AMALAN RINGAN BERBUAH RAHMAT-NYA

Naskah Khutbah
Asdar
27 Oct 2022
AMALAN RINGAN BERBUAH RAHMAT-NYA

JUMAT, 02 Rabiul Akhir 1444 H / 28 Oktober 2022 M

Oleh Muhammad Ode Wahyu, S.H., S.Pd.I.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللِه فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Setiap kita berharap meraih rahmat (kasih sayang) Allah Azza wajalla. Hal itu karena rahmat Allah yang menjadi sebab setiap manusia masuk ke dalam surga. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

سَدِّدُوا وقارِبُوا، وأَبْشِرُوا، فإنَّه لَنْ يُدْخِلَ الجَنَّةَ أحَدًا عَمَلُهُ قالوا: ولا أنْتَ؟ يا رَسولَ اللهِ، قالَ: ولا أنا، إلَّا أنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ منه برَحْمَةٍ، واعْلَمُوا أنَّ أحَبَّ العَمَلِ إلى اللهِ أدْوَمُهُ وإنْ قَلَّ.

Artinya : Tujulah kebenaran, mendekatlah dan bergembiralah. Karena amal yang dilakukan setiap orang tidak bisa memasukkan ke dalam surga, Para sahabat bertanya, "Bahkan engkau wahai Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ya, bahkan saya. Kecuali Allah Azza wajalla melimpahkan rahmatNya kepada saya. Dan ketahuilah bahwa amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus dilakukan walaupun sedikit. (HR. Muslim No. 2818)

Hadits ini tidaklah menuntun kita untuk berhenti melakukan amalan. Akan tetapi, sebaliknya, yaitu anjuran untuk terus melakukan amalan. Karena untuk mendapatkan rahmat dan cinta Allah itu adalah dengan melakukan amalan. Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam hadits tersebut:

واعْلَمُوا أنَّ أحَبَّ العَمَلِ إلى اللهِ أَدْوَمُهُ وإِنْ قَلَّ

Artinya : Dan ketehuilah bahwa amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus dilakukan walaupun sedikit.

Hadits ini menunjukkan bahwa amalan manusia nilainya tidak sebanding dengan surga. Benar, amalan-amalan kita nilainya tidak sama dengan nilai surga yang begitu besar. Namun karena rahmat dari Allah, amalan-amalan itu kemudian berharga dan menjadi ukuran bagi manusia untuk masuk ke dalam surga.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Untuk meraih rahmat Allah itu, manusia rela melakukan berbagai amalan yang berbeda-beda. Semua bertujuan ingin meraih rahmat Allah azza wajalla. Ketahuilah, ada diantara amalan yang sederhana namun dapat menjadikan seseorang meraih rahmat Allah Azza wajalla.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Artinya : Orang-orang yang memiliki rasa kasih sayang akan dirahmati oleh Allah. Rahmatilah (sayangilah) makhluk-makhluk yang ada di bumi, niscaya Allah yang di langit akan menyayangi kalian. (HR. Tirmidzi No. 1924)


 

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Hadits ini memberikan kepada kita beberapa faidah, diantaranya:

Pertama, anjuran untuk saling mengasihi dan menjauhi rasa amarah terhadap makhluk. Sebab, rasa kasih sayang tidak akan muncul dalam diri seorang manusia jika amarah menguasai jiwanya. Rasa kasih sayang itulah yang disebut sebagai rahmat.

Kedua, pentingnya menjaga dan menumbuhkan rasa kasih sayang antar sesama manusia. Hal ini dengan menjaga tenggang rasa antar sesama manusia. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam banyak menyebutkan contoh tentang ini, misalnya dalam hal memberi salam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى الماشِي، والماشِي عَلَى القَاعِدِ، والقَلِيلُ علَى الكَثِيرِ

Artinya : Hendaklah seorang yang berkendara memberikan salam terlebih dahulu kepada yang berjalan kaki, yang berjalan kaki lebih dahulu memberikan salam kepada yang duduk dan yang jumlahnya sedikit memberikan salam terlebih dahulu kepada jama'ah yang jumlahnya lebih banyak. (HR. Bukhari no. 6233)

Hadits ini mengajarkan kepada kaum muslimin untuk memiliki rasa peka terhadap saudaranya. Seorang yang berkendara memberikan salam terlebih dahulu kepada yang berjalan kaki, hikmahnya dengan hal itu akan meredam sifat buruk sangka orang yang berjalan kaki kepada yang berkendara dan meredam sifat sombong yang bisa saja muncul dalam diri seorang yang berkendara. Rasa kasih sayang akan semakin kuat, karena setiap bertemu keduanya saling mendoakan keselamatan.

Demikian pada perkara yang lain. Misalnya, seorang yang berkendara hendaklah ia tidak membuang sampah sembarangan di jalan. Membuang sampah sembarangan di jalan ketika berkendara akan menimbulkan rasa jengkel masyarakat kepada pelakunya dan ia juga dengannya telah mengotori jalanan. Ini adalah sifat yang  tercela, tidak terpuji bahkan menyelisihi sifat orang-orang yang beriman. Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لإِيمانُ بضْعٌ وسَبْعُونَ، أوْ بضْعٌ وسِتُّونَ، شُعْبَةً، فأفْضَلُها قَوْلُ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأَدْناها إماطَةُ الأذَى عَنِ الطَّرِيقِ، والْحَياءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمانِ

Artinya : Iman itu ada 70 cabang lebih atau 60 cabang lebih, yang paling utama adama ucapan Laa Ilaaha Illallah (tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah) dan yang paling rendah adalah menghilangkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah bagian dari iman. (HR. Muslim. No. 35)

Hadits ini menjelaskan bahwa sifat orang beriman adalah menyingkirikan kotoran dan gangguan dari jalan, bukan malah mengotorinya. Karena itu, orang-orang yang membuang sampah di jalan menunjukkan mereka orang-orang yang sangat rendah keimananannya.

