat dari agamanya? Hal ini memang merupakan salah salah satu kunci terbesar keberhasilan rumah tangga ke depannya kelak.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
"Wanita umumnya dinikahi karena 4 hal: hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Karena itu, pilihlah yang memiliki agama, kalian akan beruntung.”
( H.R. Bukhari dan Muslim)
Dan juga kenapa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menasehatkan bagi para ayah dan para gadis, jika datang kepada mereka (untuk melamar) seseorang yang diridhai akhlaknya dan agamanya agar tidak menolaknya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :
إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه إلا تفعلوه تكن فتنة في الأرض وفساد كبير
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (H.R. Tirmidzi)
Menetapkan tolok ukur bagi masing-masing adalah hak seseorang, akan tetapi jangan lupakan hal yang terpenting yaitu bagi calon pasangan pria harus memiliki agama dan akhlak yang baik dan dari calon wanita dari empat hal tadi utamakanlah agamanya maka anda akan beruntung.
Masalah dalam rumah tangga itu merupakan hal yang biasa, tidak ada satupun rumah tangga yang bersih sama sekali dari masalah. Bahkan rumah tangga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sekalipun.
Lantas Apa yang Harus Dilakukan agar Rumah Tangga Tetap Utuh?
1. Maklumilah Kekurangan Pasangan
Yah, tidak ada satupun pasangan di muka bumi ini yang sempurna, bahkan para istri Nabi dan Rasul sekalipun. Sebagai contoh kita akan sebutkan dari rumah tangga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Suatu ketika Aisyah berbicara dengan keras dan lantang kepada Rasulullah dari bilik kamar. Abu Bakar as-Siddiq yang saat itu bertamu di rumah Rasulullah segera mengetahui kalau anaknya (Aisyah) dan menantunya (Rasulullah) sedang berseteru.
Mendapati hal itu, Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu meminta izin Rasulullah untuk menemui putrinya. Ketika sudah berhadapan dengan Aisyah, Abu Bakar langsung mengangkat tangannya hendak memukul Aisyah karena telah berbicara keras dengan Rasulullah. Namun kemudian Rasulullah mencegahnya.
Coba bayangkan seseorang yang paling sempurnapun di muka bumi, istrinya pernah mengangkat suara, lalu bagaimana dengan manusia pada umumnya. Oleh karena itu tidak ada hal yang paling bisa mempertahankan keutuhan rumah tangga dari kekurangan yang ada pada pasangan kecuali memaklumi segala kekurangan yang ada.
Ini juga diantara hikmah kenapa Nabi dilipih dari bangsa manusia, agar kita bisa mencontoh Beliau dalam hal apapun termasuk dalam masalah manajemen keluarga. Kalau anda tetap ngotot dengan ego sendiri saya yakin perceraian tidak dapat dihindari.
2. Tingkatkan Pengertian kepada Pasangan
Para muslimah yang semoga Allah menjaga anda, ada hal yang sangat menonjol dari diri laki-laki, bahwasannya ternyata mereka kurang peka jika diajak berkomunikasi dengan hanya menggunakan bahasa isyarat (kode-kode-an). Jika anda hanya menggunakan bahasa isyarat dan laki-laki tidak peka maka maklumilah karena memang susunan syaraf otak antara mereka dan anda itu berbeda.
Ingat, perceraian biasanya terjadi karena kurangnya pengertian kepada pasangannya.
3. Pintaralah dalam Merangkai Kata
Jika anda menginginkan sesuatu agar dilakukan oleh suami, jangan sekali-kali menggunakan kata-kata perintah atau kata-kata yang kasar dan terkesan dari atasan untuk bawahan. Misalnya :
"Pak, Belikan telur, tidak lihat terlurnya sudah habis?!"
"Mas, Berangkat keja sana dasar pemalas."
"Sudah siang belum bangun? Mau makan apa kita hari ini?"
Para suami sangat membenci kata-kata yang seperti ini. Walaupun sebagian tidak mengungkapkannya. Akan tetapi dalam hatinya yang terdalam dia akan merasa sedih karena istrinya berkata seperti itu. Padahal terkadang masalah ini hanyalah karena salah dalam pemilihan kata dalam berkomunikasi meski maksudnya baik.
Oleh karenanya para istri wajib belajar menyusun kata-kata yang bisa meluluhkan hati suami, buatlah hal itu dengan merangkai kata-kata yang manis yang bisa dipahami oleh sang suami. Gunakanlah kekuatan sastra dan gombalan terbaik yang bisa meluluhkan hatinya. In sya Allah suami akan luluh dan memberikan apapun yang anda inginkan.
Sebagai contohnya :
"Sayang, sepertinya malam ini cuacanya cerah, mau nggak jalan-jalan berdua?"
"Abi, Abi hari ini mau makan apa? Sekalian ummi mau belanja".
"Sepertinya Kakak capek sekali seharian bekerja, mau adek buatkan kopi sambil dipijit?
Itu hanya sebagian contoh saja, bisa anda kembangkan sendiri. Intinya tempatkanlah para suami sebagai Raja yang ada dirumah dan anda sebagai pelayannya. Lihatlah perubahan beberpa hari kedepan anda akan lihat suami bertekuk lutut dihadapan anda.
4. Ketika Permasalahan Meruncing
Cobalah untuk duduk bersama di dalam kamar dan bicarakan dengan hati yang dingin apa sebab utama dari masalah ini.
