JUMAT, 4 Zulkaidah 1446 H / 2 Mei 2025 M
Oleh Alif Jumai Rajab, Lc., M.Ag.
Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
أَيُّهَا النَّاسُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang bukan sekadar ucapan di lisan, tetapi yang tertanam di dalam hati dan nampak dalam perbuatan. Karena ketakwaan itulah bekal utama kita di dunia dan di akhirat.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah/ 2:197).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib ingin mengingatkan tentang salah satu prinsip penting dalam akidah Islam, yaitu walā’ dan barā’. Dua hal ini adalah pilar dalam menjaga kemurnian iman seorang Muslim.
Walā’ adalah kecintaan, loyalitas, pembelaan, dan kedekatan seorang Muslim kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman. Adapun barā’ adalah berlepas diri, membenci, dan menjauhkan diri dari kekufuran, kemusyrikan, serta orang-orang yang menentang agama Allah. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاۤءُ اَبَدًا حَتّٰى تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَحْدَهٗٓ
Terjemahnya: “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah. Kami ingkari (kekafiran) kalian, dan telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya hingga kalian beriman kepada Allah semata…’ (QS. Al-Mumtahanah/ 60:4)
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang Muslim pasti akan berinteraksi dengan orang-orang non-Muslim. Termasuk ketika ada di antara mereka yang meninggal dunia. Di sinilah pentingnya menjaga prinsip walā’ dan barā’.
Dalam perkara ini, Islam mengatur dengan jelas; Tidak diperbolehkan menshalatkan jenazah orang non-Muslim dan tidak boleh mendoakan ampunan dan rahmat bagi mereka yang wafat dalam keadaan tidak beriman kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya:
وَلَا تُصَلِّ عَلٰٓى اَحَدٍ مِّنْهُمْ مَّاتَ اَبَدًا وَّلَا تَقُمْ عَلٰى قَبْرِهٖۗ اِنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَمَاتُوْا وَهُمْ فٰسِقُوْنَ
Terjemahnya: “Dan janganlah kamu (Muhammad) menshalatkan seorang pun yang mati di antara mereka (orang munafik dan kafir), dan janganlah kamu berdiri di atas kuburannya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (QS. At-Taubah/ 9:84).
Bahkan dengan tegas imam al-Nawawi berkata;
الصَّلاَةُ عَلَى الكَافِرِ وَالدُّعَاء لَهُ بِاالْمَغْفِرَةِ : حَرَامٌ بِنَصِّ القُرْآن وَالإِجْمَاع
Artinya: “Menyalati dan mendoakan ampunan bagi non-muslim haram berdasarkan nash Al-Qur’an dan Ijma.” (al-Majmu’ 5/199).
Namun demikian, Islam tetap mengajarkan adab dan akhlak mulia dalam bermasyarakat. Bila ada tetangga, teman kerja, atau kerabat non-Muslim yang meninggal, maka boleh bagi seorang Muslim menyampaikan belasungkawa, sekadar ucapan simpati tanpa disertai doa ampunan, dan tanpa ridha terhadap agamanya. Seperti mengucapkan:
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Semoga keluarganya diberi ketabahan."
Tidak hanya itu, Islam juga melarang untuk mencela jenazah seseorang, baik itu dari kalangan muslim sendiri ataupun jenazah dari kalangan non muslim. diriwayatkan dari ibunda Aisyah radhiallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
لاَ تَسُبُّوا الأَمْوَاتَ، فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا قَدَّمُوا
“Janganlah kalian mencela mayat karena mereka telah menjumpai apa yang telah mereka kerjakan.” (HR. Bukhari no. 1393)
Syaikh Salih al-Utsaimin rahimahullah berkata terkait dalil ini; “Kalimat ini bersifat umum, karena sesungguhnya mereka telah menjumpai apa yang telah mereka kerjakan. Jika mereka adalah orang baik, celaan itu tidaklah mencelakakan mereka. Jika mereka adalah orang jelek (jahat), mereka telah mendapatkan balasannya, sehingga tidak butuh ini dan itu.” (Syarh Mukhtashar ‘ala Buluughul Maram, 4/11).
Adapun hikmah dari larangan menghina atau mencela orang yang sudah meninggal dunia ialah agar tidak menyakiti yang masih hidup, yaitu dari kalangan ahli waris dan kerabatnya yang muslim. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Janganlah kalian menghina mereka yang sudah mati, sehingga kalian menyakiti mereka yang masih hidup.” (HR. Tirmidzi no. 1982).
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Demikian pula dalam hal membantu proses pengurusan jenazahnya, seorang Muslim boleh membantu dalam urusan yang bersifat kemanusiaan, seperti meminjamkan peralatan atau mengangkat jenazah, selama tidak ikut serta dalam ritual keagamaan mereka dan tidak menghadiri tempat-tempat maksiat dalam prosesi tersebut.
Inilah bentuk barā’ seorang Muslim, dan walā’ kepada Allah dan kaum beriman, dengan tetap menjunjung akhlak dan etika Islami. Kita menjaga batasan akidah, namun tetap bersikap bijak dan adil dalam hubungan sosial.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Marilah kita jadikan momen seperti ini untuk memperkuat akidah kita. Jangan sampai karena hubungan pertemanan, hubungan kerja, atau faktor duniawi lainnya, kita terjerumus dalam kelalaian yang merusak keimanan. Sebab iman itu adalah nikmat terbesar yang wajib dijaga sampai ajal menjemput.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيهِمَا مِنَ العِلْمِ وَالْحِكْمَةِ، قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا زَادُ المُتَّقِينَ وَعُدَّةُ الصَّالِحِينَ.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Di hari jumat yang mulia ini, marilah kita memperbanyak salawat dan salam kepada baginda Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Allah dan malaikat juga bersalawat kepada beliau. Dan jangan lupakan doa-doa terbaik untuk saudara-saudara kita di Palestina khususnya Gaza yang sampai saat ini masih mengalami genosida dari biadab Israel.
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Download PDFnya di https://bit.ly/MeluruskanKonsepWalaBara