JUMAT, 30 RAMADAN 1444 H / 21 APRIL 2023
Oleh : Alif Jumai Rajab, Lc.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أيها الناس رحمكم الله
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Dari nikmat Kesehatan, waktu luang, terlebih lagi dua nikmat yang besar yang Allah tanamkan di dalam hati kita masing-masing yaitu nikmat iman dan Islam. Mereka yang memiliki kedua nikmat ini tertancap dengan kokoh di hatinya, niscaya mereka pulalah orang-orang yang banyak meramaikan masjid-masjid Allah, mereka pulalah orang-orang yang terhindar dari sifat-sifat kemunafikan.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarganya, para sahabat, para tabi’in, serta para ulama yang telah memberikan contoh yang baik pada kita.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Umat Islam saat ini sudah memasuki hari terakhir dari bulan Ramadhan. Karenanya, salah satu yang harus dilakukan adalah mengoreksi diri sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan kemarin sampai hari ini, apakah kualitas dan kuantitas ibadah sudah sesuai yang diharapkan?
Apabila sudah, mari jaga sekuat tenaga hingga detik-detik terakhir kepergiannya. Jika belum sesuai dengan ekspektasi, mari tingkatkan dengan sebaik-baiknya di sisa waktu sebelum kepergiannya. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
اِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِالْخَوَاتِمِ
Artinya:
“Bahwa setiap amal tergantung dengan akhirnya.” (HR. Bukhari no. 6607).
Ibarat membangun sebuah rumah, ia telah sampai pada tahap akhir dan inilah yang sangat menentukan. Kalau finishing-nya bagus, akan jadi rumah yang indah, namun jika endingnya dikerjakan hanya dengan asal-asalan, tentu rumah yang dibangun dengan susah payah itu tidak akan sempurna. Oleh karenanya pada kesempatan khutbah di akhir Ramadhan ini, kami memiliki beberapa catatan penting yang menjadi pelajaran buat kami pribadi dan juga jamaah sekalian. Di antaranya;
- Beribadah itu sampai mati.
Ramadhan adalah tamu dan setiap tamu pasti akan pergi. Begitu pun kita hidup di dunia ibarat seorang tamu yang juga suatu saat pasti akan pergi. Ramadhan bukanlah batas akhir dalam ibadah, namun ibadah batasnya ketika jiwa keluar dari badan. Di depan kita masih ada Syawal, Dzul Qa’dah, Zulhijjah dan bulan-bulan lainnya yang penuh dengan kebaikan. Rabb yang kita sembah di bulan Ramadhan pun juga sama dengan Rabb yang kita sembah di bulan-bulan lainnya.
Jadilah hamba yang Rabbani dan jangan menjadi hamba Ramadhan saja, yaitu yang beribadah hanya ketika bulan ramadhan tiba. Di antara salaf, ada yang bernama Bisyr pernah menyatakan,
بِئْسَ القَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَيَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا
Artinya:
“Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang salih yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 390)
Beribadahlah sampai kematian itu datang. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala;
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Terjemahnya:
“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr: 99).
Al-Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa Allah tidak menjadikan batasan waktu untuk beramal bagi seorang mukmin kecuali kematian. (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 392)
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
- Jangan pernah merasa cukup dalam beramal.
Di antara kebaikan yang dibawa oleh Ramadhan ialah dilipat gandakan pahala di dalamnya. Namun jangan jadikan hal itu sebagai alasan untuk cukup dalam beramal setelah Ramadhan berlalu.
Selalu iringi amalan tersebut dengan rasa cemas, takut dan berharap Allah menerima amalan tersebut. Ingatlah kisah kedua putra Adam alaihi salam sebagaimana disebutkan dalam surah al-Maidah ayat 27, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
Terjemahnya:
“Ceritakanlah (Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah; 27).
Dialog antara kedua saudara ini mengajarkan kepada kita, bahwa tidak semua kebaikan diterima pahalanya oleh Allah. Ada yang lelah dan penat beramal namun yang ia rasakan hanyalah seperti itu tanpa mendapatkan ganjaran pahala. Hal itu dikarenakan, Allah hanya menerima yang datang dari orang yang bertakwa.
- Perbanyak berdoa agar Allah menerima amalan di bulan Ramadhan.
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan;
قَالَ بَعْضُ السَّلَفِ: كَانُوْا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
Artinya:
“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka bisa berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan berikutnya agar Allah menerima amalan mereka.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 369).
Dan di antara doa yang baik untuk kita perbanyak membacanya, ialah doa yang diajarkan Nabi Ibrahim dalam surah al-Baqarah;
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Terjemahnya:
“Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 127).
Selalu bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Di antara hal yang juga perlu kita perbanyak baik itu di dalam bulan Ramadhan atau pun di luar bulan Ramadhan, ialah memperbanyak syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Tentu saja untuk mengaplikasikan firman Allah subhanahu wa ta’ala;
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Terjemahnya:
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim:7).
Mengenai surah Ibrahim ayat ketujuh ini, Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, Allah akan menjadikannya semakin taat.” Ar-Rabi’ berkata, “Siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, maka Allah akan menambahkan karunia.” Muqatil berkata, “Siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, maka Allah akan menambahkan baginya kebaikan di dunia.” (Lihat Zaad Al-Masiir, 4:347).
Begitu pula terhadap nikmat yang terlihat kecil dan sepele, syukurilah. Jika nikmat kecil saja tidak bisa disyukuri, bagaimana lagi dengan nikmat yang besar. Dalam hadits disebutkan,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
Artinya:
“Barang siapa yang tidak mensyukuri sesuatu yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4:278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 667, 2:272).
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Demikianlah 4 catatan penting di akhir Ramadhan, semoga Allah senantiasa memberikan kepada kita keistiqamahan dalam menjaga keimanan ini dengan mengikuti sunnah-sunnah nabi shallallahu alaihi wa sallam.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Ibnu Rajab al-Hambali pernah mengatakan;
ثَوَابُ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا
Artinya:
“Balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya.” (Lathaif al-Ma’arif, hal. 388).
Juga perkataan Ibnu Katsir ketika membahas tafsir surat Al-Lail,
مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا
Artinya:
“Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 583).
Berarti tanda amalan Ramadhan kita diterima adalah menjadi lebih baik selepas Ramadhan atau minimal menjaga kebaikan yang telah ada. Dan di antara kebaikan yang bisa dilakukan setelah Ramadhan berlalu ialah puasa pada bulan Syawal.
Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Hal ini dapat dilihat dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)
Pada hadis ini terdapat dalil tegas tentang dianjurkannya puasa enam hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang dipilih oleh mazhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan mereka. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)
Adapun beberapa hal yang perlu dipahami mengenai puasa syawal;
Puasa syawal boleh mulai dikerjakan sehari setelah idul fitri.
Qodho’ puasa Ramadhan itu lebih diutamakan sebelum berpuasa syawal, kecuali bagi mereka yang takut ketinggalan puasa syawal. Seperti Wanita yang takut masa haidnya datang sedangkan waktu bulan syawal sisa beberapa hari lagi, kasus seperti ini boleh baginya untuk mendahulukan syawal.
Boleh melakukan puasa Syawal tanpa berurutan dan boleh mengakhirkan sebagaimana juga boleh dilakukan di awal bulan Syawal (sehari setelah idulfitri).
Demikianlah, Semoga Allah senantiasa memberi taufik pada kebenaran. Hanya Allah yang memberi petunjuk dan hidayah.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَأَنْتَالْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Download PDFnya di https://bit.ly/CatatanPentingdiAkhirRamadhan