Masalah adalah musuh bersama antara suami dan istri, jangan jadikan dia pemisah kalian, jadikanlah diri kalian bersatu untuk menghadapinya. Satukan fikiran, satukan tujuan, satukan strategi untuk menghadapinya.
Sebagai permisalan, akan sangat bodoh jika suatu negara diserang oleh negara lain dari berbagai sisi akan tetapi antara warga negaranya saling berperang, kaidah yang penting dalam pertahanan adalah, negara lain tidak akan mudah menguasai sebuah negara jika mereka bersatu dan negara lain akan cepat menguasai jika ada konflik internal di antara warga negara.
Oleh karenanya menyatukan hati, fikiran, dan tenaga untuk menghadapi musuh bersama sangatlah penting. Dan tidak ada yang menyukai konflik internal kecuali musuh dan orang-orang yang memiliki sifat munafik. Intinya, jadikanlah pasangan anda partner dalam menyelesaikan masalah dan menyelamatkan bahtera rumah tangga.
5. Panggilah Pasangan dengan Panggilan Termanis ketika Marah
Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada istrinya Aisyah Radhiyallahu anha. Begini ceritanya:
Suatu ketika Aisyah Radhiyallahu Anha sedang marah kepada Rasulullah. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendekatinya.
Pada mulanya Aisyah takut karena mungkin saja beliau berbalik marah akan tetapi ternyata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membisikkan sesuatu di telinga Aisyah, "Wahai Khumaira (gadis yang kemerah-merahan pipinya) …". langsung padam kemarahan Aisyah.
Maka para suami jangan sampai kemarahan anda pada istri diluapkan dengan kata-kata yang kasar, apalagi pukulan dan yang lainnya. Luapkanlah kemarahan anda menjadi kata-kata yang manis. Maka anda akan mendapatkan sesuatu yang belum pernah anda dapatkan sebelumnya.
6. Ingatlah Perceraian DibencioOleh Allah namun Paling Disenangi oleh Syaithan
Ya, perceraian merupakan hal yang dibenci oleh Allah. Diriwayatkan dari sahabat Ibnu 'Umar Radhiyallahu Anhuma, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam :
أبغض الحلال إلى الله عز وجل الطلاق
"Sesuatu yang halal tapi sangat dibenci oleh Allah Subhanahu Wata'ala adalah talaq" (H.R. Abu Daud Dan Ibnu Majah)
Sebagian menganggap riwayat Abu Daud ini dha'if karena mursal dan dalam riwayat Daar Quthni dari sahabat Mu'adz bin Jabal Radliyallahu anhu, dha'if dikarenakan ada perowi bernama Humaid bin Malik. Ibnu hajar mengatakan bahwa Ibnu Abi Hatim dan Darul Quthni menganggap hadits ini dha'if.
Akan tetapi Syaikh bin Baz rahimahullah mengatakan :
الحديث صحيح رواه النسائي وجماعة بإسناد صحيح[1]، وهو يدل على أن ترك الطلاق أفضل إذا لم تدع الحاجة إليه [2]
"Bahwa hadits ini shohih dari riwayat an-Nasa'i dan para perowi yang lain, dan hadits ini menunjukkan meninggalkan talaq lebih afdhal ketika tidak ada keperluan yang mendorong kepadanya".
Dan lebih dari itu bahwasanya syaithan sangat bangga ketika melihat pasangan suami istri yang sah bercerai dan akan memberikan penghargaan bagi (pasukannya) yang bisa memisahkan suami dari istrinya dan sebaliknya. Maka jika kita sudah tahu bahwa syaithan senang dengan perceraian maka buatlah dia sedih dan menangis karena tidak bisa memisahkan anda.
7. Pikirkanlah Nasib Anak Kalian
Sebagian pasangan terlalu tergesa-gesa ketika mengucapkan kata cerai, padahal efek dari perceraian itu tidak hanyak berakibat kepada mereka berdua. Akan tetapi lebih dari itu akan berakibat kepada anak-anak mereka.
Kebanyakan anak-anak jalanan yang menjadi “anak nakal”, membegal dan sebagainya mereka adalah hasil dari didikan orang tua yang kurang baik dari keluarga yang broken home, sebab orang tua yang bercerai dan sebagainya.
Memutuskan tali silaturahim kepada keluarga perempuan dan seterusnya. Intinya efek negatif yang akan ditumbulkan sangatlah banyak.
Dipenghujung artikel yang sangat singkat ini penulis tidak bisa men-cover semua hal yang dapat digunakan untuk membendung angka perceraian yang ada di negara kita. Yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki keluarga kita, jadikan rumah kita surga bagi kita jangan sebaliknya menjadikan rumah sebagai neraka dan sampai merasa sumpek dan sempit.
Marilah kita sama-sama meminta taufiq dari Allah agar keluarga kita dapat menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, taman bagi anak-anak kita dan surga bagi keluarga kita. Yakinlah ketika Allah memberikan ujian kepada bahtera rumah tangga anda tidak untuk menporak-porandakan akan tetapi agar kita lebih bersyukur kepada nikmat kita memiliki pasangan dan menguatkan kita menjadi nakhoda di kapal kita.
____
YOSHI PUTRA PRATAMA
(MAHASISWA UIM KSA)