Membuang sampah di jalanan juga menunjukkan kesombongan dan keserakahan. Betapa tidak, begitu banyak tempat-tempat untuk membuang sampah, ia malah membuangnya di jalanan. Sungguh ini benar-benar perbuatan yang amat tercela.

Contoh lain dalam hal tenggang rasa ini adalah seseorang hendaknya tidak membunyikan musik, dangdutan atau karaokean dirumahnya dengan keras. Sebab suaranya bisa mengganggu saudaranya yang sedang istrahat di rumahnya. Ia mungkin saja terhibur di rumahnya dengan musik-musik tersebut, namun tetangganya bisa saja merasa terganggu dengannya. Apalagi, jika diantara mereka ada yang sedang sakit dan tidak senang mendengarkan suara-suara keras.

Terlebih lagi, adanya hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menunjukkan larangan akan perbuatan itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersadba:

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

Artinya : Sungguh akan ada sekelompok umatku yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan alat musik. (HR. Bukhari No. 5612)

Maka dari itu, hendaknya kembali lagi melihat hukum musik dalam Islam. Dan untuk mereka yang tetap melakukan sesuatu yang diharamkan ini, maka hendaknya tidak dengan suara keras agar tidak mengganggu orang-orang yang tidak menyukainya. Kita juga perlu menumbuhkan dan menguatkan tenggang rasa ini, karena ia merupakan bagian dari ajaran agama islam.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Faidah ketiga dari hadits yang kita sebutkan tadi adalah, Allah azza wajalla akan membalas amalan manusia sesuai dengan jenisnya. Jika kita mengasihi manusia, maka Allah akan membalas kasih sayang yang kita berikan kepada manusia dengan kasih sayang yang jauh lebih besar.

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Rahmatilah yang ada di bumi", menunjukkan bahwa anjuran memberikan kasih sayang itu tidak hanya pada manusia atau sesama muslim saja, tidak! Ini menunjukkan bahwa seorang muslim harus memberikan rasa kasih sayangnya kepada seluruh makhluk, muslim, non muslim, tumbuhan maupun binatang. Semua diberikan rasa kasih sayang sesuai dengan kadarnya masing-masing.

Keempat, hadits ini juga menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengedapankan rasa kasih sayang bukan agama yang memproklamirkan kekerasan atau perbuatan teror. Islam berlepas diri dari perbuatan sebagian orang yang mengatasnamakan Islam, lalu dengannya ia meneror dan menakut-nakuti manusia.

Islam adalah agama rahmat, agama kasih sayang. Islam justru menolak kekerasan dan kezaliman. Tidak ada ajaran dalam islam yang membolehkan seseorang berbuat semena-mena kepada orang lain.  Adapun jihad, syariat memiliki aturan tentangnya. Dan syariat jihad itu bukanlah sebuah aksi terror, melainkan syariat mulia untuk meninggikan kalimat Allah dengan aturan-aturan yang sangat jelas dalam syariat.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Kejadian baru-baru ini, ditangkapnya seorang wanita bercadar membawa senjata api yang motifnya untuk meneror. Ini sama sekali tidak dibenarkan dalam agama. Tapi, bukan berarti semua wanita yang bercadar memiliki sifat yang sama dengannya. Cadar adalah syariat islam dan tidak menjadi ciri aliran garis keras.

Allah Azza wajalla berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Artinya : Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab ayat 59)

Ayat ini dikenal dengan ayat hijab. Hijab atau cadar adalah syariat Allah yang mulia untuk memuliakan dan menjaga wanita, tidak ada hubungannya dengan aksi-aksi teror. Siapapun melakukan teror, maka itu merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan.

Mengaitkan cadar dengan aksi terorisme adalah kebodohan. Bagaimana mungkin mengaitkan wanita bercadar dengan aksi terorisme sedang kita sendiri meyakini bahwa tidak semua wanita yang memperlihatkan auratnya sebagai pekerja seks komersial?

Hendaknya kita senantiasa menambah ilmu agama kita, agar kita tidak mudah terprovokasi oleh orang-orang yang ingin merusak Islam, baik dari dalam ataupun dari luar juga tidak dibohongi oleh orang lain yang membuat citra buruk untuk agama islam.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah

Faidah kelima, berkasih sayang kepada makhluk merupakan amalan yang sangat sedehrana, namun amalan itu dapat mendatangkan rahmat atau kasih sayang dari Allah Azza wajalla. Oleh karena itu, kasihilah makhluk-makhluk yang hidup di bumi, dengannya Allah yang berada di langit akan memberikan rahmat atau kasih sayangNya.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالَى :

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


Download PDF-nya di https://bit.ly/AmalanRinganBerbuahRamhat

Baca Juga